Kenaikan tekanan inflasi tersebut diperkirakan akan didorong oleh tingginya permintaan masyarakat sejalan dengan adanya momentum Ramadan.

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan Survei Penjualan Eceran, Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi akan meningkat pada April 2022.

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April 2022 yang diperkirakan mencapai 139,1 atau lebih tinggi dari 129,2 pada bulan sebelumnya.

Kenaikan tekanan inflasi tersebut diperkirakan akan didorong oleh tingginya permintaan masyarakat sejalan dengan adanya momentum Ramadan.

Sementara itu, tekanan inflasi diperkirakan akan menurun pada Juli 2022, yang didorong oleh distribusi barang yang lancar serta pasokan barang dan jasa yang memadai.

“Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada April 2022 meningkat dan selanjutnya menurun pada Juli 2022,” tulis BI dalam laporannya, Kamis (10/3/2022).

Adapun, IEH pada Juli 2022 diperkirakan mencapai 129,8, lebih rendah dari 132,0 pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, BI memperkirakan tingkat inflasi pada Maret 2022 akan mencapai 0,32 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi pada Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 0,88 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 2,31 persen (year-on-year/yoy).

Pemicu terbesar inflasi hingga minggu pertama Maret 2022 adalah komoditas cabai merah sebesar 0,07 persen mtm, cabai rawit, tempe, bawang merah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen mtm.