Awalnya, jumlah pengungsi dalam kapal itu 185 orang, tetapi satu orang tewas dan jenazahnya dilarung ke samudra.
JANTHO, KOMPAS — Gelombang pengungsi etnis Rohingya ke Indonesia belum berakhir. Pada Minggu (8/1/2023) 184 pengungsi Rohingya yang berlayar dari Bangladesh mendarat di Pantai Kuala Gigieng, Desa Lamnga, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Kapal yang mengangkut pengungsi Rohingya itu tiba di pantai pada Minggu siang. Sebanyak 69 aki-laki dewasa, 75 perempuan dewasa, dan 40 anak-anak. Beberapa pengungsi masih usia balita.
Para pengungsi itu sebagian terlihat dalam kondisi lemas. Petugas kesehatan dengan sigap memberikan penanganan medis.
Mereka dikumpulkan di sebuah tanah lapang di dekat pantai. Petugas keamanan Polri, TNI, UNHCR, IOM, dan petugas dari pemerintah setempat mendata jumlah pengungsi. Warga datang ke lokasi untuk menyaksikan pengungsi Rohingya. Bantuan air minum dan makanan darurat disalurkan.
Para pengungsi diangkut menggunakan mobil dinas sosial ke lokasi penampungan sementara di gedung milik dinas sosial. Sebanyak 57 pengungsi yang datang pada bulan lalu juga ditampung di sana.
Seorang pengungsi Rohingya yang terdapat dalam 184 orang itu, Muhammad Faisal. Kepada petugas, Faisal mengatakan mereka berlayar dari Bangladesh selama 27 hari. Mereka sengaja keluar dari pusat pengungsian di Bangladesh berlayar ke negara-negara kawasan, seperti Indonesia atau Malaysia.
Awalnya jumlah pengungsi dalam kapal itu 185 orang, tetapi satu orang tewas dan jenazahnya dilarung ke samudra.
Faisal mengatakan, dia datang dari Myanmar ke Bangladesh sebagai pengungsi. Setelah beberapa tahun di Bangladesh dengan kondisi hidup tidak menentu mendorong mereka untuk mencari penghidupan yang layak. Banyak pengungsi Rohingya dari Bangladesh yang berhasil kabur ke negara-negara kawasan sebagai pendatang gelap.
Faisal mengatakan, ayahnya berhasil mendapatkan sebuah perahu dan mengatur rencana pelayaran. Mereka tidak tahu bahwa perahu yang ditumpangi mendarat ke Indonesia.
Penjabat Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto mengatakan, ini kali kedua pengungsi Rohingya terdampar ke Aceh Besar dalam dua bulan terakhir. Pada Minggu, 25 Desember 2022, 57 orang terdampar di Pantai Ladong, Aceh Besar.
”Kita telah berkoordinasi dengan Dinsos Aceh, dan telah diberikan izin untuk penampungan sementara di UPTD Dinsos Aceh,” kata Iswanto.
Iswanto mengatakan karena alasan kemanusiaan pihaknya bersedia menampung sementara pengungsi itu. Namun, dia meminta pihak lembaga internasional yang mengurus pengungsi agar menangani dengan serius dan cepat.
”Pemkab Aceh Besar hanya membantu sebatas misi kemanusiaan dan kedaruratan,” kata Iswanto.
Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Al Farlaky, mengatakan perlu diinvestigasi mengapa gelombang pengungsi Rohingya tidak pernah berakhir datang ke Aceh. Dia mencurigai ada sindikat yang mengatur mengirimkan pengungsi itu ke Aceh.
Pengungsi Rohingya pertama kali tiba ke Aceh pada 2011. Kala itu warga menyebut dengan istilah manusia perahu. Namun tahun-tahun berikut hingga 2023 gelombang pengungsi terus mengalir.
Gelombang pengungsi Rohingya yang terdampar ke Aceh belum berhenti. Dalam catatan Kompas, sudah belasan kali kapal pengungsi Myanmar itu masuk ke Aceh dengan total penumpang 1.802 orang sejak 2011.