BUMN Garap
Ekosistem Kopi
Sejumlah badan usaha negara, swasta, dan petani akan
terlibat dalam proyek membangun ekosistem kopi
Indonesia. Pengembangan ekosistem dinilai penting
karena 90 persen pasokan kopi berasal dari petani.
JAKARTA, KOMPAS — Kemente-
rian Badan Usaha Milik Nega-
ra meluncurkan Project Ma-
nagement Office atau PMO
Kopi Nusantara. Pembangun-
an proyek percontohan eko-
sistem kopi dari hulu hingga
hilir ini diharapkan mampu
menopang ekspor, bisnis do-
mestik, dan kesejahteraan pe-
tani kopi.
PMO Kopi Nusantara me-
rupakan ekosistem kopi yang
terdiri dari sejumlah perusa-
haan badan usaha milik nega-
ra (BUMN), perusahaan swas-
ta, asosiasi kopi dan petani
kopi, serta lembaga penelitian
dan pengembangan.
BUMN yang terlibat dalam
PMO ini adalah Holding Per-
kebunan Nusantara atau
PTPN III (Persero), PT Per-
hutani (Persero), PT Pupuk
Indonesia (Persero), PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk, dan PT Rajawali Nu-
santara Indonesia (Persero)
selaku induk Holding BUMN
Pangan atau ID Food.
Sementara untuk perusa-
haan swasta, ada Mayora, Dua
Coffee, Common Ground, dan
Stella. Sementara asosiasi
yang terlibat adalah Sustai-
nable Coffee Platform of In-
donesia (SCOPI) dan Speci-
alty Coffee Association of In-
donesia. Adapun lembaga ri-
setnya adalah Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia,
serta R&D BUMN.
PMO Kopi Nusantara di-
luncurkan secara hibrida oleh
Menteri BUMN Erick Thohir
di
Lampung, Minggu
(30/1/2022).PeluncuranPMO
itu juga dibarengi dengan pe-
lepasan ekspor perdana kopi
PT Perusahaan Perdagangan
Indonesia (Persero) atau PPI
ke Mesir. Kopi yang diekspor
itu mencapai 120 ton.
Menurut Erick, PMO Kopi
Nusantara merupakan proyek
percontohan BUMN untuk
membangun ekosistem kopi
Indonesia dari hulu hingga hi-
lir. Ekosistem ini penting lan-
taran sekitar 90 persen pa-
sokan kopi Indonesia berasal
dari petani.
Hal itu berbeda dengan ke-
lapa sawit yang didominasi
perusahaan, yaitu sekitar 60
persen, sedangkan petani 40
persen. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kesejahteraan
petani kopi serta memacu bis-
nis kopi domestik dan bahkan
ekspor, pada PMO Kopi Nu-
santara juga akan digulirkan
program Makmur.
”Melalui program Makmur,
petani bisa mendapatkan mo-
dal kerja, bibit unggul, dan
pupuk tepat waktu, pendam-
pingan untuk meningkatkan
kualitas kopi, dan kepastian
pasar. Jika gagal panen, petani
juga akan mendapatkan ja-
minan asuransi,” ujarnya.
Ketersediaan pasar kopi ba-
gi petani dinilai sangat diper-
lukan. Sejumlah perusahaan
BUMN dan swasta dalam
PMO Kopi Nusantara akan
menjamin serapannya dengan
menjadi off taker atau pembe-
li. Agar dapat menembus pa-
sar ekspor, PT PPI akan be-
kerja sama dengan Kemen-
terian Perdagangan dan Ke-
menterian Luar Negeri.
Kesejahteraan petani
Ketua PMO Kopi Nusan-
tara Dwi Sutoro menuturkan,
PMO diharapkan dapat mem-
perbaiki rantai pasok perda-
gangan kopi di Indonesia dari
hulu ke hilir. Sasaran utama-
nya adalah menyejahterakan
petani kopi dan memperkuat
ekosistem kopi Nusantara.
Pada tahun ini, proyek per-
contohan PMO akan dimulai
di enam lokasi, yaitu Lam-
pung, dua daerah di Jawa Ti-
mur, dua daerah di Jawa Ba-
rat, dan di Sumatera Utara. Di
JawaTimur, program tersebut
akan dijalankan oleh petani
kopi arabika Ijen. ”Sementara
di Jawa Barat, Perhutani akan
menyediakan lahan untuk bu-
didaya kopi,” katanya.
Direktur Utama PT PPI Ni-
na Sulistyowati mengatakan,
PT PPI sebagai bagian dari ID
Food berkomitmen memfasi-
litasi kopi petani agar bisa
menembus pasar ekspor. Ta-
hun ini, PPI telah menda-
patkan kontrak kopi sebanyak
3.000 ton.
Kopi-kopi itu berasal dari
petani di sejumlah daerah di
Sumatera, antara lain Lam-
pung, Jambi, dan Bengkulu.
Ekspor kopi tersebut akan di-
kirim secara bertahap. ”Pada
tahap perdana ini, kamimeng-
ekspor enam kontainer berisi
120 ton kopi robusta ke Me-
sir,” ujarnya.
Duta Besar RI untuk Mesir
Lutfi Rauf yang hadir secara
virtual dalam acara pelepasan
ekspor itu menyatakan, pe-
luang ekspor kopi Indonesia
ke Mesir sangat besar karena
tingkat konsumsi kopi pendu-
duknya terus meningkat. Pada
tahun 2022, konsumsi kopi di
Mesir diperkirakan 65.000
ton.
Ekspor kopi Indonesia ke
Mesir juga terus meningkat.
Pada Januari-November 2021,
nilai ekspornya mencapai 80,2
juta dollar AS, meningkat
hampir 58 persen dibanding-
kan periode sama tahun 2020
yang 50,2 juta dollar AS. ”Pe-
saing utama Indonesia di Me-
sir (soal ekspor kopi) adalah
Brasil, Vietnam, dan Kolom-
bia. Namun, saatini Indonesia
unggul di komoditas biji kopi,”
katanya.
Rauf berharap para pelaku
kopi di Indonesia terus men-
jaga dan meningkatkan ku-
alitas kopi,terutama ditingkat
petani, serta membangun ke-
mitraan bisnis berkelanjutan
dengan pembeli dari luar ne-
geri.
Selain itu, Indonesia perlu
memperkuat komoditas spe-
ciality coffee atau kopi yang
mempunyai kualitas bagus,
baik rasa maupun aroma, de-
ngan standar ukur cupping
test dan diproses dengan ke-
tentuan khusus. (HEN)