NINA SUSILO
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan mengenai pelaksanaan ibadah haji 2022 kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/8/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan ibadah haji tahun 2022 telah berakhir dengan kepulangan para jemaah haji Indonesia akhir pekan lalu. Untuk tahun depan, diharapkan kuota jemaah haji Indonesia bisa kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 dan para calon jemaah haji lanjut usia juga bisa berangkat.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sudah berkomunikasi dengan Menteri Haji Arab Saudi dan membahas mengenai pelaksanaan ibadah haji tahun 2023. Satuan tugas (task force) bersama antara Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta Kementerian Agama Indonesia akan mempersiapkan pelaksanaan ibadah haji tahun depan.
”Satuan tugas bersama ini berperan agar pelaksanaan ibadah haji tahun depan lebih baik,” tutur Yaqut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/8/2022).
Yaqut menyampaikan soal adanya kemungkinan penambahan kuota jemaah pada ibadah haji 2023. Tahun 2022 ini, kuota jemaah Indonesia sekitar 48 persen dari kuota normal, yakni 100.051 orang. Sementara pada 2019, kuota haji Indonesia mencapai 218.150 orang.
”Saya mintanya (kuota) 100 persen. Dia (Menteri Haji Arab Saudi) ketawa. Kita lihat situasinya, kata dia,” tutur Yaqut kepada wartawan.
Baca juga: Seluruh Jemaah Haji Indonesia Telah Pulang ke Tanah Air
KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Para jemaah haji berdoa di atas Jabal Rahmah di dekat Arafah, tempat wukuf di Arab Saudi, Jumat (8/7/2022) sore, jelang matahati terbenam. Sebagian jemaah meyakini, bukit ini menjadi tempat yang memudahkan doa dikabulkan.
Selain meminta penambahan kuota jemaah haji, Yaqut juga mengatakan meminta kuota khusus untuk jemaah lansia atau berusia di atas 60 tahun. Sejauh ini, antrean jemaah lansia Indonesia mencapai 700.000 orang. Dengan begitu, jika jemaah tetap dibatasi berusia di bawah 65 tahun, calon jemaah lansia ini kesulitan untuk beribadah.
Diyakini, akan ada solusi berupa kuota khusus. Namun, hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam satuan tugas bersama yang sudah disiapkan.
Jemaah Indonesia sudah tuntas kembali ke Tanah Air, Sabtu (13/8/2022). Adapun para petugas terakhir akan tiba Selasa (16/8/2022). Terkait ibadah haji 2022, Yaqut menilai semua berjalan baik kendati ada beberapa kekurangan. Dari keseluruhan jemaah haji Indonesia, 89 orang meninggal dalam masa ibadah.
Baca juga: Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia Turun
NINA SUSILO
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berjalan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/8/2022), seusai mengikuti gladi bersih peringatan 77 tahun Proklamasi Kemerdekaan RI.
Menurut Yaqut, beberapa kekurangan yang ditemukan terkait koordinasi. Dicontohkan, petugas masih sering terlambat merespons ketika ada jemaah yang tersesat. Semestinya koordinasi antara satu pos dan pos lain bisa lebih cepat sehingga jemaah bisa sampai ke tempatnya lebih cepat dan selamat. Contoh lain adalah keterlambatan katering. Namun, menurut Yaqut, umumnya semua bisa diselesaikan dengan baik.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily juga menilai penyelenggaraan ibadah haji 2022 relatif lancar. Layanan penginapan dan konsumsi baik di Mekkah, Arafah, Mina, Mudzdalifah, dan Madinah juga relatif baik.
Jumlah jemaah yang meninggal juga relatif sedikit ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Namun, hal ini, menurut Ace, tak lain karena kapasitas kuota jemaah haji yang terbatas dan adanya pembatasan usia calon jemaah yang berangkat ibadah.
Ace juga mengingatkan, pelayanan di Arafah, Mudzdalifah, dan Mina (Armuzna) belum sesuai dengan yang dijanjikan. Menjelang keberangkatan jemaah haji 2022, Pemerintah Arab Saudi menaikkan biaya Armuzna dari 1.500 SAR menjadi 5.531 SAR. Disampaikan, kenaikan diperlukan untuk mengganti berbagai fasilitas, seperti tenda, kasur, dan karpet.
”Setelah dicek di lapangan, masih menggunakan yang lama kecuali kasur. Karena itu, perlu dipertanyakan kepada Pemerintah Arab Saudi. Kenapa biaya begitu besar, tetapi pelayanan sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya,” tutur Ace yang juga Ketua Panitia Kerja Haji 2022.
Selain itu, kapasitas toilet di Armuzna juga lebih banyak untuk laki-laki. Padahal, jemaah Indonesia lebih banyak perempuan. Hal ini juga perlu diperhatikan Kementerian Agama dalam menegosiasikan persiapan pelaksanaan ibadah haji 2023.
KOMPAS/ ILHAM KHOIRI
Suasana Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, Sabtu (23/7/2022) siang. Jemaah haji atau umrah berziarah ke masjid ini untuk melaksanakan amalan sunah, salah satunya arbain (shalat 40 waktu bertutut-turut).
Jarak tenda di Mina dengan jamarah juga dinilai masih jauh, yakni sekitar 7 kilometer. Ini menguras stamina jemaah. ”Seharusnya dengan kapasitas (jemaah) terbatas, penempatan jemaah bisa lebih dekat. Dengan demikian, tidak terlalu banyak jemaah yang mengalami dehidrasi dan kelelahan,” ucap Ace.
Dari segi kesehatan, lanjutnya, di beberapa tempat layanan kesehatan ditemukan masih adanya rekam medis jemaah yang tidak ter-update. Dalam melayani jemaah, petugas medis masih menggunakan rekam medis tahun 2020. Ini tentu berpengaruh terhadap layanan kesehatan jemaah.
Secara umum, kata Ace, pelayanan kesehatan sudah baik walau pengadaan obat harus diperbanyak sesuai dengan penyakit yang umumnya dirasakan jemaah, seperti batuk, pilek, dan sesak napas.
Apabila tahun depan jemaah berusia di atas 65 tahun bisa kembali berangkat ibadah, persiapan layanan kesehatan perlu lebih diperhatikan. Rekam medis perlu diperbarui. Antisipasi pada kerentanan penyakit jemaah lansia perlu disiapkan dengan baik.
Pelayanan manasik haji juga perlu ditingkatkan. Banyak jemaah yang tidak tergabung dalam kelompok bersama ibadah haji (KBIH). Karena itu, mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam menjalankan manasiknya. Kementerian Agama bisa memfasilitasi ini.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU
Ace Hasan Syadzilly
Terkait hal teknis, seperti koper jemaah yang disediakan maskapai penerbangan cepat sobek dan rusak, ini juga perlu diperhatikan pihak yang berwenang.
Terakhir, Ace mengingatkan, sengkarut haji furoda (undangan khusus) perlu diselesaikan. ”Walaupun ini kewenangan Pemerintah Arab Saudi, karena menyangkut jemaah haji Indonesia, harus dipastikan bahwa tidak ada calon jemaah haji kita yang dirugikan akibat adanya pungutan visa haji furoda tanpa kepastian keberangkatan,” ucapnya.