KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Penampilan Kabah di Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Rabu (3/8/2022) pagi, yang telah bersih dari pembatas fiber dan tanda jarak barisan yang terpasang selama dua tahun pandemi. Pembatas itu dihilangkan seiring penurunan kasus Covid-19 di negeri tersebut. Dengan demikian, jemaah lebih leluasa melakukan tawaf dan dapat kembali mencium hajar aswad.
Ibadah haji tahun 2022 adalah haji pertama dengan partisipasi internasional pada masa pandemi. Dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2020 dan 2021, haji digelar secara terbatas tanpa jemaah dari mancanegara. Untuk mengantisipasi kemungkinan infeksi Covid-19, Kerajaan Arab Saudi menetapkan syarat ketat bagi seluruh jemaah.
Seluruh jemaah harus sudah mendapatkan vaksin lengkap, mencakup dua kali vaksin dan sekali vaksin penguat. Usia jemaah dibatasi 65 tahun ke bawah. Sebelum berangkat, semua mesti negatif Covid-19 dari hasil tes PCR atau reaksi rantai polimerase.
Total kuota haji jemaah internasional kali ini sebanyak 1 juta anggota jemaah atau separuh dari kuota normal sebelum pandemi. Indonesia mendapatkan kuota 100.051 anggota jemaah, yang terdiri dari 92.825 haji reguler dan 7.226 haji khusus.
Dengan semua kekhususan itu, patut disyukuri penyelenggaraan haji yang memuncak pada pertengahan Juli 2022 berjalan lancar. Jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dapat melaksanakan semua rangkaian amalan haji dengan baik. Tidak ada insiden yang mengganggu sejak keberangkatan sampai kepulangan ke negara masing-masing.
Tidak ada ledakan kasus Covid-19 di Arab Saudi. Namun, sejumlah jemaah haji Indonesia terdeteksi positif Covid-19 dari tes PCR setiba di Tanah Air. Mereka kemudian menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Secara umum, infeksi virus korona baru dapat dikendalikan selama ibadah.
Bagi Indonesia, haji tahun 2022 mencatatkan jumlah kematian 89 anggota jemaah. Berdasarkan data Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), ini angka terendah selama tujuh tahun penyelenggaraan haji sejak 2014, kecuali tahun 2020 dan 2021. Jumlah kematian terbanyak pada 2017 (658 orang), 2015 (627 orang), dan 2018 (388).
Semua pencapaian positif ini hasil kerja keras semua pemangku kepentingan. Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi sama-sama bertekad menyukseskan penyelenggaraan rukun Islam kelima ini. Sukses haji tahun 2022 akan menjadi tolok ukur untuk pelaksanaan tahun 2023.
Tentu, ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Salah satunya, kenaikan biaya rangkaian haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dari 1.500 riyal (sekitar Rp 6 juta) menjadi 5.531 riyal Arab Saudi (sekitar Rp 22,2 juta) per satu anggota jemaah belum diikuti peningkatan layanan bagi jemaah. Jarak 3-7 kilometer dari tenda jemaah ke lokasi jamarat di Mina juga terlalu jauh. Stamina jemaah terkuras saat jalan kaki sehingga kelelahan, bahkan rentan sakit.
Kini saatnya semua pihak, terutama Kementerian Agama, segera menyongsong penyelenggaraan haji tahun 2023. Semua layanan, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga konsumsi, perlu disiapkan sedini mungkin.
Baca juga: Mendaki Bukit Terjal ke Goa Hira, Tempat Nabi Menyendiri
KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Para jemaah haji melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (16/7/2022) malam waktu Arab Saudi atau Minggu pagi waktu Indonesia. Sebagian jemaah melakukan tawaf wada atau perpisahan karena akan kembali ke negara masing-masing setelah menunaikan seluruh rangkaian haji.