Sebanyak 16 ruas jalan tol direncanakan beroperasi secara fungsional untuk mengakomodasi lonjakan kendaraan pada arus mudik Lebaran tahun ini. Selain di Jawa, beberapa ruas dari 16 ruas jalan tol itu ada di Sumatera.

Oleh BM LUKITA GRAHADYARINI

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana menambah 878,5 kilometer ruas jalan tol yang beroperasi pada tahun 2023-2024. Sepanjang 493 kilometer di antaranya ditargetkan selesai tahun ini. Selain itu, 16 ruas jalan tol baru direncanakan beroperasi secara fungsional pada saat arus mudik Lebaran tahun ini.

”Persiapan, khususnya (16 ruas) tol ini, kami harapkan bisa beroperasi pada Lebaran,” kata Hedy Rahadian, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam bincang-bincang dengan media, di Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Ruas-ruas tol yang ditargetkan beroperasi secara fungsional meliputi Tol Serpong-Cinere Seksi 2 (Pamulang-Cinere) sepanjang 3,64 kilometer (km) dan Tol Cibitung-Cilincing Seksi 4 (Taruma Jaya-Cilincing) sepanjang 7,29 km. ”Ini (Cibitung-Cilincing) pendek-pendek, tapi sifatnya menyambungkan,” lanjut Hedy.

Selain itu, ada ruas jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) Seksi 6A dan 6B (Ujung Jaya-Dawuan) sepanjang 5,10 km, Cisumdawu Seksi 4A dan 4B (Cimalaka-Legok) sepanjang 8,2 km, dan Cisumdawu Seksi 5A dan 5B (Legok-Ujung Jaya) sepanjang 14,9 km. Ada pula ruas Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 (Cigombong-Cibadak) sepanjang 11,9 km dan Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A (Probolinggo Timur-IC Gending) sepanjang 8,55 km.

Hedy menambahkan, ruas tol lain yang disiapkan untuk beroperasi saat Lebaran 2023 adalah Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3 (Kutanegara-Sadang) sepanjang 8,5 km, Cimanggis-Cibitung Seksi 2A (Jatikarya-Cikeas) sepanjang 3,5 km, Cinere-Jagorawi Seksi 3B (Krukut-Limo) sepanjang 2,19 km, dan Serpong-Balaraja Seksi 1B (CBD-Lego) sepanjang 5,4 km.

Untuk wilayah Sumatera, ruas tol yang disiapkan beroperasi saat arus Lebaran adalah Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 5 dan 6 (Blang Bintang-Kuto Baro-Baitussalam) sepanjang 12,4 km. Selain itu, ruas Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 1 sepanjang 20,4 km, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 2 sepanjang 18,05 kilometer, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 3 sepanjang 30 km, dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 4 sepanjang 28 km.

Hingga saat ini, total ruas jalan tol yang sudah beroperasi di Indonesia sepanjang 2.620,02 kilometer. Pada tahun 2022, terdapat penambahan ruas jalan tol yang beroperasi sepanjang 142,11 km, sedangkan pada awal tahun 2023 sepanjang 20,89 km. Pada tahun 2023, pemerintah menargetkan tambahan ruas jalan tol yang beroperasi sepanjang 493 km, sedangkan tahun 2024 sepanjang 385,5 km.

”Tol (yang beroperasi) masih didominasi di Jawa sepanjang 1.712,76 km. Tetapi, (tol) di Sumatera juga sudah cukup panjang, yakni 738,46 kilometer,” kata Hedy. Sementara itu, tol di wilayah Bali tercatat 10,07 km, Kalimantan 97,27 km, dan Sulawesi 61,46 km.

Hedy menjelaskan, tol atau jalan bebas hambatan merupakan tulang punggung dalam upaya menekan waktu tempuh perjalanan. Pembangunan tol di sejumlah wilayah diharapkan mampu mengejar target waktu tempuh perjalanan menjadi 1,9 jam per 100 kilometer hingga tahun 2024. Pada tahun 2022, realisasi waktu tempuh pada lintasan yang menjadi obyek pengukuran rata-rata masih 2,24 jam per 100 km atau setara kecepatan kendaraan 45 km/jam.

Uji Coba MLFF

Sementara itu, pemerintah berencana menerapkan uji coba sistem pembayaran nontunai nirsentuh (MLFF) pada enam ruas tol. Uji coba tahap awal direncanakan pada ruas Tol Bali Mandara pada Juni 2023. Selama uji coba dan masa transisi, masih akan ada palang pintu tol untuk mengecek kesiapan pengguna tol, termasuk pendaftaran kendaraan, penggunaan aplikasi sistem transaksi nontunai dan nirsentuh (cantas), dan saldo pembayaran.

Penerapan pembayaran nirsentuh melalui aplikasi telepon seluler atau ponsel cerdas itu akan dilakukan secara bertahap, melalui transisi dari sistem pembayaran tol nontunai menggunakan kartu elektronik (e-toll).

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ali Rachmadi menambahkan, terdapat lima ruas jalan tol lain yang akan menjadi prioritas uji coba pada Desember 2023, di antaranya Tol Balikpapan-Samarinda, Tol Jagorawi, Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR), dan Tol Jakarta-Cikampek.

”Rencana penuh uji coba pada Desember 2023 untuk lima ruas. Kami lihat dahulu sistemnya nanti dan uji coba Tol Bali-Mandara, baru kami rilis di ruas-ruas selanjutnya,” kata Ali.

Hedi mengemukakan, uji coba MLFF bertujuan menguji sistem, risiko, dan mitigasi terhadap penerapan MLFF. Jalan Tol Bali Mandara yang merupakan satu-satunya tol di Bali dipilih untuk uji coba MLFF karena jalan tol relatif pendek sehingga risikonya lebih terkontrol. Dari uji coba itu, pemerintah akan mengevaluasi sistem baru itu, meliputi cara pembayaran, akurasi data, hingga sanksi terhadap pelanggaran.

”MLFF, tidak semua negara menerapkannya karena butuh disiplin data yang akurat. Tetapi, perlu juga kita mendisiplinkan masyarakat untuk ’naik kelas’,” ujarnya.

Secara berkala akan dilakukan operasi pengawasan. Pengguna tol yang tidak membayar akan dikenai denda besar. Pemerintah juga akan menyiapkan regulasi untuk pengenaan sanksi atau denda terhadap pelanggaran. ”Kami akan lihat dari uji coba ini, (sanksi) mana yang realistis dilakukan untuk pengguna tol yang tidak bayar,” ujar Hedy.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/c93Btk9J-jUxhTG6AgmD1vNaU6E=/1024x1609/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F09%2F8270612f-c64b-4b89-b601-51eb82333aa6_jpg.jpg