Lepas dari belitan utang, Garuda Indonesia menargetkan kinerja semakin solid. Adapun Kereta Cepat Jakarta-Bandung menanti suntikan modal untuk mencapai target beroperasi pada Juni 2023.

Oleh HENDRIYO WIDI

Dua moda transportasi milik negara tengah ”adu balap”. Garuda Indonesia berupaya mengudara lebih tinggi setelah pulih dari belitan warisan utang. Adapun Kereta Cepat Jakarta-Bandung berusaha segera melesat di tengah beban pembengkakan biaya proyek.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dipastikan dapat mengantongi dana penyertaan modal negara (PMN) Rp 7,5 triliun melalui right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu. Dana itu akan digunakan untuk modal serta perawatan dan restorasi pesawat.

Tak lama setelah mayoritas pemegang saham menyetujui langkah itu, Garuda mencatatkan tingkat ketepatan waktu terbaik di Asia Pasifik versi OAG Flightview pada periode September 2022. Capaian on time performance (OTP) Garuda sebesar 96,6 persen.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Kamis (10/11/2022), mengatakan, capaian prestasi itu merupakan angin segar bagi maskapai milik negara yang baru saja pulih dari belitan utang warisan.

”Prestasi itu sangat bagus karena menunjukkan Indonesia memiliki maskapai penerbangan yang bisa diandalkan. Capaian itu juga penting karena mobilitas masyarakat sudah semakin meningkat dan membutuhkan moda transportasi yang andal,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta.

Erick meminta agar Garuda mempertahankan capaian positif ketepatan waktu penerbangan. Penundaan penerbangan akan memengaruhi produktivitas dan merugikan maskapai hingga ribuan dollar AS per tahun. Oleh karena itu, OTP harus dijadikan indikator kinerja utama untuk mengukur, mengevaluasi proses, dan mengidentifikasi peningkatan kinerja operasi Garuda Indonesia.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/VI2DdGln9mkIof-cm2b2z4_U2dc=/1024x1229/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F13%2F20211212-GKT-Strategi-Krisis-Garuda-mumed_1639359378_png.png

Minat masyarakat menggunakan jasa Garuda Indonesia semakin meningkat. Pada triwulan III-2022, jumlah penumpang Garuda tumbuh 61,11 persen menjadi 10,49 juta orang. Pendapatan grup Garuda juga tumbuh 60,35 persen secara tahunan menjadi 1,5 miliar dollar AS. Penerbangan berjadwal berkontribusi paling besar, yakni 57,87 persen, terhadap pertumbuhan pendapatan.

Direktur Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, kondisi fundamental kinerja operasional Garuda semakin solid. Hal itu ditopang pula iklim pasar transportasi udara yang tumbuh kian signifikan.

”Ini menjadi momentum bagi Garuda untuk mengintensifkan percepatan misi transformasi yang ditunjang berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja keuangan yang berkesinambungan,” kata Irfan.

Di akhir tahun ini, Garuda Indonesia Group menargetkan dapat mengoperasikan minimal 119 pesawat. Garuda akan mengoperasikan 61 pesawat dan Citilink 58 pesawat.

Kereta cepat

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tengah menanti kepastian PMN senilai Rp 3,2 triliun. PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menargetkan KCJB beroperasi pada Juni 2023.

Dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat pada 9 November 2022, Direktur PT KAI Didiek Hartantyo berharap agar PMN itu bisa segera cair sebelum akhir 2022. Melalui PMN itu, kesinambungan dan keberlanjutan proyek KCJB bisa terjaga dan beroperasi sesuai target.

”Jika PMN ini diberikan paling lambat Desember 2022, kami pastikan tidak akan ada tambahan pembengkakan biaya lagi. Proyek juga akan kelar pada pertengahan 2023,” katanya.

PT KCIC mencatat, per pekan kedua Oktober 2022, progres fisik sudah mencapai 79,51 persen dan progres investasi 90,60 persen. Berdasarkan penghitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) per 15 September 2022, pembengkakan biaya (cost overrun) pembangunan proyek KCJB sebesar 1,449 miliar dollar AS. Hal itu membuat nilai total investasi proyek itu meningkat dari 6,071 miliar dollar AS menjadi sekitar 7,5 miliar dollar AS.

PT KAI akan menggunakan dana PMN Rp 3,2 triliun untuk pemenuhan porsi ekuitas sebesar 25 persen dari total pembengkakan biaya proyek KCJB. Sementara sisanya atau sekitar 75 persen akan dipenuhi dari pinjaman China Development Bank (CDB).

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengemukakan, kendati baru akan balik modal sekitar 38 tahun lagi, proyek pembangunan KCJB tersebut telah berkontribusi pada penerimaan negara melalui pembayaran pajak dan sewa lahan. Per September 2022, kontribusinya mencapai Rp 6,7 triliun.

”Besaran kontribusi itu akan semakin bertambah. Hingga Juni 2023, proyek itu diperkirakan akan menyumbang penerimaan negara hingga Rp 11,1 triliun,” katanya.

Pada 16 November 2022, PT KCIC akan menggelar uji dinamis KCJB. Rangkaian persiapan uji dinamis tersebut akan dilakukan mulai 11 November 2022.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/S91cT-luOvLskPJcYbPH3VtXN6Y=/1024x1064/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F22%2F20211122-NSW-Kereta-Cepat-mumed_1637581496_png.png