Jemaah haji Indonesia sedang turun dari bus Sholawat di kawasan Jarwal, Mekkah, Arab Saudi, Senin (13/6/2022). Bus Sholawat merupakan armada yang disiapkan Pemerintah Indonesia untuk menjemput jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Jemaah haji Indonesia sedang turun dari bus Sholawat di kawasan Jarwal, Mekkah, Arab Saudi, Senin (13/6/2022). Bus Sholawat merupakan armada yang disiapkan Pemerintah Indonesia untuk menjemput jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram.

MEKKAH, KOMPAS — Mulai Minggu (19/6/2022) ini, jemaah haji Indonesia diterbangkan dari sejumlah embarkasi di Tanah Air langsung menuju Mekkah, Arab Saudi. Sebelumnya, jemaah mendarat di Madinah, baru kemudian menempuh perjalanan dengan bus ke Mekkah. Di kota ini, para jemaah melaksanakan umrah serta amalan sunah lain di Masjidil Haram sambil menunggu puncak haji pada awal Juli 2022.

Kepala Daerah Kerja Mekkah Mukhammad Khanif, saat ditemui Media Center Haji (MCH) di Mekkah, Sabtu (18/6/2022), mengungkapkan, kelompok terbang (kloter) awal gelombang kedua akan tiba di Bandara King Abdulaziz International Airport, Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu dinihari. ”Jemaah akan mendarat Bandara Jeddah pukul 03.05 (waktu Arab Saudi) dan diperkirakan sampai di Mekkah pukul 07.00,” katanya.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia bersama perusahaan layanan haji Arab Saudi bersiap menyambut jemaah gelombang kedua itu. Semua fasilitas layanan meliputi hotel, transportasi, dan konsumsi, telah siap digunakan sesuai jumlah orang yang tiba di Mekkah.

Hingga kini, sebanyak 39.914 jemaah Indonesia telah diberangkatkan menuju Madinah. Dari jumlah itu, sebanyak 14.245 jemaah telah bergeser dari Madinah ke Mekkah. Sabtu kemarin, sebanyak 3.169 jemaah diterbangkan dari Tanah Air menuju Madinah. Mereka terbagi dalam delapan kloter dari tujuh embarkasi, yaitu Embarkasi Banjarmasin (360 jemaah), Batam (450 jemaah), Aceh (393 jemaah), Jakarta-Pondok Gede (803 jemaah), Jakarta-Bekasi (410 jemaah), Solo (360 jemaah), dan Embarkasi Makassar (393 jemaah).

Baca juga: Semua Manusia Setara di Hadapan-Nya

Jemaah haji Indonesia sedang naik bus Sholawat di kawasan Jarwal, Mekkah, Arab Saudi, Senin (13/6/2022). Bus Sholawat merupakan armada yang disiapkan Pemerintah Indonesia untuk menjemput jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram.KOMPAS / ILHAM KHOIRI

Jemaah haji Indonesia sedang naik bus Sholawat di kawasan Jarwal, Mekkah, Arab Saudi, Senin (13/6/2022). Bus Sholawat merupakan armada yang disiapkan Pemerintah Indonesia untuk menjemput jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram.

Perbaikan layanan

Kepada Media Center Haji (MCH) di Madinah, Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi Arsyad Hidayat mengungkapkan, PPIH berusaha meningkatkan layanan bagi jemaah, baik gelombang pertama yang berada di Madinah maupun gelombang kedua yang langsung terbang ke Mekkah. Khusus penyambutan kedatangan jemaah di Bandara King Abdulaziz International Airport, Jeddah, ada tambahan petugas agar layanan di bandara semakin maksimal.

Sebagian jemaah yang baru turun dari pesawat akan diarahkan masuk jalur cepat (fast track) untuk pengurusan imigrasi di bandara. Pemeriksaan yang umumnya berlangsung sekitar dua jam dapat dipersingkat menjadi setengah jam saja. ”(Fast track) itu mengurangi rasa kelelahan jemaah setelah penerbangan pesawat sekitar sembilan jam. Setelah urusan imigrasi sekitar 30 menit, jemaah akan masuk bus dan diantar ke hotel,” katanya.

Arsyad menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Arab Saudi yang terus memperbaiki layanan untuk jemaah haji internasional, termasuk Indonesia, seperti dengan menyediakan jalur cepat. Langkah tersebut membantu jemaah menjalani proses imigrasi lebih cepat kemudian segera masuk hotel tujuan.

Sejauh ini, pelaksanaan haji Indonesia di Arab Saudi berjalan lancar. Beberapa anggota jemaah tidak menemukan kesulitan dalam melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Mereka juga mendapatkan akomodasi, transportasi, dan konsumsi sesuai rencana. Jemaah asal Bojonegoro, Jawa Timur, Kaspul Anwar (60), bersama istrinya, Murtasih (55), mengaku senang dengan layanan di Madinah dan di Mekkah. Hotel tempat tinggal mereka baik, transportasi juga lancar. Panitia pun menyediakan makanan dengan menu khas Nusantara.

”Di sini, makanan menu Indonesia, baik rasanya memang belum persis seperti di rumah hasil masak sendiri. Jadi, kami perlu penyesuaian. Saya kangen makan rawon,” kata Murtasih saat ditemui di Hotel Sofwat Albayt di Mahbas Jin, Mekkah.