Daerah Mitigasi Risiko Puncak Musim Hujan
BMKG memperkirakan puncak musim hujan berlangsung hingga Februari mendatang.
Pemerintah daerah perlu lebih siaga mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologis.
SEMARANG, KOMPAS — Risiko
banjir rob dan tanah longsor
menjadi dua bencana alam yang
perlu dimitigasi selama puncak
musim hujan di Jawa Tengah.
Masyarakat di daerah rawan
bencana perlu lebih siaga saat
hujan turun dan selalu menjaga
kebersihan saluran air untuk
mencegah banjir.
Badan Meteorologi, Klima-
tologi, dan Geofisika (BMKG)
Semarang memperkirakan, hu-
jan sedang hingga lebat masih
akan terus mengguyur sejum-
lah wilayah di Jateng hingga
dua hari ke depan. Masyarakat
di daerah rawan longsor, seperti
di Bumiayu, Brebes; Moga, Pe-
malang, dan Bumijawa, Tegal;
Loano, Purworejo; Purwantoro,
Wonogiri; Selo, Boyolali; Ka-
loran, Temanggung; serta Kali-
bening, Banjarnegara, diminta
waspada.
Selain longsor, masyarakat di
pesisir pantai utara Jateng juga
diminta mewaspadai potensi
banjir rob pada Jumat-Sabtu
(21-22/1/2022). Hal itu terjadi
seiring fenomena fase bulan
purnama.
”Masyarakat kami imbau se-
lalu waspada untuk menganti-
sipasi dampak dari banjir pe-
sisir. Banjir pesisir ini juga
mengganggu transportasi di se-
kitar pelabuhan dan pesisir,
mengganggu aktivitas petani
garam dan perikanan darat, ser-
ta kegiatan bongkar muat di
pelabuhan,” ujar Sediyanto,
prakirawan cuaca dari Stasiun
Meteorologi Maritim Tanjung
Emas Semarang, dalam kete-
rangannya, Jumat.
Harapan agar masyarakat
mewaspadai banjir dan rob juga
disampaikan oleh Badan Pe-
nanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Pekalongan. Se-
bab, pada Rabu (19/1), sejumlah
daerah di Kecamatan Pekalong-
an Utara dan Pekalongan Barat
dilanda banjir dengan keting-
gian mencapai 60 sentimeter.
Akibatnya, sedikitnya 100 orang
mengungsi.
Menurut Kepala SeksiPence-
gahan dan Kesiapsiagaan Ben-
cana BPBD Kota Pekalongan
Dimas Arga Yudha, banjir Rabu
malam tidak hanya terjadi aki-
bat pasang air laut. Penyebab
lain banjir adalah melimpasnya
air yang tak tertampung oleh
drainase di permukiman.
”Mengingat puncak musim
hujan masih berlangsung hing-
ga Februari, kami berharap ma-
syarakat di bantaran sungai
atau tinggal di wilayah rawan
banjir memastikan saluran air
yang berada di lingkungan
rumahnya lancar. Jangan mem-
buang sampah sembarangan.
Masyarakat juga diharapkan
terlibat aktif dalam memper-
baiki tanggul-tanggul sungai
yang rawan jebol secara man-
diri atau bergotong royong un-
tuk meminimalkan potensi air
limpas,” kata Dimas.
Sementara itu, Kepala BPBD
Jateng Bergas Catursasi Pe-
nanggungan juga meminta agar
ronda malam diaktifkan selama
puncak musim hujan.
”Dengan ronda malam, po-
tensi bencana bisa dideteksi le-
bih awal. Hal itu bisa memi-
nimalkan dampak yang timbul
jika bencana terjadi,” katanya.
Di Lampung, puncak musim
hujan diprediksi terjadi pada
Februari. Pemerintah kabupa-
ten dan kota diminta mengecek
kesiapan infrastruktur serta
memperkuat mitigasi mengha-
dapi ancaman bencana banjir
dan longsor.
Kepala BPBD Lampung Rudi
S Sugiarto mengatakan, pihak-
nya sudah berkoordinasi de-
ngan pengelola Balai Besar Su-
ngai Mesuji Sekampung dan
BPBD kabupaten/kota. Selain
itu, BPBD juga memetakan titik
rawan bencana banjir dan long-
sor di Lampung.
Berdasarkan pemetaan dari
BPBD Lampung, daerah rawan
longsor di Lampung adalah Ka-
bupaten Lampung Barat, Pe-
sisir Barat, dan Tanggamus. Se-
mentara itu, daerah rawan ban-
jir adalah Bandar Lampung,
Pringsewu, Pesawaran, Tangga-
mus, Tulang Bawang, dan Me-
suji.
