Lima DAS di Jayapura Kritis Pemulihan lima daerah aliran sungai yang kritis di Jayapura, Papua, mendesak dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana banjir. JAYAPURA, KOMPAS — Aktivis lingkungan dan peneliti dari Universitas Cenderawasih me- nemukan lima daerah aliran su- ngai atau DAS di Kota Jayapura dalam kondisi kritis. Lima DAS itu meliputi Sungai Kampwol- ker, Siborgonyi, Acai, Entrop, dan Anafre. Pemulihan lima DAS itu mendesak dilakukan untuk mencegah bencana ban- jir terulang di masa depan. Koordinator Pusat Pengem- bangan Infrastruktur dan In- formasi Geospasial Universitas Cenderawasih Prihananto Seti- adji mengatakan, dari hasil pan- tauan di lapangan ditemukan lima DAS dengan kondisi se- makin sempit dan terjadi pen- dangkalan akibat timbunan se- dimen lumpur. Rumah warga, peternakan, dan tempat usaha juga banyak dibangun di ban- taran sungai, dengan jarak 1-2 meter dari pinggir sungai. ”Kami menemukan keda- laman di salah satu DAS, seperti Siborgonyi, turun dari 5 meter menjadi 3 meter. Sementara le- bar di DAS Entrop dan Acai turun dari 6 meter menjadi 3 meter. Kondisi ini yang memicu banjir di sejumlah lokasi di Kota Jayapura pada 7 Januari lalu,” kata Prihananto di Jayapura, Selasa (11/1/2022). Menurut Prihananto, dibu- tuhkan upaya pemulihan lima DAS sebagai upaya mitigasi banjir yang melanda Kota Ja- yapura beberapa tahun tera- khir. Salah satu caranya adalah membersihkan bantaran sungai dengan jarak minimal 50 me- ter. ”Idealnya di sebuah DAS ter- dapat bantaran banjir yang ber- arti lebar titik batas muka air normal sungai dengan titik ba- tas pada saat banjir. Sayangnya, tidak ada lagi bantaran banjir di lima DAS karena tertutupi ba- ngunan warga,” tuturnya. Ia berharap ada upaya tegas dari pemerintah daerah setem- pat untuk memulihkan lima DAS secara komprehensif. Se- bab, upaya pemulihan lima DAS selama ini masih bersifat par- sial, seperti pengerukan dan pembersihan sampah di su- ngai. ”Diperlukan keterlibatan to- koh masyarakat untuk meng- imbau warga tidak lagi membu- ang sampah ke sungai. Diper- lukan juga upaya penegakan hukum bagi warga yang me- nyebabkan kerusakan ling- kungan di DAS,” katanya. Yehuda Hamokwarong, salah satu pegiat isu lingkungan di Jayapura, mengungkapkan, pi- haknya menemukan terjadi pendangkalan di lima DAS ini karena adanya perambahan hu- tan di hulu sungai. Kondisi itu memicu hilangnya daerah re- sapan air dan mudah terjadi longsor saat hujan deras. ”Terjadi tanah longsor di hu- lu sungai secara terus-menerus. Lumpur yang dibawa arus su- ngai memicu terjadinya pen- dangkalan. Misalnya, kedalam- an Sungai Anafre yang turun dari 4 meter hingga 2 meter saja,” kata Yehuda. Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Nimbrot Rumaropen mengatakan, pihaknya semen- tara menangani upaya pemulih- an tiga DAS yang berada di lokasi padat penduduk. Ketiga lokasi ini adalah Siborgonyi, Entrop, dan Acai. ”Kami menemukan banyak sampah plastik dan barang elektronik di tiga lokasi ini. Tim kami juga mengeruk tiga DAS yang terjadi pendangkalan sedi- men lumpur dengan kedalaman mencapai 2 meter,” kata Nim- brot. Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Satu menambahkan, tim Balai Wilayah Sungai Papua telah diterjunkan ke tiga DAS, yakni di Sungai Acai, Borgonji, dan Entrop. Tim akan mende- sain rencana tata ruang wilayah (RTRW) berupa pelebaran dan pengalihan arus air ditiga lokasi tersebut. ”Dengan adanya desain dari tim Balai Sungai Papua untuk menormalisasi daerah aliran. Selama ini banyak warga yang membangun rumah di bantaran sungai walau tidak mendapat- kan izin dari Pemkot Jayapura,” ungkapnya. Seperti diberitakan sebelum- nya, banjir melanda sebagian Kota Jayapura sejak Jumat (7/1). Sekitar 9.240 warga ter- dampak banjir. Hingga Selasa (11/1), banjir berangsur surut setelah dua hari terakhir tidak turun hujan. Ratusan warga masih mengungsi karena lum- pur masih menumpuk di rumah mereka. Pemerintah Kota Jaya- pura menyediakan tiga posko dapur umum untuk membantu menyuplai makanan siap saji bagi warga. Mitigasi di Surabaya Sementara itu, bencana ban- jir akibat jaringan saluran air dan sungai yang kurang mema- dai masih berpotensi terjadi di Surabaya, JawaTimur.Wali Ko- ta Surabaya Eri Cahyadi dalam pertemuan dengan Forum Ko- munikasi Daerah Kompas Gra- media Surabaya, di Kantor Ha- rian Kompas di Surabaya, ke- marin, menyampaikan permo- honan maaf kepada publik ka- rena banjir sempat terjadi pada Jumat (7/1). Banjir terjadi setelah ibu kota Jatim ini diguyur hujan deras dan diterpa angin kencang. Selain banjir, ada pula pohon tumbang atau dahan yang jatuh sehingga terjadi kema- cetan. Jumat petang itu, banjir, an- tara lain, terjadi di Jalan Basuki Rachmat, Panglima Sudirman, dan Sono Kembang di pusat kota. Selain itu, di Jalan Dhar- mawangsa dan Ngagel Madya di timur pusat kota serta Jalan Ketintang di kawasan selatan. Banjir di pusat kota menjadi catatan karena beberapa tahun terakhir tidak terjadi. ”Saya minta maaf ternyata ada utilitas yang menghambat sehingga harus ditata. Saya akan benahi dan selesai tahun ini sehingga di tahun depan tidak banjir meski hujan deras,” kata Eri, didampingi Kepala Di- nas Kominfo Surabaya Muha- mad Fikser. Menurut dia, penanganan banjir dilakukan secara kom- prehensif dari hulu ke hilir, ter- masuk keterkaitan dalam sis- tem atau jaringan saluran, su- ngai, dan keandalan pom- pa-pompa air. Secara terpisah, Kepala Di- nas Sumber Daya Air dan Bina Marga Surabaya Lilik Arijanto mengatakan, peristiwa pada Jumat petang itu menyadarkan Pemkot bahwa ancaman banjir masih nyata. Petugas pun me- nelusuri masalah banjir di suatu lokasi dari hulu ke hilir. ”Kami bagi petugas menjadi beberapa tim untuk menelusuri sekaligus menangani masalah- nya dari hulu ke hilir di setiap lokasi banjir,” katanya. Ketika menemukan saluran yang tersumbat sampah dan mendangkal karena tebalnya endapan, tim segera mengang- kat sampah dan mengeruk sedi- mentasi. Dari sana ditemukan masalah baru, yakni keberada- an utilitas atau pipa-pipa yang menghambat, bahkan meng- hentikan aliran. Utilitas harus ditata dan penataan melibatkan instansi pemasang utilitas, an- tara lain PDAM, PLN, penyedia jaringan telekomunikasi, dan pengelola gedung-gedung. Program pengerukan diarah- kan ke lokasi yang Jumat lalu banjir. Misalnya, di simpang sa- luran Jalan Panglima Sudir- man, Taman AIS Nasution, dan Embong Sawo.Pengerukanjuga dilakukan di sudetan saluran air serta pelebaran inlet menuju Rumah Pompa Grahadi. Untuk pusat kota, jaringan saluran air akan dibagi untuk pengaliran air. Aliran dari sisi timur dihubungkan langsung ke Kalimas. Adapun aliran di sisi barat dilewatkan Rumah Pom- pa Grahadi ke Kalimas dengan bukaan pintu yang lebih besar. (FLO/BRO/ETA)