Isi Artikel |
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan ekosistem inovasi untuk mengimplementasikan revolusi industri keempat membutuhkan keterlibatan serta kolaborasi pemerintah, pelaku industri, dan akademisi. Kementerian Perindustrian berharap melalui sinergi tersebut Indonesia akan menjadi salah satu dari 10 negara ekonomi terkuat dunia pada 2030.
Hal tersebut merupakan tujuan utama dari Making Indonesia 4.0. ”Kemenperin—yang telah ditunjuk oleh Bapak Presiden sebagai leading ministry untuk menyiapkan strategi implementasi industri 4.0—terus bergerak cepat,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara melalui rilis Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, Minggu (22/4/2018).
Terkait hal tersebut, Kemenperin melalui BPPI akan menggelar unjuk bincang dan forum diskusi di Bogor pada Senin (23/4/2018). Kegiatan tersebut mengundang perwakilan kementerian/ lembaga terkait, pemerintah daerah, perusahaan, asosiasi industri, akademisi, serta narasumber dari pakar dan penyedia teknologi.
Pemangku kepentingan teknologi yang diundang antara lain Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Microsoft Indonesia, Schneider Indonesia, Indolakto, Unilever, Chandra Asri, Ecogreen Oleochemical, Sritex, Astra Otoparts, Samsung Indonesia, dan Evercoss. Konsultan global AT Kearney dan McKinsey juga akan berpartisipasi.
”Kesimpulan dan hasil talkshow dan forum diskusi akan menjadi masukan bagi Kemenperin, terutama BPPI, dalam menetapkan arah dan program litbang ke depan untuk menyongsong industri 4.0,” kata Ngakan.
Ngakan mengatakan, pada acara tersebut juga akan ditandatangani nota kesepahaman antara lembaga penelitian dan pengembangan di bawah BPPI Kemenperin dengan beberapa industri. Jalinan kesepahaman dimaksud, antara lain, antara Balai Besar Keramik dengan PT Sigma Mitra Sejati dan PT Antam Tbk.
Selain itu, juga antara Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya dengan PT Hartono Istana Teknologi serta PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia, dan Balai Riset Standardisasi Industri Bandar Lampung dengan PT Tedco Agri Makmur.
Hasil litbang terkait industri 4.0 juga akan dipamerkan dengan menampilkan lima industri prioritas. Sebagai gambaran, lima sektor yang pada tahap awal diprioritaskan dalam implementasi industri 4.0 adalah industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, elektronika, dan otomotif. Balai Besar dan Baristand Industri di bawah BPPI serta Bandung Techno Park juga akan berpartisipasi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia Fajar Budiono mengatakan, dukungan bagi pelaku industri hilir untuk mengakses pameran teknologi termutakhir akan sangat membantu dalam mengarahkan mereka menuju implementasi industri 4.0. ”Apalagi pameran teknologi di industri hilir hampir tiap bulan itu ada, baik di dalam maupun luar negeri,” katanya.
Menurut Fajar, setiap perusahaan memiliki keleluasaan untuk mengadopsi teknologi tertentu sesuai agenda bisnis masing-masing. Penyesuaian teknologi dinilai penting agar perusahaan mampu berdaya saing.
”Kemajuan teknologi berkembang pesat setiap tahun sehingga kalau tetap mempertahankan mesin yang dipakai sejak lima tahun lalu pasti akan banyak tertinggal,” ujar Fajar.
|