Jemaah sedang beribadah di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Saat ini, semakin banyak jemaah haji dari beberapa negara yang tiba di Tanah Suci.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Jemaah sedang beribadah di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Saat ini, semakin banyak jemaah haji dari beberapa negara yang tiba di Tanah Suci.

Kita mulai cerita dari cuaca. Haji tahun 1443 Hijriah atau 2022 Masehi berlangsung saat musim panas. Saat ini, suhu udara siang hari di Madinah berkisar 46 derajat celsius dan di Mekkah sekitar 43 derajat celsius. Terik itu juga berlangsung saat puncak amalan haji di Arafah, Muzdalifah, Mina, pada 8 sampai 14 Juli 2022.

Jemaah haji yang berjalan di ruang terbuka saat tengah hari bakal tersengat terik matahari. Di bawah, semua benda, katakanlah seperti aspal, beton, keramik, tegel, atau batu, juga menularkan panas. Jika jemaah berjalan tanpa sandal, telapak kakinya bisa terbakar panas sehingga kulit melepuh.

Masalah itu menimpa sejumlah jemaah gelombang awal saat tiba di Madinah sejak 4 Juni 2022. Tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Madinah beberapa kali melaporkan kasus ini.

Salah satu laporan menyebut Seger Marso, anggota jemaah asal Embarkasi Surabaya, Jawa Timur. Kaki lelaki itu kepanasan dan melepuh saat pulang ke hotel dengan jalan kaki dari Masjid Nabawi, Madinah.

Dia jalan telanjang kaki karena sandalnya raib entah ke mana. Lelaki itu ditemukan dalam keadaan kebingungan dengan telapak kakinya terluka. Dia diantar ke hotel untuk mendapatkan perawatan.

Tak berselang lama, anggota jemaah haji asal Banda Aceh juga ditemukan tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) di halaman Masjid Nabawi. Kakinya terbakar dan memerah. Menurut dr Fachrurrazy Basalamah, anggota P3JH, luka itu termasuk tingkat sedang karena terjadi pada lapisan kulit lebih dalam dari epidermis. Perih saat disentuh.

Di Mekkah, memang belum ditemukan kasus serupa. Mungkin keramik atau marmer di area terbuka di Masjidil Haram tak sepanas di Masjid Nabawi. Namun, jika jemaah haji nekat berjalan telanjang kaki di atas aspal di luaran, tentu berbahaya.

Baca juga: Menjajal Tawaf dengan Skuter di Masjidil Haram

Jemaah haji berdoa di atas Jabal Rahmah di dekat Arafah, tempat wukuf di Arab Saudi, Jumat (8/7/2022) sore, menjelang matahari terbenam. Sebagian jemaah meyakini bukit ini menjadi tempat yang memudahkan doa dikabulkan.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Jemaah haji berdoa di atas Jabal Rahmah di dekat Arafah, tempat wukuf di Arab Saudi, Jumat (8/7/2022) sore, menjelang matahari terbenam. Sebagian jemaah meyakini bukit ini menjadi tempat yang memudahkan doa dikabulkan.

Penyembuhan lama

Telapak kaki terkelupas tentu mengganggu ibadah haji. Soalnya, luka akibat terbakar panas itu tidak dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Apalagi, jika lukanya sampai merasuk hingga kulit bagian dalam, proses penyembuhan makan waktu lebih lama.

”Proses penyembuhan sampai 21 hari,” kata Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan haji Indonesia (KKHI) di Mekkah, dr Imran Saleh H, kepada MCH di Mekkah, pertengahan Juli 2022.

Iklan

Kenapa masa penyembuhan begitu lama? Soalnya, perawatan kasus ini perlu dilakukan secara bertahap.

Pertama-tama, telapak kaki mesti diguyur air sekitar 10 menit, biar dingin. Kulit yang mati atau rusak akibat terbakar panas itu kemudian dikelupas, dibuang. Setelah benar-benar bersih, telapak kaki lantas diolesi obat khusus. Selama proses perawatan itu, pasien tidak bisa berjalan.

”Pasien bisa berjalan setelah luka di kulit itu sembuh,” kata Imran. Artinya, proses ibadah jemaah pun menjadi terganggu.

Kasus menjadi lebih serius jika jemaah yang kulit kakinya terkelupas punya komorbid diabetes melitus alias kencing manis. Saraf kaki orang dengan penyakit ini tidak peka lagi sehingga kerap tidak merasakan panas atau luka.

Pasien baru tersadar setelah melihat luka atau darah pada kakinya. Tentu, penyembuhan kasus semacam ini membutuhkan waktu lebih lama dan penanganan lebih intensif.

Baca juga: Pagi yang Gembira di Mina

Sejumlah pekerja penyewa jasa kursi roda di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Kursi roda digunakan jemaah yang mengalami kesulitan untuk berjalan saat tawaf atau sa'i.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Sejumlah pekerja penyewa jasa kursi roda di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (22/6/2022] sore. Kursi roda digunakan jemaah yang mengalami kesulitan untuk berjalan saat tawaf atau sa'i.

Jaga sandal

Untuk mengantisipasi kasus telapak kaki melepuh kepanasan, jemaah diminta selalu pakai alas kaki, seperti sandal atau sepatu, saat berjalan di luar ruangan. Ketika masuk Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah, jemaah melepas sandal atau sepatu. Alas kaki itu dimasukkan ke dalam plastik dan disimpan dalam tas atau ditenteng. Begitu kelar beribadah dan mau keluar masjid, alas kaki itu dipakai kembali.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah mengimbau agar jemaah membawa sandal dan menyimpannya sendiri saat beribadah. Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Amin Handoyo mengingatkan agar jemaah selalu membawa sandal. Sandal dibungkus plastik atau dimasukkan ke dalam tas saat shalat. ”Selesai shalat, begitu keluar dari masjid, pakai lagi sandalnya,” katanya.

Selain itu, petugas PPIH Seksi Khusus di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga menyiapkan sandal pengganti bagi siapa pun yang kehilangan sandal. Kadang, di area luar masjid, juga ada dermawan yang bagi-bagi sandal gratis.

Tampaknya imbauan menjaga sandal itu peru terus disampaikan kepada jemaah. Soalnya, ketika sebagian besar jemaah telah bergeser ke Mekkah, masih ditemukan aduan sandal hilang.

Ada yang sandalnya jatuh atau tercecer entah ke mana. Ada yang dititipkan kepada teman yang terpisah. Ada pula sandal yang dibawa suami atau istri, tapi kemudian mereka terpisah satu sama lain. Sekali lagi, sebaiknya sandal memang dibawa sendiri oleh setiap jemaah.

Baca juga: Diaspora Nusantara di Tanah Mekkah

Jemaah sedang melakukan sa'i atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah di dekat Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Jumat (10/6/2022]. Setelah sa'i, jemaah akan memotong rambut sebagai amalan akhir.KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Jemaah sedang melakukan sa'i atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah di dekat Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Jumat (10/6/2022]. Setelah sa'i, jemaah akan memotong rambut sebagai amalan akhir.