BPMI SETWAPRES
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menghadiri acara Diskusi Panel tentang “Persaudaraan dan Konsistensi” pada Islamic Book Fair 2022 yang diselenggarakan oleh Majelis Hukama Al-Muslimin di Hall A Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2022).
JAKARTA, KOMPA — Setelah pelaksanaan ibadah haji ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai pelaksanaan ibadah haji yang baru saja berlangsung dan menjadi yang pertama kali digelar selama pandemi ini berjalan dengan lancar. Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan ibadah haji 1143 Hijriah yang baru saja usai itu, pemerintah akan mengevaluasi kenaikan biaya haji yang terjadi akibat krisis global.
”Pemerintah akan terus melakukan evaluasi, memang sekarang ini akibat dari krisis global ada kenaikan biaya haji. Itu harus dievaluasi pemerintah. Selalu ada perbaikan setiap tahun,” ujar Wapres Amin dalam keterangan pers.
Hal itu disampaikan Wapres Amin seusai menghadiri acara Diskusi Panel tentang “Persaudaraan dan Konsistensi” pada Islamic Book Fair 2022 yang diselenggarakan oleh Majelis Hukama Al-Muslimin di Hall A Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2022).
Meskipun ada beberapa permasalahan, ibadah haji secara keseluruhan dinilai jauh lebih baik. ”Bahwa dalam haji itu selalu ada problem, pasti. ”Ngurusi ratusan ribu orang di negara orang memindahkan dari negara Indonesia, dengan berbagai itu, pasti, saya menyebutnya itu rantai kesulitan, itu pasti akan selalu ada. Tapi jauh lebih berkurang,” ujar Wapres Amin.
Pelaksanaan ibadah haji dari tahun ke tahun dinilai selalu ada perbaikan. Wapres Amin pun menyebut tentang berkurangnya jumlah jemaah haji yang wafat pada pelaksanaan haji tahun ini. ”Korban juga sedikit, pelayanan haji juga jauh lebih baik,” katanya.
Awal Juli lalu, Wapres Amin beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin melaksanakan ibadah haji pada musim haji tahun 2022 selama satu pekan. Pelaksanaan ibadah haji yang juga bertepatan dengan haji akbar ini merupakan undangan dari pihak Kerajaan Arab Saudi kepada Wapres. Undangan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk Wapres disampaikan melalui Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam A Abid Althagafi.
Baca juga: Tak Perlu Karantina Terpusat, Jemaah Haji Bisa Langsung Pulang ke Rumah
KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Dua pengurus maktab berjalan di tengah kawasan perkemahan untuk jemaah haji di Arafah, Mekkah, Arab Saudi, Kamis (30/6/2022). Perkemahan haji di kawasan ini dikebut untuk menyambut jemaah haji yang akan melakukan wukuf pada Jumat (8/7/2022).
Memasuki hari ke-63 penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443 Hijriah, pemulangan jemaah haji Indonesia dari Arab Saudi terus berlangsung dan lancar. “Hari ini, Jumat, jumlah jemaah haji yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 66.357 orang,” ujar juru bicara PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Pusat, Wawan Djunaedi, seperti dikutip di laman Kementerian Agama, Jumat (5/8/2022).
Pada Jumat itu, menurut Wawan, jemaah haji Indonesia yang kembali ke Tanah Air terdiri dari sembilan kelompok terbang (kloter). Mereka menuju tujuh debarkasi, yaitu Batam, Balikpapan, Bekasi, Palembang, Surabaya, Solo, dan Makassar. Total jemaah haji yang kembali ke Tanah Air 3.587 orang.
Wawan juga menyampaikan bahwa data jemaah haji yang sakit yang masih dirawat sebanyak 54 orang. Sebanyak 20 orang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dan 34 lainnya dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). ”Terkait data jemaah wafat sampai hari ini sebanyak 84 orang,” tambah Wawan.
Memasuki hari ke-63 penyelenggaraan ibadah haji Tahun 1443 Hijriah, proses pemulangan jemaah haji Indonesia dari Arab Saudi terus berlangsung dan lancar.
