https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/lYDdXWvxP9ANRtWJAMqxjbBqFyY=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F20200729_ENGLISH-HAJI_E_web_1596032068.jpgAP PHOTO

Para jemaah melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah tujuh kali di Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020).

MEKKAH, RABU -- Sedikitnya 1.000 anggota jemaah memulai ibadah haji di masa pandemi di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020). Pelaksanaan ibadah haji, salah satu rukun Islam dan wajib dilakukan Muslim yang mampu, tahun ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat selama lima hari, dengan jumlah jemaah sangat terbatas guna mencegah penularan Covid-19.

Kemarin, setelah menunaikan tawaf atau mengelilingi Kabah tujuh kali di Masjidil Haram dan sai—berjalan dan berlari-lari kecil pergi-pulang tujuh kali dari Safa ke Marwa di kompleks masjid tersuci bagi umat Islam itu—jemaah berangkat ke Mina untuk menginap semalam. Pada Kamis ini, jemaah bergerak ke Padang Arafah untuk menunaikan wukuf, salah satu rukun haji.

”Saya tak menyangka, di antara jutaan umat Islam, saya mendapat berkah diberi izin menunaikan ibadah haji,” kata Abdullah al-Kathiri, salah seorang anggota jemaah dalam video yang dirilis Kementerian Media Arab Saudi. ”Ini perasaan yang tak bisa digambarkan, terutama karena ini haji pertama saya.”

Baca juga: 13 WNI Ekspatriat Mengikuti Ibadah Haji

Otoritas Arab Saudi semula mengatakan bahwa hanya sekitar 1.000 anggota jemaah yang tinggal di Arab Saudi yang diizinkan menjalankan ibadah haji tahun ini. Sekitar 70 persen jemaah merupakan ekspatriat di Arab Saudi dan sisanya adalah warga setempat.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/PFIh3RX3qR2byW-g764cMQbzXCU=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FSAUDI-RELIGION-HAJJ-HEALTH-VIRUS_90748691_1596046654.jpgAFP/-

Pemandangan berbeda dari dua foto saat jemaah melaksanakan tawaf atau mengelilingi Kabah tujuh kali di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020), pada ibadah haji tahun ini (atas) dan pada ibadah haji tahun lalu, seperti terlihat pada 13 Agustus 2019 (bawah).

Namun, media lokal melaporkan bahwa jemaah haji yang diizinkan berhaji 10.000 orang. Angka ini pun jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jemaah haji tahun lalu yang mencapai 2,5 juta orang.

Kementerian Haji menyatakan, ekspatriat di Arab Saudi dari 160 negara disaring melalui seleksi daring. Namun, tak disebutkan jumlah ekspatriat yang mendaftar. Syarat menjadi jemaah haji tahun ini adalah berusia antara 20 tahun dan 50 tahun, tidak sedang sakit parah, tidak menunjukkan gejala Covid-19, dan sebelumnya belum pernah berhaji.

Baca juga: Tiga Hari Jelang Pelaksanaan Ibadah Haji, Jemaah Haji Terpilih Jalani Karantina

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Subhan Cholid saat dihubungi, Rabu, menyatakan, 13 warga Indonesia ekspatriat atau menetap di Arab Saudi mengikuti ibadah haji saat ini.

Sangat berbeda

Dengan jumlah jemaah yang sangat terbatas itu, pemandangan pelaksanaan haji tahun ini sangat kontras dari biasanya. Tak ada desak-desakan atau bahu bertemu bahu di antara anggota jemaah serta gerakan kolosal dalam tawaf. Berbagai ritual haji kali ini dilakukan jemaah dalam kelompok-kelompok kecil hingga 20 orang dengan menjaga jarak fisik dan mengenakan masker.

Sebelum dan sesudah menunaikan ibadah haji nanti, seluruh jemaah diwajibkan menjalani karantina selama sepekan. Para jemaah diberi sejumlah perlengkapan haji, termasuk kerikil untuk melempar jumrah, disinfektan, masker, sajadah, hingga baju ihram.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/0w7YTe0uhvW_HwzHopIaEaTvdJM=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FSAUDI-RELIGION-HAJJ-HEALTH-VIRUS_90747763_1596051121.jpgAFP PHOTO / HO / MINISTRY OF MEDIA

Jemaah meninggalkan tempat miqat dengan berpakaian ihram untuk bersiap menuju Mekkah, Arab Saudi, pada hari pertama ibadah haji, Rabu (29/7/2020).

