Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto menggelar pertemuan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva pada pada Senin (07/03/2022). Pada pertemuan tersebut proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban didiskusikan. Proyek tersebut diharapkan tetap berjalan di tengah tensi geopolitik Rusia dan Ukraina. Rusia telah menanamkan investasinya melalui perusahaan minyak dan gas bumi (Migas) nasionalnya yang bernama Rosneft untuk mengembangkan Kilang Tuban bersama dengan PT Pertamina (Persero). Rosneft memiliki pemegang kendali sebesar 45 persen dan sisanya 55 persen adalah PT Pertamina (Persero). Sugeng Suparwoto menyampaikan kepada Dubes Rusia, bahwa konflik Rusia - Ukraina tersebut juga menimbulkan dampak bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Di antaranya harga energi yang meningkat tajam, di mana gas alam mencapai US$ 775 per Metrik Ton. Sementara harga Minyak dunia per hari ini mencapai 130 dolar per barel. Kenaikan harga komoditas-komoditas energi ini membuat Pertamina menaikan harga BBM Non Subsidi.

 
Sugeng mengatakan, Rusia adalah produsen minyak dunia terbesar di luar OPEC. Di mana hampir 30 persen minyak dunia berasal dari Rusia. Dengan adanya konflik ini tentu berpengaruh terhadap harga minyak dunia.

"Belum lagi, berbagai proyek kerjasama di bidang energi antara Rusia dan Indonesia. Karena sebagaimana diketahui, akibat konflik tersebut barat melakukan banned produk Rusia. Hal ini mungkin saja ikut terkena imbas. Salah satunya proyek Pertamina Rosneft di Tuban, Jawa Timur. Saya berharap proyek ini terus jalan dan tidak terpengaruh konflik Rusia," ujar Sugeng dalam akun media sosial DPR, Selasa (08/03/2022). Dengan demikian, Sugeng berharap, agar ada dialog antara kedua belah pihak. Sehingga konflik Rusia - Ukraina dapat segera disudahi, dan perdamaian pun dapat tercipta kembali.
 
Proyek Kilang GRR Tuban merupakan program pembangunan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kilang petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi negeri. Selain produk BBM, Kilang GRR Tuban bertujuan menghasilkan produk petrokimia sebesar 2.820 kilo ton per tahun, serta paraxylene sebesar 1.300 kilo ton per tahun.

Sebagai proyek strategis, Kilang GRR Tuban diproyeksikan akan menjadi salah satu kilang terbesar Indonesia dan menghasilkan produk BBM berkualitas seperti Gasoline, Diesel, dan Avtur hingga 229 ribu barel per hari. Guna menunjang proyek strategis tersebut, Pertamina Rosneft proaktif melibatkan pekerja lokal, di mana angka serapan telah mencapai 1.220 pekerja di area Tuban. Kadek Ambara Jaya, Presiden Direktur PRPP, mengungkapkan, bahwa sampai saat ini kerjasama dengan Rosneft masih tetap berjalan. "Rosneft masih berkomitmen untuk menyelesaikan tahap rancangan bangun (design) dan juga mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan," ujar Kadek dalam keterangan resmi, Jumat (25/02/2022). Kegiatan rancang bangun dilakukan untuk menuju ke proses persetujuan Final Investment Decision di Kuartal III tahun 2023. Adapun saat ini, kata Kadek, tahapan rancang bangun (Front End Engineering Design) sudah mencapai 78.9 persen dan diharapkan selesai pada bulan Mei 2022.