Nilai kemanusiaan
Sementara itu, dalam diskusi panel tentang ”Persaudaraan dan Konsistensi” pada Islamic Book Fair 2022, Wapres Amin menegaskan bahwa kehadiran Islam telah menjelma menjadi peradaban yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. ”Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sehingga Islam sejak awal kedatangannya telah menjelma sebagai peradaban,” kata Wapres.
Wapres berharap agar penyelenggaraan Islamic Book Fair tahun 2022 dapat menyajikan pandangan-pandangan para ulama yang berpikiran moderat. Selain itu, juga memberikan warna kehidupan masyarakat Indonesia dan menggambarkan peradaban Islam dan kemanusiaan, khususnya di Indonesia secara jelas dan terang.
Peningkatan minat baca dan literasi buku-buku Islam bisa menangkal Islamophobia. ”Pameran buku kali ini lebih lengkap lagi untuk memberikan kekayaan khazanah anak-anak kita, dan kita ingin mendorong melalui book fair ini minat baca dan pengetahuan tentang Islam dari berbagai sudut agar menjadikan generasi mengerti Islam lebih utuh secara benar dan tidak ekstrem, dan menangkal apa yang berkembang, yaitu islamophobia,” kata Wapres Amin.
Baca juga: Haji Furoda, Harapan di Tengah Ketidakpastian
BPMI SETWAPRES
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menghadiri acara Diskusi Panel tentang “Persaudaraan dan Konsistensi” pada Islamic Book Fair 2022 yang diselenggarakan oleh Majelis Hukama Al-Muslimin di Hall A Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat (05/08/2022).
Dengan pemahaman Islam yang benar, mereka yang memiliki islamophobia maupun pemahaman ekstrem akan tercerahkan dengan paham Islam wasatiyah atau moderat.
”Jadi ada dua sisi sebenarnya. Di satu sisi ada Islam ekstrem dan di sisi lain ada anti-Islam, yakni islamophobia. Melalui buku yang disebarkan, dua hal ini, yaitu yang ekstrem berlebihan bisa terpecahkan dan islamophobia diharapkan bisa hilang dengan memahami Islam yang sebenarnya karena islamiphobia itu karena ada Islam ekstrem,” tambahnya.
Untuk mengembangkan Islam wasatiyah, pemerintah bersinergi dengan ormas-ormas Islam, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan ormas-ormas lain. ”Bahkan kita, majelis ulama meminta untuk membangun pusat dakwah Islam yang menyatukan antara majelis ulama dengan ormas-ormas berbagai pemerintah untuk melakukan gerakan lebih masif tentang penyebaran Islam yang moderat agar lebih terorganisasi,” ungkap Wapres.
Pemerintah juga menyasar kelompok lain yang masih memiliki paham radikal maupun yang mengarah ke terorisme. ”Supaya kemudian kita bisa melakukan kontranya, di samping juga melakukan berbagai rehabilitasi dan deradikalisasi. Kita sasar semua kalau masih ada kelompok-kelompok paham radikal teroris supaya kita melakukan kontranya dengan melakukan berbagai rehabilitasi dan deradikalisasi, jadi sudah ada dari semua pihak, semua jajaran,” tambah Wapres.
Anggota Eksekutif Majelis Hukama Al-Muslimin Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang) menyampaikan bahwa diskusi panel kali ini salah satunya bertujuan untuk menjawab tantangan islamophobia. ”Melawan islamophobia tidak cukup hanya dengan narasi dan kata-kata, tetapi dengan contoh yang nyata dari sejarah bagaimana peradaban Islam mampu memanusiakan umat manusia,” ucapnya.
Salah satu tokoh pendiri Majelis Hukama Al-Muslimin, Quraish Shihab, dalam sambutannya menjelaskan, mengenai hakikat peradaban Islam. Menurut dia, siapa pun dan dari agama apa pun seorang manusia apabila dia berhasil menciptakan suatu karya yang memberi manfaat untuk manusia baik jasmani dan rohani, hasil karyanya itu adalah bagian dari peradaban Islam.
”Karena peradaban Islam menekankan pada sisi manusia, dia sangat terbuka. Siapa pun yang mencetuskan (karya), baik Muslim maupun bukan Muslim, selama itu hikmah, selama itu bermanfaat, maka itu adalah peradaban Islam,” tambah Quraish Shihab.