MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, ada 428 perusahaan yang sama sekali tidak memenuhi pasokan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO).
Secara total ada 578 perusahaan yang berkegiatan pada penambangan batu bara. Dari angka tersebut, perusahaan yang mampu memenuhi pasokan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) secara optimal tidak mencapai 50 pelaku usaha. "Ada 47 perusahaan yang bisa melebihi 100% (DMO). Kemudian ada 32 perusahaan yang memenuhi pada range 75-100%," ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi VII secara virtual, Kamis (13/1). Dia melanjutkan, ada 25 perusahaan yang berada di range 50-75% dalam memenuhi pasokan batu bara ke PLN. Berikutnya 17 perusahaan dengan range 25-50% DMO serta 29 perusahaan yang hanya mampu memasok batu ke perusahaan listrik negara dari range 1-25% "Dan ada 428 perusahaan yang 0%. Ini tentu saja kita melakukan klasifikasi," ucap Menteri ESDM.
Arifin menjelaskan, krisis pasokan batu bara sudah tercium oleh pemerintah pada Agustus 2021 lalu. Kemudian pada Desember tahun lalu krisis itu kembali muncul dengan menipisnya pasokan batu bara di PLN. Kementerian ESDM mengirimkan dua tim pada 1 Januari lalu, tim pertama yang terdiri dari Dirjen Kelistrikan meninjau sarana penyimpanan di 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk melihat ketersediaan pasokan batu bara. Kemudian, pemantauan berkembang menjadi 17nPLTU. "Lalu kita kirim Tim Dirjen Minerba bersama-sama dengan tim Bea Cukai, BPKP untuk mengecek langsung di pelabuhan ekspor yang ada di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera, untuk mengetahui jumlah kapal yang ada, apa isinya, berapa jumlah tongkang," jelas Arifin. Dari 600 juta ton batu bara yang diproduksi dalam negeri, 40% di antaranya dianggap cocok untuk memenuhi stok PLN. Tapi, pemerintah sengaja untuk menahan para petambang melakukan ekspor guna menjaga komoditas tersebut aman dalam menjamin kebutuhan listrik. "Dalam Januari ini kebutuhan PLN dengan 16,2 juta ton (batu bara) bisa diamankan. Tentu saja ini dilaksanakan karena ada bantuan produsen dan asosiasi angkutan," pungkasnya. (OL-7)