Peziarah sedang antre untuk berdoa di depan makam Nabi Muhammad SAW di area Raudah di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).KOMPAS/ ILHAM KHOIRI

Peziarah sedang antre untuk berdoa di depan makam Nabi Muhammad SAW di area Raudah di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).

Raudah, secara bahasa, berarti ’taman’. Disebut demikian karena area itu memiliki kemuliaan bak taman surga yang memendarkan keindahan.

Di tempat itu terbaring jenazah manusia pilihan yang memperjuangkan dakwah Islam dan membangun peradaban di Jazirah Arab. Peradaban yang hingga kini menjadi bagian penting dalam kehidupan umat manusia di dunia.

Dulu, Raudah di Masjid Nabawi leluasa dikunjungi. Jemaah tinggal datang dan mengantre di depan lokasi itu. Petugas mengatur giliran. Saat tiba waktu masuk, jemaah langsung bisa berziarah ke makam.

Kini, terutama setelah pandemi, kunjungan diatur dengan jadwal lebih ketat. Tujuannya, agar pergerakan para peziarah lebih terkontrol. Pun kerumunan dapat dikendalikan. Semua untuk antisipasi kemungkinan penularan Covid-19.

Untuk berziarah ke Raudah, sekarang jemaah mesti mengajukan izin (tasrih)terlebih dahulu. Salah satunya, dengan mendaftarkan diri dalam aplikasi Eatmarna. Pada aplikasi itu ada keterangan jam dan hari yang kosong. Seluruh jemaah dapat mengunduh aplikasi itu, daftar, dan memilih jam kunjungan yang masih kosong.

Tasrih juga dapat diajukan secara berkelompok oleh panitia haji dari tiap-tiap negara kepada pengelola Masjid Nabawi. Kebetulan, Media Center Haji (MCH) bersama sejumlah petugas haji mendapat kesempatan berziarah ke Raudah dengan tasrih yang diusahakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah.

Baca juga: Masjid-masjid Bersejarah di Madinah

Peziarah sedang berdoa di dekat mihrab di area Raudah atau makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).KOMPAS/ ILHAM KHOIRI

Peziarah sedang berdoa di dekat mihrab di area Raudah atau makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).

Mengantre

Kami janjian ketemu di pintu 37 Masjid Nabawi, Minggu (24/7/2022) siang, sekitar pukul 13.30 waktu Arab Saudi. Para petugas memeriksa kelompok antrean dari tiap negara dengan lumayan teliti. Mereka cermati kertas tasrih, jumlah izin, juga nama-nama yang tertera di situ.

Jika ditemukan penyusup di luar rombongan dari satu negara, mereka langsung dikeluarkan. Petugas menandai penyusup dari tampilan tinggi badan, warna kulit, bentuk hidung, atau rambut yang berbeda dari umumnya anggota rombongan.

Itu juga yang dialami beberapa anggota jemaah asing yang mencoba masuk bergabung dalam rombongan kami. Mereka, yang memang memiliki tampilan berbeda, katakanlah hidungnya lebih mancung, diminta keluar. Mereka mesti bergabung bersama rombongan satu negaranya. Tiap rombongan berjumlah 60-an orang.

Petugas beberapa kali memastikan bahwa tidak ada anggota rombongan dari Indonesia Minggu siang itu yang tertinggal atau masih di jalan. Soalnya, dalam tasrih, tercatat jumlah rombongan sekitar 60 orang. Sementara kami saat itu hanya 30-an orang. Setelah diyakinkan bahwa tak ada tambahan orang lagi, barulah kami dipersilakan masuk.

Ternyata, kami tak langsung masuk Raudah. Kami diminta menunggu lagi di pelataran teras. Di situ ada beberapa galon air zamzam. Jemaah bebas meminumnya.

Para petugas bersiaga. Jalur antrean dibatasi dengan karpet atau tali. Setelah duduk menunggu di teras sekitar 30 menit, barulah kami diarahkan masuk ke Raudah.

Pintu Raudah cukup besar, bertuliskan ”Bab Al-Nisa” (Al-Nisa Gate), nomor 39. Di atas pintu, terpahat kaligrafi berwarna emas dengan latar bidang hijau. Salah satunya, bacaan Basmallah.

