Pasar rumah tapak diprediksi masih paling diminati tahun ini. Di tengah prediksi perlambatan properti, sejumlah pengembang fokus menggarap rumah tapak untuk menyasar kebutuhan hunian.
Oleh BM LUKITA GRAHADYARINI
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki tahun 2023, sejumlah pengembang tetap fokus menggarap rumah tapak. Rumah tapak diproyeksikan masih akan mendominasi pasar residensial meskipun permintaan perumahan tahun ini diprediksi melambat.
Vice President Corporate Secretary PT PP Properti Tbk (PPRO) Ikhwan Putra Pradhana mengemukakan, saat ini perseroan terus menyasar segmen pasar rumah tapak. Ini sejalan dengan kebutuhan perumahan yang selalu meningkat untuk hunian, terutama generasi muda kalangan milenial.
Beberapa proyek baru yang akan dikembangkan oleh perseroan di antaranya Transyogi di Cibubur dan Mikroland Payon Amartha di Semarang. Strategi yang disiapkan antara lain optimalisasi aset lahan, pemasaran unit siap huni (ready stock), pengembangan rumah tapak, serta pengembangan apartemen dengan skala prioritas.
”Perseroan akan mengembangkan beberapa rumah tapak di sekitar Cibubur, Semarang, dan Cilegon. Namun, tetap fokus untuk memasarkan produk apartemen yang sudah ada,” kata Ikhwan, akhir pekan lalu.
Anggaran belanja modal yang disiapkan PPRO tahun ini sekitar Rp 160 miliar, bersumber dari surplus arus kas dan hasil divestasi saham anak perusahaan. Adapun penjualan properti tahun ini diproyeksikan tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu. Pada 2022, capaian pemasaran properti tercatat Rp 1,1 triliun.
”Kondisi makroekonomi Indonesia pada 2023, seperti tingkat inflasi, diharapkan lebih terkendali dibandingkan negara-negara lain, peningkatan daya beli masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan kebutuhan perumahan yang selalu meningkat terutama dari generasi muda milenial,” tutur Ikhwan.
Secara terpisah, Country Manager Rumah.com Marine Novita mengemukakan, situasi pasar properti pada 2023 akan kembali menghadapi tantangan. ”Ancaman resesi dan kenaikan suku bunga global akan membuat penjual dan penyedia suplai hunian berhati-hati dalam membuat keputusan,” ujarnya.
Marine menambahkan, peningkatan transaksi properti biasanya memuncak sebelum tahun politik dan menurun di tahun-tahun pemilu, seperti tahun 2014 dan 2019, dengan perlambatan yang berlanjut hingga ke tahun berikutnya. ”Namun, karena Pemilu 2024 akan berlangsung di awal tahun, efeknya tentu akan terasa lebih awal,” ujarnya.
Strategi penjualan
Sebelumnya, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Hermawan Wijaya mengemukakan, upaya mitigasi dan strategi penjualan terus dilakukan untuk menghadapi tantangan tahun 2023, antara lain melalui kemudahan dan keringanan pembayaran bagi pembeli. Insentif itu menyasar seluruh konsumen, baik pengguna akhir (end user) maupun investor.
PT Bumi Serpong Damai Tbk mencatat pendapatan prapenjualan hingga semester III (Januari-September)-2022 sebesar Rp 6,7 triliun atau 87 persen dari target Rp 7,7 triliun.
Menurut Corporate Head of Sales Sinar Mas Land Nurhadi Lie, kontribusi terbesar pendapatan Sinar Mas Land masih berasal dari BSD City. Pasokan rumah tapak lebih besar daripada apartemen, sementara proyek apartemen umumnya sudah selesai dan tinggal dipasarkan. Adapun pasar apartemen kini sudah mulai banyak diisi oleh pengguna akhir.
”Kami gencarkan terus channel penjualan yang ada,” ujar Nurhadi.
Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong, pasar properti tahun ini berpotensi melambat akibat kenaikan tingkat suku bunga, di samping memasuki tahun politik mulai semester II-2023. Kendati demikian, pengembang masih dapat mengoptimalkan penjualan properti untuk diserap pengguna akhir pada semester I-2023.