https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/E2I1Wk1Xq0Yq443ty3aGAurKPTE=/1024x679/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210110TAM-02_1610287179.jpgKOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Petugas gabungan mencari korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021).

SUMEDANG, KOMPAS – Pencarian korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terkendala hujan lebat, Minggu (10/1/2021). Potensi longsor susulan masih tinggi sehingga warga dan petugas evakuasi diimbau waspada.

Hingga Minggu malam, 13 korban ditemukan tewas dan enam orang masih dicari. Pencarian korban dihentikan sementara pada pukul 14.00 karena hujan lebat mengguyur lokasi longsor.

Hujan lebat membuat kondisi tebing yang curam rawan longsor. Sebab, terdapat rekahan di tebing yang membentuk jalur air. Material longsor juga masih tertahan di bagian tengah tebing.

“Tebing curam yang terus tergerus air (hujan) membuatnya berpotensi longsor lagi,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Agus Budianto.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/gd02ucbiTYQ09WNoEjh-O7jkaoY=/1024x660/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210110TAM-04_1610287247.jpgKOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Kondisi lokasi longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021).

Untuk meminimalkan dampak longsor, diperlukan pembuatan jalur khusus air. Tujuannya agar air tidak terkumpul di tebing yang dapat menyebabkan tanah jenuh dan rawan longsor. “Jadi, intinya, lepaskan air agar tidak terakumulasi di tengah. Sebab, potensi hujan masih tinggi dan diprediksi hingga Mei,” ujar Agus.

Kepala Kantor Basarnas Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan pencarian dalam 1 x 24 jam. Namun, pencarian akan dihentikan sementara jika terjadi hujan untuk mengantisipasi longsor susulan. “Masih ada patahan yang dikhawatirkan menyebabkan longsor lagi. Ini berpotensi membahayakan keselamatan tim evakuasi,” ucapnya.

Baca juga: Longsor di Sumedang, 11 Tewas dan 8 Belum Ditemukan

Longsor di Cihanjuang terjadi dua kali, Minggu pukul 15.30 dan pukul 19.30. Akibatnya, lebih dari 30 rumah tertimbun material longsor. Ati (28), warga setempat, mengatakan, sebelum longsor pertama terjadi, hujan lebat selama 1,5 jam mengguyur kawasan itu. Longsor menimpa delapan rumah di lokasi tersebut.

“Banyak warga datang melihat kejadian longsor. Namun, ternyata terjadi longsor lebih besar sehingga membuat warga berlarian. Lebih 20 rumah tertimbun,” ucapnya. Akibat kejadian itu, Ati dan ratusan warga lainnya mengungsi ke rumah kerabat. Sejumlah warga juga terluka karena terkena material yang terbawa longsor.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/o1jFPc1Eik85f6x8EfsxvZmhx-g=/1024x1629/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20200106_ARJ_banjir_mumed_WEB_1578300901.png

Sekretaris Daerah Sumedang Herman Suryatman menuturkan, untuk mengantisipasi longsor susulan, pihaknya telah mengevakuasi sekitar 150 warga. Ia juga mengimbau warga tidak masuk ke lokasi longsor, terutama saat hujan.

Evaluasi izin

Di Cimanggung dan sekitarnya terdapat banyak permukiman di punggung perbukitan. Hal ini berisiko longsor karena bukit-bukit tersebut minim pohon tegakan yang berfungsi menahan air.

Baca juga: Adaptif dengan Ragam Cara Alternatif

Herman menuturkan, pihaknya sedang mengecek izin pembangunan perumahan di lokasi longsor tersebut. “Kami akan evaluasi semua perumahan yang dibangun dengan kemiringan lahan lebih dari 30 derajat,” ucapnya.

Herman menambahkan, pihaknya juga merencanakan relokasi bagi warga korban longsor. Namun, ia belum dapat memastikan target relokasi tersebut. “Relokasi menjadi fokus jangka menengah dan akan segera dicari lokasinya. Untuk saat ini, fokus pada evakuasi korban,” ujarnya.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/4FFqWgxabxNWh0gTk2tm287pA1Y=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210110TAM-20_1610287444.jpgKOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Kondisi perumahan yang dibangun di punggung perbukitan di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021).

Saat meninjau lokasi longsor, Minggu pagi, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta semua pihak mewaspadai longsor susulan. Sebab, masih terjadi retakan tanah di sekitar lokasi itu.

“Ini menjadi peringatan, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan. Lahan ini sebenarnya memang rawan untuk ditinggali,” ujarnya.

Kementerian Sosial telah mengaktifkan dapur umum lapangan dan layanan dukungan psikososial. Total bantuan yang disalurkan sekitar Rp 1 miliar, terdiri dari bantuan logistik tanggap darurat, beras, dan santunan ahli waris.