Permintaan ikan diprediksi meningkat selama Ramadhan dan Lebaran atau kurun April-Mei 2021. Ketersediaan ikan dinilai mencukupi kebutuhan selama periode itu. Pemerintah mendorong pemasaran secara daring dan luring.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pekerja harian membongkar ikan dari lambung kapal nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta Utara, Selasa (28/4/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan penyedia layanan e-dagang guna memastikan suplai ikan memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Jalur pemasaran daring dan luring dimanfaatkan untuk mengoptimalkan distribusi.
Berdasarkan analisis data tahun 2020 dan prognosa 2021, Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan kebutuhan ikan selama April-Mei 2021 mencapai 2.522.500 ton. Adapun ketersediaan ikan diperkirakan mencapai 2.696.000 ton.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (PSDKP-KKP) Artati Widiarti, Selasa (13/4/2021), menyatakan, pemasaran ikan didorong secara daring dan luring. Pemasaran daring antara lain ditempuh dengan memanfaatkan aplikasi #PasarlautIndonesia serta bekerja sama dengan layanan e-dagang.
Pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa platform pemasaran digital, seperti Tanihub, Aruna, Gojek, dan Grab. Pemasaran digital diharapkan memperluas pemasaran produk perikanan yang dihasilkan unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hingga Desember 2020, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menjaring 345 UMKM unggulan dari 1.355 UMKM yang tergabung dalam Pasar Laut Indonesia. UMKM itu akan difasilitasi melalui beberapa platform pemasaran daring.
KOMPAS/BM LUKITA GRAHADYARINI
Tabel kebutuhan dan prognosa ikan selama Ramadhan dan Lebaran 2021.
Baca Juga: Industri Makanan Minuman Yakin Tumbuh
Aruna memprediksi permintaan produk perikanan laut selama Ramadhan akan meningkat 5-10 persen untuk pasar domestik.
Sementara itu, pemasaran ikan secara luring didorong melalui pasar tradisional, pasar ikan modern, atau tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan.
Secara terpisah, Co-Founder dan General Director Aruna Utari Octavianty mengemukakan, konsumsi ikan dalam negeri melonjak di masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Aruna yang semula fokus ke pasar ekspor mulai menggarap pasar lokal. Pihaknya memprediksi permintaan produk perikanan laut selama Ramadhan akan meningkat 5-10 persen untuk pasar domestik.
Permintaan produk ikan laut dan ikan olahan siap masak (ready to cook) diperkirakan meningkat saat puasa hingga Lebaran. Produk yang diminati antara lain ikan kembung, tongkol, lobster, serta produk udang kupas, cumi yang sudah dipotong, dan tuna siap masak.
Pihaknya memastikan stok ikan hasil tangkapan dari mitra-mitra nelayan mencukupi untuk didistribusikan ke berbagai kanal di pasar domestik, baik pemasaran digital, pasar modern, ataupun pasokan ke hotel, restoran, dan katering (horeka).
Di bidang logistik, pihaknya menjajaki kerja sama penggunaan gudang pendingin milik KKP untuk membantu rantai distribusi produk nelayan secara lebih luas. ”Harapan kami, kerja sama gudang pendingin bisa teralisasi di Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata Utari.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Aktivitas di TPI Larantuka, Flores Timur, NTT, Kamis (3/8). Ikan layang dijual Rp 20.000 per enam ekor atau Rp 520.000 per baskom.
Baca Juga: Tren Pertumbuhan Industri Makanan Minuman Berlanjut
Utari menambahkan, pihaknya tengah melakukan seleksi untuk beberapa UMKM binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan agar produknya dapat dipasarkan secara lebih luas. Pengecekan antara lain melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan serta perizinan pangan industri rumah tangga (PIRT).
Direktur Logistik Ditjen PDSPKP Innes Rahmania mengemukakan, permintaan ikan diprediksi meningkat di pekan pertama Ramadhan dan stabil kembali di minggu kedua hingga jelang Lebaran. ”Tujuh hari setelah Lebaran, permintaan ikan diprediksi naik lagi untuk kebutuhan hotel, restoran, katering dan oleh-oleh,” kata Innes.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, beberapa waktu lalu, menyatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyusun sejumlah strategi untuk menjaga pasokan tetap aman, serta mengantisipasi tingginya harga ikan selama Ramadhan dan Lebaran 2021.
Strategi tersebut di antaranya peningkatan produksi perikanan budidaya, memberikan fasilitas gudang pendingin (cold storage) dan kendaraan pendingin, serta pengembangan koridor logistik ikan. Selain itu, diimplementasikan pula sistem resi gudang komoditas ikan serta menggelar bazar atau pasar ikan murah secara daring dan luring bekerja sama dengan instansi terkait.