Isi Artikel |
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Menikmati air mancur di The Dubai Mall
DUBAI, KOMPAS – Annual Investment Meeting 2018 yang merupakan pertemuan global untuk investasi langsung (FDI) di Dubai, Uni Emirat Arab, dimulai pada Senin (9/4/2018). Salah satu pembahasan utama adalah tantangan investasi langsung menyusul kecenderungan proteksionisme di berbagai negara.
Annual Investment Meeting (AIM) 2018 dibuka oleh Vice-President and Prime Minister of the UEA and Ruler of Dubai Shaikh Mohammad Bin Rashid Al Maktoum. Sejumlah menteri dan pejabat dari beberapa negara seperti Indonesia, India, Oman, Korea Selatan, Rusia, Mesir, Italia, Yordania hadir dan berbicara dalam pertemuan ini. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro akan berbicara di forum ini pada Selasa petang mengenai kerja sama pemerintah dan swasta dalam pembangunan proyek infrastruktur.
Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Eko Putro Adidjajanto mengatakan, delegasi Indonesia juga akan bertemu dengan beberapa pejabat dan pebisnis dari beberapa negara. Itu antara lain Chairman Abu Dhabi Global Market Ahmed Ali Al Sayegh, Sekretaris Jenderal UEA International Investor Council Jamal Al Jarwan dan beberapa tokoh lainnya.
”FDI memainkan peranan penting dalam memperkuat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi ekonomi. Negara kami secara terus menerus mengadopsi kebijakan ekonomi yang terbaik untuk menjaga kecepatan tren investasi langsung,” kata Menteri Ekonomi UEA Al Mansouri dalam sambutan pembukaan.
Mansouri mengatakan, forum AIM menjadi jembatan investasi antara negara yang pasarnya berkembang dengan negara-negara maju hingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi global. Secara umum, perkembangan ekonomi menunjukkan tren positif. Namun, investasi langsung mengalami penurunan sekitar 16 persen menjadi 1,52 triliun dollar AS dibanding tahun lalu. ”Acara seperti ini diharapkan menjadi solusi baru bagi peningkatan investasi langsung,” kata Mansouri.
Sementara itu, dalam forum Global Leader Debates, juga muncul kekhawatiran terjadi penurunan investasi langsung karena kecenderungan proteksionisme. Akan tetapi, mereka terus berupaya agar penurunan itu tidak terlalu besar.
”Proteksionisme pasti akan berdampak ke investasi langsung. Akan tetapi, negara yang stabil akan tetap menjadi tujuan investasi langsung. UEA masih yakin investasi langsung akan tetap besar karena kami stabil. Proteksionisme mungkin akan berdampak pada arus barang,” kata Jamal Al Jarwan.
Transformasi
UEA beberapa tahun yang lalu sukses melakukan transformasi di segala bidang seperti pendidikan, infrastuktur, kebudayaan, dan kepemerintahan sehingga saat ini mereka lebih kompetitif sebagai tujuan investasi langsung dibanding negara-negara lain.
Chairman and MD Lulu Group International UEA Yussuff Ali mengatakan, pihaknya yakin ada cara yang bisa diambil bila proteksionisme menjadi kecenderungan. Hanya mereka yang bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang akan lolos. Ia memberi contoh, UEA telah lama melakukan penyesuaian aturan sehingga investor asing nyaman berada di negeri itu.
Head of Government Affairs Khaled Al Rashedi mengatakan, berbagai negara masih bisa meningkatkan investasi langsung dengan membuat kebijakan yang konsisten dan jelas sehingga investor mudah melakukan prediksi. Di luar itu mereka harus berinvestasi di pembangunan sumber daya manusia. Beberapa pembicara juga menyoroti kondisi stabilitas keamanan dan politik di beberapa negara. Mereka juga sepakat bila masalah ini harus dibereskan sebelum mengundang para investor.
|