Saat masuk ke dalam, suasana ruangan memang istimewa. Ada banyak tiang yang menopang langit-langit masjid. Antartiang bagian atas dihubungkan dengan lengkungan setengah lingkaran. Serupa dengan ruangan lain di Masjid Nabawi. Namun, hiasan di tiang-tiang di sini lebih mewah.

Paling berbeda, pada bagian depan, terdapat mihrab kecil dengan bagian atas melengkung setengah lingkaran. Ornamentasi kombinasi warna emas, hijau, putih, memenuhi bidang-bidang dinding. Ini stilasi dari bentuk dedaunan yang biasa dikenal sebagai ”Arabesque”.

Di beberapa bidang tertulis petikan ayat Al Quran dalam khat tsuluts yang luwes. Salah satu teks itu berbunyi, ”Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram....”

Tak jauh dari situ terpampang kaligrafi Arab, juga bergaya tsuluts warna emas di atas bidang hijau. Tulisan itu menukil hadis yang menceritakan sabda Nabi bahwa di antara rumahku dan mimbarku, ada Raudah (taman) dari taman-taman surga.

Di depan kaligrafi ”Raudah”, para peziarah menjalankan shalat sunah dan berdoa. Doa dipanjatkan dengan khusyuk. Suasana hening. Banyak riwayat menceritakan, Raudah termasuk tempat yang mustajab alias doa mudah dikabulkan.

Sebagian anggota jemaah mengabadikan momen ini dengan gawai masing-masing. Bisa selfie (memotret diri sendiri) atau meminta bantuan untuk saling memotret.

Baca juga: Menengok Pabrik Air Zamzam di Mekkah

Mihrab di area Raudah atau makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).KOMPAS/ ILHAM KHOIRI

Mihrab di area Raudah atau makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).

Makam Nabi

Waktu ziarah terbatas. Begitu kelar shalat dan berdoa sekira 15 menit, askar atau penjaga makam berseragam loreng menggiring seluruh jemaah untuk segera bergeser menuju makam Nabi Muhammad.

Makam berada di bagian depan mihrab agak mengarah ke kiri. Semua mengantre dalam deretan panjang untuk melintas di depan makam Nabi.

Makam berada di bagian tengah, sebelah kiri, berjajar tiga. Makam Nabi Muhammad, disusul Abu Bakar as-Shiddiq dan Umar bin al-Khattab. Kedua sahabat itu adalah khalifah (pemimpin pengganti sepeninggal Nabi).

Makam Nabi tidak dapat dilihat. Seluruhnya ditutup dinding. Peziarah hanya dapat melihat pintu besar di bagian depan yang penuh hiasan ornamen dan kaligrafi berwarna emas. Salah satu ornamen berbentuk semacam lampu dengan bagian tengah diisi kaligrafi ”Rasulullah”.

Agak bergeser ke kanan, ada satu pintu dengan tulisan Abu Bakar dan Umar bin al-Khattab. Di atas pintu-pintu itu tertulis khat Arab yang mengingatkan agar semua merendahkan suara.

Meski antre lama, jemaah hanya memiliki waktu beberapa menit berada di depan makam Nabi. Mereka terus berjalan pelan untuk memberikan kesempatan bagi rombongan peziarah berikutnya yang sudah datang.

Sepanjang berada di depan makam Nabi, jemaah tak henti melantunkan shalawat dan salam. Suara berdengung. Sebagian berdoa dengan lirih. Sebagian lagi menangis sesenggukan.

Baca juga: Berjibaku Meliput Haji Saat Pandemi

Peziarah sedang antre untuk masuk ke Raudah atau makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).KOMPAS/ ILHAM KHOIRI

Peziarah sedang antre untuk masuk ke Raudah atau makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, pada suatu siang, Minggu (24/7/2022).

Sejarah singkat Nabi

Banyak literatur menyebutkan Muhammad lahir di Mekkah tahun 570 Masehi. Telah yatim piatu pada usia enam tahun, beliau diasuh kakek dan kemudian pamannya. Terkenal baik budi pekertinya. Pada usia 40 tahun, Nabi menerima wahyu setelah mendekatkan diri kepada Allah di Goa Hira di Jabal al-Nur di pinggiran Mekkah.