”Kamitelah menyiapkan per-
alatan untuk evakuasi dan lo-
gistik saat terjadi bencana alam.
Alat berat, perahu karet, alat
kebersihan, hingga alat penun-
jang penerapan protokol kese-
hatan juga telah disiapkan,” ka-
ta Rudi di Bandar Lampung,
Jumat (21/1).
Ia menjelaskan, BPBD ka-
bupaten/kota juga telah menge-
cek kesiapan infrastruktur pen-
cegah banjir. Selain penguatan
tanggul sungai, petugas ber-
sama masyarakat juga melaku-
kan pembersihan daerah aliran
sungai yang mengalami pen-
dangkalan atau tertimbun sam-
pah. Selain itu, petugas juga
telah menyiapkanperalatanun-
tuk evakuasi dan tanggap ben-
cana. Pihak swasta juga dihu-
bungi agar siap membantu pe-
merintah saat terjadi bencana.
Kepala BPBD Lampung Ba-
rat Padang P Utomo menga-
takan, Pemerintah Kabupaten
Lampung Barat bertugas mem-
perkuat mitigasi bencana warga
yang tinggal di daerah rawan
longsor. Satgas bencana di se-
tiap desa juga diaktifkan untuk
mempercepat informasi dan
mitigasi saat terjadi bencana
longsor.
”Kami mengimbau masyara-
kat untuk selalu siaga dan ber-
siap melakukan mitigasi saat
terjadi bencana alam,” katanya.
Longsor
Sebagai kabupaten yang de-
kat dengan kawasan Bukit Ba-
risan Selatan, sebagian besar
kontur wilayah di Lampung Ba-
rat adalah perbukitan. Salah sa-
tu daerah yang rawan longsor
adalah jalan antar-kabupaten
sepanjang sekitar 70 kilometer
dari Lampung Barat menuju
Pesisir Barat. Pada Kamis
(20/1), longsor di Kilometer 2
Pekon Kubu Perahu, Kecamat-
an Balik Bukit, juga sempat me-
mutus transportasi dari Lam-
pung Barat ke Krui.
Longsoran yang sempat me-
nimbun badan jalan membuat
kendaraan roda dua dan roda
empat tidak dapat melintas. Ja-
lan baru kembali bisa dilintasi
Jumat dini hari setelah petugas
melakukan evakuasi selama se-
kitar tiga jam.
Sementara itu, Koordinator
Kelompok Data dan Informasi
Stasiun Klimatologi Pesawaran
Lampung Suparji mengatakan,
puncak musim hujan di Lam-
pung diprediksi terjadi pada
Februari 2022. Curah hujan
yang turun diprediksi berkisar
20-100 mililiter.
Menurut dia, hujan deras
berpotensi memicu berbagai
bencana hidrometeorologi, an-
tara lain banjir dan longsor. Di
Kota Bandar Lampung, risiko
banjir lebih besar karena kon-
disi drainase buruk. Sementara
di Kabupaten Lampung Barat
dan Tanggamus, risiko longsor
lebih tinggi karena kontur wi-
layah berbukit.
Banjir lokal
Di Jawa Barat, banjir lokal
setinggi 10 cm-80 cm kembali
merendam lima kecamatan di
wilayah Kabupaten Bekasi pada
Kamis (20/1). Dari data BPBD
Kabupaten Bekasi, lima keca-
matan yang terendam banjir
adalah Babelan, Sukawangi,
Tambun Utara, Cabangbungin,
dan Karang Bahagia.
Camat Tambun Utara Naj-
muddin mengatakan, banjir
yang merendam perumahan
warga, termasuk di wilayah
Tambun Utara, merupakan
banjir lokal. Luapan air itu aki-
bat curah hujan dengan inten-
sitas tinggi.
”Akibatnya, masyarakat kami
yang biasa langgananbanjirma-
kin terendam. Daerah kami me-
mang daerah hilir, tempat ber-
muaranya air,” ujar Najmuddin
saat dihubungi pada Jumat
(21/1) di Bekasi.
Anggota DPRD Kabupaten
Bekasi, Budiyanto, mengatakan,
intensitas curah hujan pada
2022 jauh berkurang diban-
dingkan dengan 2021 sehingga
Bekasi lebih banyak banjir lo-
kal.
”Meski curah hujan rendah,
tetapi masih ada banjir lokal.
Hal itu karena memang pe-
merintah belum ada upaya me-
nyelesaikan banjir,” kata politisi
Partai Keadilan Sejahtera itu.
(XTI/VIO/VAN)