Kompas 10-01-2022, hal. 4

CATATAN AWAL PEKAN
China Perkuat Kuku
di Samudra Hindia
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengakhiri per-
jalanan di lima negara pesisir di Samudra Hindia,
Minggu (9/1/2022). Ini dimulai dari Eritrea, salah
satu negara paling tertutup di dunia di pesisir Laut Merah
yang strategis, Selasa (4/1/2022). Eritrea baru-baru ini telah
bergabung dalam strategi pembangunan global China, Pra-
karsa Sabuk dan Jalan.
Dari Eritrea, Wang bertolak ke Kenya. Ia tiba di Mom-
basa, pelabuhan terbesar dan tertua di Tanduk Afrika, Rabu
(5/1) malam. Kenya adalah ekonomi terbesar di Afrika Ti-
mur dengan Mombasa sebagai pusat perdagangan Samudra
Hindia yang bersejarah. China mengembangkan kehadiran-
nya di Kenya dengan mendanai pembangunan jalur kereta
api dari Mombasa mulai 2017 dan juga pelabuhan laut di
kota itu.
Wang lalu bertolak ke negara kepulauan Komoro di Sa-
mudra Hindia barat, lepas pantai Afrika Timur. Berlokasi di
ujung utara Selat Mozambik, jalur pelayaran strategis yang
memisahkan bagian selatan Afrika dan Madagaskar, Komoro
menjadi target baru China memperkuat kukunya di Afrika
Timur dan Samudra Hindia.
Wang juga mengunjungi Maladewa dan Sri Lanka, Sabtu
dan Minggu (8-9/1). Kunjungan Wang ke dua negara yang
secara geografis merupakan tetangga terdekat New Delhi itu,
menurut Foreign Policy, untuk menantang klaim pengaruh
India, sekutu dekat AS, atas perairan Asia Selatan yang
merupakan halaman belakang maritim India di Samudra
Hindia.
Langkah Wang mengunjungi Maladewa dan Sri Lanka
menunjukkan perspektif terintegrasi Beijing tentang ne-
gara-negara pulau di Samudra Hindia tengah dan barat.
India juga mulai melihat pulau-pulau di Samudra Hindia
sebagai bagian dari lingkungan maritimnya yang luas.
Ketika Maladewa, bagian dari sistem pertahanan Kerajaan
Inggris dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad
ke-20, memperoleh kemerdekaan pada 1965, negara itu
menjalin hubungan dekat dengan India. Namun, saat China
mengalihkan pandangan strategisnya ke Samudra Hindia
pada awal abad ke-21, Abdulla Yameen yang terpilih sebagai
Presiden Maladewa pada 2013 memutuskan kebijakan tra-
disional persahabatannya dengan India.
Beijing telah mengamati negara-negara pulau yang ter-
sebar di jalur laut dan jalur komunikasi ke Afrika di Sa-
mudra Hindia bagian barat, yakni Seychelles, Komoro, Ma-
uritius, dan Madagaskar. Tidak ketinggalan juga dengan
Maladewa dan Sri Lanka yang berada dalam satu rentang
dari tengah ke utara samudra itu dan sekaligus menjadi
halaman belakang paling penting bagi India.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkat-
kan keterlibatannya dengan negara-negara kepulauan itu. Di
masa depan, mungkin negara-negara itu penting bagi ke-
hadiran armada Angkatan Laut China di Samudra Hindia.
Jika fokus masa lalu Washington dan London di kawasan
adalah kontraterorisme, mereka kini mulai melirik Afrika
Timur dan Samudra Hindia sebagai bagian penting dari
upaya menyaingi Beijing di Indo-Pasifik. Namun, China
telah melangkah lebih maju. (PASCAL S BIN SAJU)