Pemulihan ekonomi ke depan pun bergantung pada seberapa lama eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina akan berlangsung.

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa diperlukan formulasi kebijakan yang tepat untuk mengatasi luka memar atau scarring effect yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Namun demikian, dia mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi tantangan baru, dengan adanya eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina.

“Jadi kalau kita bicara masalah scarring effect dari pandemi mungkin kita sekarang ini melihat ada luka yang agak dalam dan mungkin berkelanjutan akibat [peningkatan tensi] geopolitik,” katanya, Senin (21/3/2022).

Dia mengatakan, pemulihan ekonomi ke depan pun bergantung pada seberapa lama eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina akan berlangsung.

“Sehingga normalisasi kebijakan yang diminta adalah jangan terlampau cepat, karena kalau terlampau cepat, banyak korporasi dan UMKM yang mungkin masih akan mengalami luka dari pandemi,” kata dia.

Oleh karena itu, menurutnya negara-negara perlu merumuskan waktu yang tepat untuk melakukan normalisasi kebijakan.

“Terlampau lama malah memberikan dampak ketidakstabilan jadi sektor ekonomi itu terlena untuk segera bangkit. Inilah salah satu isu secara global, bukan saja di Indonesia,” tuturnya.