BPBD KABUPATEN GARUT
Kondisi longor di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (3/12/2020).
BANDUNG, KOMPAS — Hujan lebat berpotensi mengguyur Jawa Barat dalam tiga hari ke depan. Hal ini membuat ancaman bencana hidrometeorologi semakin meningkat. Warga di sekitar tebing dan aliran sungai diimbau mewaspadai longsor, banjir, dan banjir bandang.
Hujan lebat memicu longsor di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jabar, Kamis (3/12/2020) pukul 06.30. Material longsor menimbun tujuh rumah dan menutup sejumlah ruas jalan, di antaranya Jalan Pangalengan-Rancabuaya dan Talegong-Selaawi.
”Jalan tertutup material longsor sepanjang 500 meter dan setebal 0,8 meter. Jalan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua. Sementara untuk kendaraan roda empat masih diberlakukan buka tutup,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Kabupaten Garut Tubagus Agus Sofyan, Kamis sore.
Baca juga : Jawa Barat Bersiap Hadapi Bencana Lebih Besar Terkait Hujan
BPBD KABUPATEN GARUT
Salah satu titik longor di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (3/12/2020).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Tujuh rumah tangga yang rumahnya terdampak longsor telah dievakuasi ke rumah kerabat dan Gedung SMP Negeri 1 Talegong. Desa Sukamulya berjarak sekitar 20 kilometer arah timur laut dari ibu kota Garut. Desa ini didominasi kawasan perbukitan.
Longsor susulan masih mengancam desa itu. Sebab, terdapat rekahan tanah di beberapa lokasi akibat pergerakan tanah.
Petugas gabungan bersama masyarakat berupaya mengalihkan aliran pembuangan air. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan potensi longsor susulan.
Salah satu wilayah yang terdampak banjir adalah Desa Sukakerti, Cisalak. Desa ini pernah porak poranda diterjang banjir bandang pada Mei 2016.
”Pengguna jalan diimbau selalu waspada mengingat pada musim hujan rawan terjadi longsor pada tebing dan pegunungan,” ujarnya.
Banjir bandang
Hujan lebat juga mengguyur Kecamatan Tanjungsiang dan Cisalak, Kabupaten Subang, Rabu (2/12/2020) sore hingga malam. Akibatnya, puluhan rumah terendam banjir setinggi 40 sentimeter akibat luapan sejumlah sungai di dua kecamatan itu.
”Banjir telah surut. Kamis pagi, petugas bersama warga bergotong royong membersihkan material lumpur sisa banjir,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Subang Hidayat.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Namun, jembatan antarkampung di Desa Cikawung, Tanjungsiang, jebol akibat tekanan arus banjir.
KOMPAS/MELATI MEWANGI
Ilustrasi: Banjir di Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Subang, Jawa Barat, Kamis (27/2/2020).
Berdasarkan laporan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor, banjir di Subang dipicu hujan dengan durasi sedang hingga lebat selama lebih dari empat jam. Intensitas hujan mencapai 57,8 milimeter.
Hujan lebat masih berpotensi mengguyur Subang hingga Minggu (6/12/2020). Pertumbuhan awan hujan didukung adanya daerah pertemuan angin sehingga berpotensi menyuplai uap air.
Baca juga : Jabar Siaga Bencana Hidrometeorologi hingga Pertengahan 2021
Salah satu wilayah yang terdampak banjir adalah Desa Sukakerti, Cisalak. Desa ini pernah porak poranda diterjang banjir bandang pada Mei 2016. Enam orang tewas dan delapan orang luka akibat bencana itu.
KOMPAS
Endapan lumpur, pepohonan, dan sampah masih teronggok di salah satu rumah warga Kampung Cihideung, Cisalak, Kabupaten SUbang, Jawa Barat, yang rusak akibat terdampak banjir bandang, Senin (23/5/2016). Banjir bandang terjadi pada Minggu (22/5/2020).
Kecamatan Tanjungsiang dan Cisalak yang terletak di selatan Subang didominasi perbukitan. ”Jadi, selain banjir, juga perlu diwaspadai longsor dan banjir bandang. Khususnya bagi warga di aliran sungai dan sekitar tebing,” ujar Hidayat.
Hidayat mengimbau warga rutin mengecek kondisi aliran sungai. Sebab, material tanah dan pepohonan akibat longsor berpotensi menjadi bendungan alami yang dapat menyebabkan banjir bandang.
”Alam di sekitarnya juga harus dijaga. Jangan sampai bukitnya gundul karena akan meningkatkan potensi longsor saat hujan lebat,” ujarnya.