KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Sejumlah pasien dan keluarga mereka berada di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Sebanyak 400 lebih pasien gempa Cianjur dirawat di RSUD ini.
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa kementerian dan lembaga terkait hari ini mulai menyalurkan bantuan untuk penanganan darurat korban gempa di Cianjur, Jawa Barat. Bantuan yang disalurkan, di antaranya, meliputi logistik makanan, perlengkapan air bersih, serta obat-obatan dan alat kesehatan.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan menyebutkan, saat ini terdapat beberapa prioritas utama penanganan darurat gempa di Cianjur. Penanganan darurat tersebut meliputi pencarian dan evakuasi korban, penanganan pengungsi, perbaikan sarana vital, dan pembersihan material yang menutup akses jalan.
”Targetnya, masa tanggap darurat berlangsung selama satu minggu dan semoga proses pencarian serta evakuasinya sudah selesai. Hingga Selasa pagi pukul 06.00, Pusat Pengendalian Operasi BNPB mencatat, sebanyak 25 warga tertimbun reruntuhan bangunan. Sejumlah warga ini teridentifikasi di Cijedil, Cugenang, Cianjur,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam rilis resmi BNPB, Selasa (22/11/2022).
BNPB akan mengaktifkan pos pendamping nasional yang berdekatan dengan pos komando (posko) penanganan darurat yang berada di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur. Pos lapangan juga akan diadakan di tiga kecamatan paling terdampak di Kabupaten Cianjur.
Baca juga : Reportase Langsung Gempa Cianjur
Dalam hal ini BNPB telah mengerahkan sejumlah personel, logistik, dan satu helikopter untuk distribusi bantuan ke lokasi bencana. BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 1,5 miliar dan bantuan logistik darurat senilai Rp 500 juta. Bantuan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur pada saat tinjauan lapangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wakil Komisi VIII DPR, Kepala BNPB, serta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Jumlah pengungsi gempa Cianjur bertambah menjadi 7.060 jiwa yang tersebar di sejumlah wilayah. Sebanyak delapan keluarga mengungsi di Kabupaten Sukabumi dan empat jiwa mengungsi di Kabupaten Bogor. Total 3.075 rumah rusak ringan, 33 rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat (Kompas, 22/11/2022).
Menteri Sosial Tri Rismaharini menjelaskan, Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengirim bantuan logistik berupa tenda dan alat kebersihan diri yang dipasok ke SDN 2 Sukamaju, Kampung Munjul, Gasol, Cugenang. Di lokasi ini, tenda dan selimut didistribusikan kepada warga yang rumahnya roboh dan tinggal di luar untuk mengantisipasi gempa susulan.
”Kemensos menyiapkan 1.000 tenda berukuran kecil, sedangkan tenda berukuran besar telah disiapkan di tujuh kecamatan yang terdampak. Masing-masing posko dilengkapi bantuan logistik berupa tenda, alat kebersihan diri, makanan anak, hingga makanan siap saji,” kata Risma dalam rilis resmi Kemensos.
Selain itu, bantuan dapur umum, toilet, dan air bersih juga sedang distribusikan. Kemensos menyiapkan tangki dan tandon air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Bantuan makanan siap saji juga telah didistribusikan tadi pagi melalui dapur umum.
Saat ini Kemenkes sedang mendata faskes yang mengalami kerusakan akibat gempa.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Korban gempa yang dirawat di halaman RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mendata beberapa fasilitas kesehatan (faskes) terdampak gempa Cianjur. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, setidaknya empat faskes terdampak gempa. Faskes tersebut meliputi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, Puskesmas Cugenang dan Puskesmas Pacet di Kabupaten Cianjur, serta Puskesmas Cireunghas di Kabupaten Sukabumi.
”Saat ini Kemenkes sedang mendata faskes yang mengalami kerusakan akibat gempa,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril, Selasa siang.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, prosedur penanganan kegawatdaruratan di Cianjur dilakukan di beberapa faskes. Korban luka ringan dan dapat melakukan rawat jalan di Rumah Sakit (RS) Cimacan dan RS Dr Hafiz, Cianjur. Pasien dengan kondisi luka sedang dapat menjalani perawatan di RS Bhayangkara dan RS Lapangan TNI Cianjur. Adapun Pasien dengan kondisi kritis dimobilisasi ke tiga rumah sakit, yaitu RS Hasan Sadikin, Bandung; RSUD Kota Bogor; dan RSUD R Syamsudin, Sukabumi.
Hingga saat ini Kemenkes telah memobilisasi sejumlah tenaga kesehatan untuk membantu penanganan gempa di Cianjur. Kemenkes telah mengirimkan 22 tenaga kesehatan dan satu ambulans, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan telah mengirim 26 tenaga kesehatan dan tiga ambulans.
Baca juga : Soal Gempa Cianjur, Menko Muhadjir: Pemerintah Ganti Rumah yang Rusak Berat
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Seorang korban gempa dirawat di selasar RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Adapun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengirim tiga dokter spesialis bedah, satu tim medis, dan satu ambulans. Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) juga mengirimkan tiga spesialis bedah ortopedi dan lima petugas public safety center.
”Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin, Bandung, juga mengirimkan tim dan menyiapkan UGD untuk melayani pasien korban gempa Cianjur,” kata Nadia.
Ketua IDI Cabang Cianjur Ronny Hadyanto mengatakan, IDI mengerahkan semua anggota dokternya di wilayah Cianjur untuk menangani korban gempa. ”Sekitar 200 tenaga medis yang terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis anggota IDI di Cianjur turun menangani korban gempa,” katanya, Senin (21/11/2022).