Wahyu itu kemudian disampaikan kepada warga setempat, tetapi ditolak. Hanya beberapa orang yang menerima. Penolakan kian keras, bahkan disertai penyiksaan. Penerima dakwah Islam dikejar-kejar.

Nabi bersama sejumlah sahabat lantas memutuskan untuk hijrah dari kampung halaman di Mekkah menuju Yatsrib, nama lama Madinah. Perjalanan tidak mudah karena sambil bersembunyi dari kejaran musuh. Tiba di kota tujuan, Nabi disambut hangat. Di Madinah, dakwah Islam berkembang pesat.

Pada akhirnya, Muhammad juga diterima di kota kelahirannya, Mekkah. Tahun 632, tak seberapa lama sepulang dari haji wada, beliau wafat di rumah yang sekarang menjadi bagian dari Masjid Nabawi. Jenazahnya dimakamkan tepat di bawah tempat tidurnya. Makam inilah yang sekarang disebut Raudah. Di situ pula berjejer di dekat Nabi, dimakamkan Abu Bakar dan Umar.

Baca juga: Mendaki Bukit Cinta Saat Senja

Replika rumah Nabi Muhammad SAW pada masa lalu yang berada di Museum Dar al-Madinah di Madinah, Arab Saudi, Senin (25/7/2022). Di rumah ini pula Nabi wafat dan dimakamkan. Sekarang lokasi ini menjadi bagian dari Masjid Nabawi, yang disebut Raudah.KOMPAS/ ILHAM KHOIRI

Replika rumah Nabi Muhammad SAW pada masa lalu yang berada di Museum Dar al-Madinah di Madinah, Arab Saudi, Senin (25/7/2022). Di rumah ini pula Nabi wafat dan dimakamkan. Sekarang lokasi ini menjadi bagian dari Masjid Nabawi, yang disebut Raudah.

Rindu Rasul

Ujung dari tiga makam itu adalah pintu keluar. Begitu melangkahi batas pintu, jemaah langsung berada di area terbuka.

Keluar dari Raudah, wajah peziarah bahagia sekaligus murung. Bahagia karena dapat mengunjungi makam Nabi. Murung lantaran hasrat untuk berlama-lama di tempat bersejarah itu tak kesampaian.

Meski sebentar, momen berada di Raudah telah memenuhi kerinduan jemaah kepada Nabi Muhammad SAW. Sosok yang diikrarkan sebagai Rasul dalam setiap syahadat. Selalu disebut dalam berbagai pujian dan doa; senantiasa dikirimi shalawat dan salam kepadanya.

Siang mulai bergeser menuju sore. Sekitar pukul 15.00 waktu Arab Saudi. Langit di atas Masjid Nabawi cerah, tapi suhu masih panas, sekira 45 derajat celsius. Sambil berjalan menjauh dari Raudah, kenangan akan sosok Nabi Muhammad masih menggelora di hati.

Tiba-tiba saja teringat lagu lama dari Bimbo, ”Rindu Kami Padamu”.

Rindu kami padamu Ya Rasul/Rindu tiada terperi/Berabad jarak darimu Ya Rasul/Serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia/Bagai cahaya surga/Dapatkah kami membalas cintamu/Secara bersahaja

Rindu kami padamu Ya Rasul/Rindu tiada terperi/Berabad jarak darimu Ya Rasul/Serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia/Bagai cahaya surga/Dapatkah kami membalas cintamu/Secara bersahaja

Rindu kami padamu Ya Rasul/Rindu tiada terperi/Berabad jarak darimu Ya Rasul/Serasa dikau di sini

 

Baca juga: Jemaah Haji dan Sandal Jepit

Replika Masjid Nabawi pada masa lalu yang menjadi bagian dari pameran tetap di Museum Dar al-Madinah di Madinah, Arab Saudi, Senin (25/7/2022). Pada mulanya, bangunan masih sederhana dengan fondasi batu dan dinding dari tanah liat.KOMPAS/ ILHAM KHOIRI

Replika Masjid Nabawi pada masa lalu yang menjadi bagian dari pameran tetap di Museum Dar al-Madinah di Madinah, Arab Saudi, Senin (25/7/2022). Pada mulanya, bangunan masih sederhana dengan fondasi batu dan dinding dari tanah liat.