Pengembangan Agromaritim Optimalkan Potensi Pertanian dan Kelautan Nasional

Besarnya potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia harus dioptimalkan dengan mengembangkan agromaritim berbasis inovasi dan teknologi.

Oleh
PRADIPTA PANDU
1 September 2021 17:55 WIB·3 menit baca
 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Ikan tongkol ditata di atas bak truk setelah mendarat di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakata Utara, untuk kemudian disimpan ke gudang berpendingin, Rabu (11/8/2021). Ikan tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan di perairan sekitar Pulau Kalimantan.

JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan inovasi di bidang pangan, kesehatan, dan kebutuhan lain sangat diperlukan dalam menghadapi perubahan zaman. Besarnya potensi pertanian, perikanan, dan kelautan di Indonesia juga harus dioptimalkan dengan mengembangkan agromaritim berbasis inovasi dan teknologi.

Ini mengemuka dalam acara Dies Natalis Ke-58 IPB University, Rabu (1/9/2021). Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan sambutan secara daring.

”Seluruh pihak perlu terus mengembangkan dan melakukan inovasi dalam pengembangan teknologi produksi maupun sistem distribusi. Untuk itu, saya mengajak seluruh civitas akademika IPB menjadikan IPB sebagai kampus pelopor inovasi dan menciptakan ruang yang makin nyaman bagi pemikiran dan karya inovatif,” ujarnya.

Presiden menyatakan, seluruh civitas akademiki IPB University juga perlu terus menemukan inovasi yang memberikan solusi cerdas bagi masyarakat khususnya peningkatan kesejahteraan petani. Di sisi lain, perlu juga memperkuat hilirisasi riset dan inovasi dengan membangun jalinan yang kuat bersama dunia industri.

Indonesia memiliki masa depan pada pengembangan ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki banyak potensi di sektor pangan yang belum dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, Indonesia perlu lebih banyak inovasi untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, substitusi impor, daya saing produk pangan, obat herbal, buah-buahan, dan potensi agromaritim lainnya.

 

KOMPAS

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato peringatan Dies Natalis Ke-58 IPB University secara daring, Rabu (1/9/2021).

Presiden mengapresiasi komitmen IPB yang sudah mengarahkan riset dan pengembangan agromaritim sebagai langkah besar yang sangat strategis. Sebab, Indonesia memiliki masa depan pada pengembangan ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan. Indonesia juga memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar, tetapi belum dioptimalkan.

”Indonesia baru mengisi 3 persen dari pasar ikan dunia yang nilainya sudah mencapai 162 miliar dollar AS. Dengan potensi yang sangat ini, kita harus fokus mengembangkan agromaritim berbasis inovasi dan teknologi. Kita harus mempercepat agromaritim 4.0 dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial, pembelajaran mesin, teknologi robotik, dan otomatisasi,” tuturnya.

Rektor IPB University Arif Satria menyatakan, adanya berbagai disrupsi memunculkan ekonomi normal baru. Karakteristik ekonomi normal baru ini, antara lain, menjadikan agromaritim sebagai fokus pembangunan berkelanjutan, desa sebagai pusat pertumbuhan baru, ekonomi digital untuk meningkatkan efisiensi, dan ekonomi hijau atau biru untuk meningkatkan nilai tambah.

Baca juga: Sedia Pangan Darurat Sebelum Bencana

Menurut Arif, agromaritim perlu menjadi fokus pembangunan berkelanjutan karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang harus dikelola dengan baik. Hal ini juga tidak terlepas dari tuntunan kemandirian pangan global yang semakin meningkat dan tumbuhnya sektor berbasis biodiversitas selama pandemi.

 

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Ikan dicuci setelah dibeli dari perahu nelayan yang mendarat di Pantai Oesapa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (18/8/2021). Ikan itu nantinya akan dijual.

”Agromaritim merupakan leading sektor ekonomi Indonesia seperti di sebagian besar Sumatera, Kalimantan, seluruh Sulawesi, Maluku, NTT, dan NTB. Pengembangan produk domestik bruto di semua daerah tersebut didominasi oleh bidang pertanian. Selama pandemi, seluruh masyarakat juga kembali ke pertanian melalui sistem pangan berbasis komunitas dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan inovasi lain,” ucapnya.

Selain itu, agromaritim juga perlu dikembangkan karena tren dunia saat ini yang mengarah ke penguatan ekonomi biru. Sebab, kelautan merupakan sektor yang prospektif dan menjadi sumber investasi dan produk baru untuk pangan, energi, biomaterial, maupun upaya adaptasi serta mitigasi perubahan iklim.

Inovasi IPB

Dalam menjawab tantangan agromaritim 4.0, kata Arif, IPB telah mengembangkan inovasi di bidang pertanian modern (smart farming) dan manajemen lingkungan. Peneliti IPB mengembangkan sawah 4.0 yang mampu mendeteksi sistem produksi padi sehingga bisa melahirkan perhitungan panen yang lebih presisi.

IPB juga mengembangkan inovasi SMART Integrated Pest Management untuk mendeteksi hama tanaman secara cepat. Inovasi ini memiliki keunggulan, yakni telah terhubung dengan internet (Internet of Things/IoT) untuk pemantauan penyakit tanaman.

https://assetd.kompas.id/f-xLPdxKcbfoD0_pw_C-EvQ0u4I=/1024x1901/https://kompas.id/wp-content/uploads/2021/08/20210822-HKT-eFAD-mumed-01_1629643633.jpg

Pada bidang kehutanan, IPB mengembangkan sistem pintar pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bernama fire risk sytem (FRS). Sistem ini menyediakan informasi tingkat kerentanan dan prakiraan risiko karhutla enam bulan ke depan dengan resolusi 1 x 1 kilometer di tingkat desa.

Selain itu, IPB juga telah mengembangkan inovasi di bidang peternakan hingga perikanan dan kelautan. Inovasi tersebut, antara lain, aplikasi respons cepat untuk pakan ternak, TREKfish, Nusantara ARFI, sea surface drone, rumpon portabel, dan sea farming.

Baca juga: TREKfish Bantu Penelusuran Jejak Penangkapan Ikan