Komoditas minyak goreng memberikan andil sebesar 0,04 persen pada Maret 2022, setelah mengalami penurunan 0,11 persen pada bulan lalu. Kondisi ini dipicu oleh pencabutan HET oleh pemerintah.

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga minyak goreng kembali memberikan andil yang tinggi terhadap inflasi pada Maret 2022 sejalan dengan dicabutnya kebijakan harga eceran tertinggi (HET) komoditas tersebut.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan, komoditas minyak goreng memberikan andil sebesar 0,04 persen pada Maret 2022, setelah mengalami penurunan 0,11 persen pada bulan lalu.

“Pada Februari 2022, [minyak goreng] turun harga, andilnya -0,11 persen, di Maret ini karena minyak goreng kemasan mengalami peningkatan, maka andilnya ke inflasi 0,04 persen,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).

Margo menjelaskan, jika dilihat trennya sejak Januari 2021, harga minyak goreng tercatat menanjak pada Oktober dan terus mengalami kenaikan, baik pada minyak goreng kemasan maupun curah.

Harga minyak goreng sebelumnya mengalami penurunan pada Februari 2022 dikarenakan pemerintah memberlakukan kebijakan HET.

Setelah kebijakan ini dicabut, komoditas minyak goreng pun kembali menjadi salah satu komoditas menyumbang inflasi terbesar pada Maret 2022.

Secara keseluruhan, BPS mencatat inflasi pada Maret 2022 mencapai 0,66 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Sementara itu, inflasi Maret 2022 secara tahunan mencapai 2,64 persen (year-on-year/yoy) dan secara tahun berjalan sebesar 1,20 persen (year-to-date/ytd).