Di tengah masa pemulihan dari pandemi Covid-19, kondisi politik dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap pemulihan perekonomian Indonesia. 

Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) rencananya akan berlangsung pada 14 Februari 2024. Namun, bila menghitung mundur, maka tahapan-tahapan pemilu sudah dimulai tahun ini.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan partai antara lain merekrut caleg, mulai memikirkan koalisi pencalonan presiden dan calon wakil presiden dan lain-lain.

Di tengah masa pemulihan dari pandemi Covid-19, kondisi politik dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap pemulihan perekonomian Indonesia. 

Lantas seberapa besar dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?

Ekonom Senior Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra menilai urusan politik tak begitu banyak memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang tengah dalam proses pemulihan.

Meskipun nantinya ada riak-riak politik, Aldian mengatakan ekonomi akan tetap berjalan.

"Saya pikir ini juga bukan pemilu yang pertama. Kita lihat pemilu-pemilu sebelumnya juga sebenarnya aktivitas ekonomi juga terus berjalan walaupun memanas," katanya dalam acara World of Wealth ke-18 bertajuk "A Winding Road to Normalcy" pada Kamis (11/3/2022).

Menurut Aldian, risiko yang perlu dikhawatirkan justru dari sisi pandemi dan masalah krisis energi.

Senada dengan Aldian, Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management Priyo Santoso mengatakan, tahun politik sudah pasti akan ada peningkatan suhu politik.

"Jadi politik boleh gaduh, tapi aktivitas bisnis juga harus tetap berjalan dan itu adalah realita yang selama ini kita lihat dari tahun ketahun, pada saat kita akan menjelang Pemilu," ujarnya