Isi Artikel |
Hingga tahun 2013, kaum perempuan masih dinilai belum memiliki literasi investasi yang memadai. Hal ini juga didukung oleh hasil riset (Prudential’s Biennial Study on The Financial Experience & Behaviors Among Women) pada 2013 yang menyatakan, sebanyak 63 persen dari perempuan merasa membutuhkan bantuan dalam mengambil keputusan keuangan. Kelompok ini akhirnya membentuk penabung tulen sebanyak 70 persen, dan hanya 30 persen yang berani untuk mengambil risiko untuk berinvestasi.
Hal penting yang ingin saya cermati adalah 31 persen dari kaum perempuan kerap merasa kesulitan untuk mencapai tujuan keuangan karena tidak memiliki sisa penghasilan untuk diinvestasikan, terlebih bagi perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga tanpa penghasilan sendiri secara aktif.
Hal menarik lain, kaum perempuan merasa tidak mengenal dengan baik berbagai produk investasi, apalagi memahami jargon-jargon keuangan yang kerap digaungkan oleh lembaga keuangan. Oleh karena itu, masalah yang timbul adalah kaum perempuan tidak tahu bagaimana menginvestasikan sisa penghasilan dan memilih produk investasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Solusi untuk menyisihkan penghasilan bagi kaum perempuan adalah secara disiplin melakukan debit otomatis dari rekening penerima penghasilan. Proses ini sangat baik dilakukan untuk perempuan yang berprofesi sebagai karyawan. Adapun untuk perempuan pengusaha, saya sarankan untuk segera menyisihkan setidaknya 15 persen dari berapa pun pendapatan yang diperoleh dalam menjalankan usaha. Dampaknya memang membutuhkan komitmen yang lebih tinggi karena tidak dapat dibantu dengan sistem komputer.
Langkah berikutnya adalah menentukan produk investasi yang sesuai bagi kaum perempuan. Secara umum, untuk Kartini modern ada lima jenis produk investasi yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan keuangannya.
Pertama, logam mulia. Perempuan umumnya menyukai emas sebagai sarana investasi, apalagi yang berbentuk perhiasan ataupun berlian. Namun, saya sarankan untuk beralih ke logam mulia karena lebih terstandardisasi untuk kebutuhan investasi. Sepanjang 2017, harga emas mengalami kenaikan sebesar 7,36 persen. Meski demikian, sebaiknya logam mulia tidak dipergunakan untuk investasi jangka pendek karena tetap memiliki risiko fluktuasi harga. Logam mulia dapat dialokasikan untuk dana darurat setelah punya tabungan. Selain itu, logam mulia juga cocok sebagai aset untuk bertahan melawan inflasi.
Kedua, reksa dana. Saya sangat menyukai produk keuangan ini karena berbagai jenis reksa dana dapat dicocokkan dengan tujuan keuangan. Produk reksa dana dijual dengan harga terjangkau, yaitu mulai dari Rp 100.000. Pembelian dapat dilakukan dengan jalur konvensional, yakni bank maupun perusahaan manajemen investasi, atau secara digital. Penyesuaian jenis reksa dana, dari pasar uang hingga berjenis saham, harus dilakukan dengan faktor profil risiko dan jangka waktu investasi.
Ketiga, saham. Investasi pada saham secara langsung sangat cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang, yaitu di atas 10 tahun, karena bisa memberikan potensi imbal balik yang lebih besar. Potensi keuntungan berinvestasi langsung pada saham bisa melebihi rata-rata tingkat inflasi. Sebagai contoh, saham perusahaan Unilever mampu memberikan kenaikan total return sebesar 941 persen selama 10 tahun terakhir. Di periode yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan mengalami kenaikan total 131 persen.
Namun, perlu diperhatikan bahwa berinvestasi di saham memiliki risiko yang tinggi. Untuk itu, Kartini modern harus memahami lebih dahulu dan menyesuaikannya juga dengan profil risiko serta tujuan keuangan. Salah memilih saham bisa mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, bahkan menimbulkan kekhawatiran untuk berinvestasi.
Saya sarankan agar calon investor saham memahami usaha yang dijalankan oleh emitennya. Sebagai contoh, jika suka belanja di supermarket, bisa dipilih saham perusahaan yang menjual produk rumah tangga yang dibeli.
Keempat, memulai start-up atau usaha rintisan. Memulai usaha rintisan juga merupakan salah satu bentuk investasi. Modal awal yang ditempatkan itu merupakan investasi. Bagi Kartini modern, keunggulan memiliki investasi dalam bentuk usaha rintisan adalah memiliki peluang untuk juga mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif. Namun, pahami juga bahwa investasi pada usaha memiliki risiko terbesar dibandingkan investasi yang lain.
Kelima, peminjaman uang antarpihak atau peer to peer lending. Apabila membangun usaha rintisan sendiri dinilai terlalu kompleks, alternatif adalah berinvestasi melalui platform peer to peer alias P2P. Calon investor menempatkan dana dengan harapan mendapatkan imbal hasil lebih besar daripada produk perbankan. Potensi pengembalian dapat bervariasi, tergantung dari usaha atau kegiatan apa yang diberi pendanaan.
Demikian juga dengan durasi waktu investasinya. Risiko investasi pada platform ini tentu saja lebih besar daripada risiko investasi di deposito misalnya.
Demikianlah lima jenis investasi yang dapat dipilih oleh kaum perempuan, berapa pun tingkat penghasilannya. Mari menjadi perempuan yang lebih baik dengan memiliki semboyan ”Aku Bisa dan Aku Mau” untuk berinvestasi demi masa depan lebih sejahtera. Live a Beautiful Life!
|