Isi Artikel |
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda berfoto bersama juri kompetisi Good Design Indonesia 2018, Senin (23/4/2018), di kantor Kemendag, Jakarta. Melalui kompetisi itu, Kemendag berharap muncul desain-desain produk yang mampu menembus pasar Jepang.
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan berniat meningkatkan ekspansi produk Indonesia ke pasar Jepang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Februari 2018, ekspor produk Indonesia ke Jepang menyusut 8,6 persen menjadi 1,27 miliar dollar Amerika Serikat dibandingkan sebulan sebelumnya.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Ari Satria, Senin (23/4/2018), mengatakan, pelaku usaha di Indonesia belum sepenuhnya memahami pentingnya sentuhan desain pada produk mereka. Padahal, kata Ari, sentuhan desain mampu meningkatkan permintaan ekspor sekaligus memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Ia mencontohkan, kerajinan ukiran asal Jepara belum tentu mendapat respons baik di Jepang. Hal itu karena tren di Jepang adalah produk yang minimalis karena sebagian masyarakat Jepang hidup di apartemen. Artinya, pelaku usaha perlu dibekali informasi memadai mengenai tren desain yang sedang diminati di negara tujuan ekspor.
”Beberapa pelaku usaha menganggap produknya sudah bagus. Padahal, di negara tujuan bisa saja kebutuhannya berbeda,” ujar Ari seusai membuka ajang Good Design Indonesia di kantor Kemendag, Jakarta.
Menurut Ari, sentuhan desain pada produk juga akan berdampak pada peningkatan permintaan dari luar negeri. Ari mengatakan, pembeli di luar negeri cenderung tidak mempermasalahkan harga jika desain produk yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar. Dengan sentuhan desain, permintaan terhadap produk pun bakal terus berdatangan.
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Ari Satria ketika memberikan kata sambutan.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur The Japan External Trade Organization (Jetro) Jakarta Daiki Kasugahara mengungkapkan, persaingan produk di pasar Jepang sangat ketat. Masyarakat Jepang, menurut dia, memperhatikan aspek estetika dan struktur produk.
Lebih dari itu, hal yang selalu diperhatikan konsumen Jepang adalah cerita di balik sebuah desain produk yang dihasilkan. Menurut Daiki, jika produsen atau eksportir di Indonesia mampu menyisipkan kisah di balik sebuah produk, masyarakat Jepang akan sangat menghargainya.
”Cerita-cerita seperti itu sangat dihargai di Jepang. Mereka ingin tahu keringat dan air mata di balik sebuah desain produk,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda mengatakan, Kemendag mempunyai program Jasa Pendampingan Desainer.
Pada program tersebut, para desainer yang tergabung di Indonesia Design Development Center (IIDC) bertugas ke sejumlah daerah untuk mendampingi pelaku usaha selama tiga hingga enam bulan. Untuk di Jakarta, di kantor IIDC, Jakarta Pusat, terdapat para desainer yang siap memberikan konsultasi secara cuma-cuma kepada pelaku usaha.
Adapun pelaku usaha yang mereka memberikan konsultasi antara lain bergerak di bidang tekstil, peralatan rumah tangga, dan dekorasi rumah. Materi yang diajarkan terkait cara melakukan kegiatan ekspor dan informasi kebutuhan pasar negara-negara tujuan.
|