Tahun ini, jemaah haji juga hanya bisa meminum air zamzam dalam botol plastik. Jemaah juga diberi gelang elektronik yang memungkinkan otoritas setempat memantau pergerakannya. ”Tidak ada masalah keamanan dalam musim haji tahun ini, tetapi jumlah jemaah yang dikurangi bertujuan melindungi mereka dari bahaya pandemi,” kata Direktur Keamanan Publik Arab Saudi Khalid bin Qarar al-Harbi.

Akibat pandemi Covid-19, penyelenggaraan haji tahun ini untuk pertama kalinya tak diikuti warga dari luar Arab Saudi. Media internasional juga dilarang meliput. Pemerintah Arab Saudi menyiarkan langsung jalannya ibadah haji dari Masjidil Haram. Akses masuk ke kota suci Mekkah diperketat.

Baca juga: Pengamanan Kota Mekkah Diperketat

Arab Saudi menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di Timur Tengah. Jumlahnya hampir mencapai 270.000 kasus.

Menurut para analis, keputusan Pemerintah Arab Saudi yang membatasi jumlah jemaah haji tahun ini tepat sehingga tidak menimbulkan risiko penyebaran Covid-19.

”Kerajaan (Arab Saudi) dan dunia akan belajar bersama cara yang terbaik dalam mitigasi penularan dalam tipe-tipe acara (kumpulan keagamaan) seperti ini,” ujar Hanan Balkhy, pakar penyakit menular Arab Saudi dan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/YKgostZWIAXr5CLeKNIq5AJJvRs=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FSaudi-Hajj_90746451_1596049055.jpgSAUDI MEDIA MINISTRY VIA AP

Aparat keamanan berjaga-jaga saat jemaah dalam jumlah terbatas menunaikan ibadah haji dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 di kompleks Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020).

Persiapan di Tanah Air

Bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Mekkah, umat Islam di Tanah Air bersiap menjalankan hari raya Idul Adha dengan menunaikan shalat pada Jumat besok dan melaksanakan kurban hingga tiga hari setelahnya. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, peringatan Idul Adha Jumat besok adalah saat tepat bagi umat Islam meneladani Nabi Ibrahim.

Idul Adha juga menjadi momen berbagi kebaikan dengan saudara sebangsa terdampak Covid-19 seraya mematuhi protokol kesehatan. ”Saatnya kita, umat Islam, mengambil makna keteladanan Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anak yang dicintainya. Ada nilai keteladanan bagi kita bahwa untuk mencapai tujuan mulia diperlukan pengorbanan,” kata Wapres lewat rekaman video, Rabu.

Adapun Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau umat Islam menjadikan surat edaran terkait pelaksanaan ibadah Idul Adha menjadi pedoman. Dalam surat edaran itu disebutkan, pelaksanaan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan tetap menjaga jarak, memakai alat pelindung diri seperti masker, mengikuti pemeriksaan awal kesehatan, serta menjaga higienitas.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/o221hJ7H7FloLsSQ47jCz40ikaY=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FIMG_4571_1595584554.jpgKOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Panitia Hari Besar Islam Kota Pontianak, Kalimantan Barat, saat meninjau lokasi Shalat Idul Adha di depan halaman Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (24/7/2020) sore.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga telah mengingatkan supaya pelaksanaan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban tetap mengikuti protokol kesehatan.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, shalat Idul Adha berjemaah bisa dilaksanakan di daerah-daerah dengan kasus Covid-19 terkendali. Sementara di daerah-daerah dengan tingkat penularan Covid-19 tinggi, ia menyarankan masyarakat untuk menjalankan shalat Idul Adha dari rumah.

Di sejumlah daerah, tim gugus tugas mengawasi pelaksanaan ibadah, termasuk pemotongan hewan kurban, agar mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.