BMKG mengimbau warga dan tim penyelamat di Cianjur mewaspadai hujan pada tiga hari ke depan yang bisa memicu longsor.

Oleh ZULIAN FATHA NURIZAL

CIANJUR, KOMPAS — Penanganan pascagempa di Cianjur, Jawa Barat, sejauh ini masih terkendala hujan yang dikhawatirkan dapat memicu longsor sehingga membahayakan petugas. Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi potensi hujan masih terus terjadi sampai tiga hari ke depan.

Hal itu disampaikan Pengamat Meteorologi Muda (PMG) Subkoordinator Bidang Layanan Informasi Seismologi Teknik dari BMKG Sigit Purnomo dalam jumpa pers melalui akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sabtu (26/11/2022). Dia mengimbau agar petugas dan masyarakat waspada akan efek hujan di lokasi bencana.

”Kami imbau kepada masyarakat, petugas, dan sukarelawan agar lebih berhati-hati beraktivitas di lokasi bencana karena potensi hujan masih akan terjadi tiga hari ke depan,” tambah Sigit.

Dalam kesempatan itu, BMKG juga melaporkan terdapat empat kali gempa susulan per Sabtu (26/11/2022) antara M 1,2 dan 2,3. Total gempa terjadi pascagempa utama berjumlah 263 gempa susulan.

Suasana jumpa pers bertajuk "Update Penanganan Gempa Bumi M 5,6 Cianjur Hari Ke-5" melalui akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sabtu (26/11/2022).

TANKAPAN LAYAR OLEH ZULIAN FATHA NURIZAL

Suasana jumpa pers bertajuk "Update Penanganan Gempa Bumi M 5,6 Cianjur Hari Ke-5" melalui akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sabtu (26/11/2022).

Deputi III Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayor Jenderal Fajar Setyawan juga melaporkan jumlah korban meninggal menjadi 318 orang. Selain itu, masih ada 14 orang dinyatakan hilang.

”Hasil pencarian hari ini, delapan orang ditemukan dan dua orang di warung Shinta yang merupakan warga Cijedil. Jadi jumlah orang hilang sebelumnya 24 jiwa kini menjadi 14 jiwa. Pencarian masih akan dilanjutkan,” kata Fajar.

Fajar juga melaporkan tercatat sebanyak 7.729 orang mengalami luka-luka akibat gempa ini. Rinciannya, 595 orang mengalami luka berat dan 7.134 orang luka ringan. Terdapat 108 orang yang masih dirawat di rumah sakit.

Gempa yang terjadi mengakibatkan banyak akses jalan terputus. Maka dari itu, untuk mengakses titik lokasi yang sulit dijangkau, BNPB bersama tim gabungan Basarnas mengerahkan 50 sepeda motor. Selain itu, dikerahkan juga satu helikopter untuk membantu distribusi bantuan dan evakuasi korban gempa.

Donasi

Asisten Daerah Kabupaten Cianjur Bagian Perekonomian dan Pembangunan Budi Rahayu Toyib mengatakan, donasi yang terkumpul sampai 26 November 2022 berjumlah Rp 2,2 miliar. Donasi ini terkumpul dari 338 transaksi yang bersumber dari pemerintah daerah serta donatur dan masyarakat.

”Kami dari pemerintah daerah mengucapkan terima kasih atas uluran bantuannya. Dana ini akan kami gunakan seluruhnya untuk korban gempa berkoordinasi dengan tim petugas sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Budi.

Budi mengimbau kepada masyarakat di seluruh Indonesia yang ingin berdonasi untuk tidak menyalurkan sendiri. Selain kondisi daerah berpotensi longsor atau berbahaya, saat ini jalan menuju lokasi macet akibat banyaknya donatur mandiri yang datang. Hal ini juga menyulitkan tim melakukan penanganan.

”Donasi bisa melalui penyalur tepercaya. Jangan datang sendiri. Kami tahu niatnya baik. Tetapi, jangan sampai ada korban baru karena terkena efek gempa susulan,” tambah Budi.

Donatur bisa menyalurkan bantuannya melalui rekening bagi korban gempa bumi Bank Jabar Banten dengan nomor 0263-0000-0000-0 atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur. Bukti transfer ke Whatsapp 08122352658 atas nama Asisten Daerah 3 Pemkab Cianjur Dedi Sudrajat.

Baca juga : Bantuan Dikerahkan untuk Korban Gempa Cianjur

Seperti diberitakan, gempa tektonik berkekuatan M 5,6 terjadi di Cianjur pada Senin (21/11/2022). Gempa ini merusak sejumlah rumah warga dan fasilitas publik. Gempa dangkal ini dirasakan hingga Kota Bandung dan DKI Jakarta.

Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempa berada di barat daya Cianjur dengan kedalaman 10 kilometer. Titik gempa berada di koordinat 6,84 derajat Lintang Selatan dan 107,05 derajat Bujur Timur. Kawasan itu menjadi bagian dari zona Sesar Cimandiri.

Getaran gempa terasa kuat di Kabupaten Cianjur, Garut, hingga Sukabumi dengan skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity). Berdasarkan keterangan dari bmkg.go.id, skala IV-V MMI menunjukkan getaran sangat terasa oleh warga, bahkan berdampak pada kerusakan sejumlah bangunan.