Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku menyiapkan sumber daya manusia untuk memperkuat Maluku sebagai lumbung ikan nasional.
ARSIP SUPM WAIHERU AMBON
Kegiatan praktik siswa program keahlian nautika di atas kapal penangkap ikan di wilayah Maluku dan Maluku Utara.
AMBON, KOMPAS — Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung Maluku sebagai lumbung ikan nasional. Lembaga tersebut akan menyiapkan lulusan untuk mendampingi desa-desa nelayan, bekerja di industri perikanan, hingga membangun usaha sendiri yang bergerak di bidang usaha perikanan.
Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku yang baru terbentuk pada 2019 itu kini memiliki 188 taruna. Poltek tersebut merupakan metamorfosis dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru yang berdiri tahun 1986. SUPM kini tersisa satu angkatan dengan jumlah siswa 175 orang. Selanjutnya, Poltek menggunakan semua fasilitas yang sebelumnya digunakan SUPM.
Perubahan status SUPM menjadi politeknik didorong oleh pencapaian lembaga tersebut. SUPM Waiheru merupakan SUPM terbaik dari sembilan SUPM di Indonesia. Siswa SUPM berasal dari hampir semua wilayah di Indonesia. Para siswa kebanyakan berasal dari keluarga yang menggantungkan hidup dari sektor perikanan.
Achmad Jais Ely, Kepala SUPM Waiheru sekaligus Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku, Senin (14/9/2020), menuturkan, peningkatan status lembaga tersebut secara otomatis membuka semakin luas cakupan program. Terdapat tiga bidang yang tersedia, yakni perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengolahan hasil perikanan.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Achmad Jais Ely, Kepala SUPM Waiheru Ambon sekaligus Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku
”Kami akan mengerahkan segala sumber daya yang kami miliki untuk mendukung Maluku sebagai lumbung ikan nasional. Ini menjadi tanggung jawab kami sebagai institusi pendidikan. Lembaga ini sudah terbukti menghasilkan lulusan yang tersebar tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di banyak negara di dunia,” ujarnya.
Menurut Jais, sejak semester pertama, setiap taruna dilatih untuk menjadi wirausaha, bergantung bidang keahlian yang dipilih. Mereka yang terbentuk dalam kelompok diberi suntikan dana untuk membangun usaha yang mereka kelola sendiri, baik penangkapan, budidaya, maupun pengolahan.
Baca juga : Meneropong Arah Lumbung Ikan Nasional Maluku
Para taruna juga diterjunkan ke desa-desa pesisir guna memberikan pendampingan bagi para nelayan. Titik tekan pendampingan adalah penanganan hasil tangkap. Banyak hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan kualitas karena tidak ditangani secara tepat. Hasilnya, harga hasil tangkapan lebih murah dari semestinya.
Lebih dari 30 tahun terakhir, lembaga tersebut sudah menghasilkan 2.954 alumni. Sebanyak 64 persen terserap di dunia industri dan usaha serta 15 persen berwirausaha. Banyak dari mereka kini bekerja sebagai nelayan di kapal ikan asing dan sukses membangun ekonomi keluarga. ”Lulusan nanti akan kami arahkan untuk memperkuat lumbung ikan nasional di Maluku,” ujarnya.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Tempat pendaratan ikan Desa Eri, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, Kamis (30/7/2020) pagi.
Dalam diskusi bertajuk ”Arah Baru Lumbung Ikan Nasional” yang digelar secara virtual pada Sabtu (12/9/2020), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Abdul Haris mengajak semua pihak untuk bersama mendukung tercapainya lumbung ikan nasional. Lembaga pendidikan mengambil peran penting dalam menghasilkan sumber daya manusia.
Dari sekitar 115.000 rumah tangga nelayan di Maluku, sebagian besar masih tradisional dalam hal penangkapan dan pengolahan hasil perikanan. Di sini peran lembaga pendidikan sangat diperlukan. Di Maluku terdapat banyak lembaga pendidikan yang fokus pada sektor kelautan dan perikanan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan akhirnya menetapkan Provinsi Maluku sebagai lumbung ikan nasional. Penetapan itu menjawab perjuangan pemerintah daerah dan masyarakat Maluku selama 10 tahun terakhir. Kini, sejumlah program pembangunan perikanan skala nasional akan diarahkan ke Maluku.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo secara tegas menyatakan hal itu di hadapan para nelayaan dan pejabat daerah Maluku dalam kunjungannya di Ambon pada Minggu (30/8/2020). Edhy datang memboyong semua pejabat direktur jenderal di kementerian tersebut.
”Pemerintah pusat di bawah pimpinan Bapak Presiden Joko Widodo ingin menuntaskan utang-utang pemerintah pusat dengan Provinsi Maluku. Kami tidak ingin lumbung ikan nasional hanya sekadar simbol, tapi kami langsung mengimplementasikan lumbung ikan nasional ini menjadi kenyataan,” kata Edhy disambut tepuk tangan.