Jalan Tol Indralaya-Prabumulih, Sumatera Selatan, sejauh 65 kilometer ditargetkan selesai pada Maret 2023 dan dapat difungsikan saat mudik Idul Fitri mendatang.

Oleh RHAMA PURNA JATI

PRABUMULIH, KOMPAS — Pembangunan Jalan Tol Indralaya-Prabumulih, Sumatera Selatan, sejauh 65 kilometer ditargetkan selesai pada Maret 2023 dan dapat difungsikan saat mudik Idul Fitri mendatang. Pembangunan tol ini diharapkan mempercepat mobilitas masyarakat di wilayah Sumatera Selatan.

Hal ini mengemuka saat Gubernur Sumsel Herman Deru memantau pengerjaan jalan tol yang merupakan bagian dari ruas Tol Palembang-Muara Enim itu, Sabtu (14/1/2023). Dalam kunjungan tersebut, rombongan menyusuri jalan tol yang di kiri-kanan masih banyak perkebunan karet dan sawit serta kawasan rawa. Bahkan, di sejumlah titik terdapat kerbau rawa yang sedang berkumpul di bawah jalan tol.

Direktur Tol Simpang Indralaya-Prabumulih PT Hutama Karya, Sarjono, menjelaskan, saat ini pengerjaan tol sudah mencapai 89,79 persen. Ini lebih cepat dari rencana awal sebesar 88,78 persen. Adapun untuk pengembangan jalan sudah mencapai 96,04 persen. ”Saat ini pembahasan lahan masih terus berjalan. Sudah pada izin prinsip dan diperkirakan bisa selesai tepat waktu,” ujarnya.

Menurut dia, baik konstruksi maupun pembebasan lahan tidak ada masalah berarti karena semua sudah sesuai jadwal, bahkan lebih cepat dari waktu yang direncanakan. Jika pembangunan tol ini berjalan lancar, ujar Sarjono, diharapkan pada saat Idul Fitri, tol ini bisa dibuka secara fungsional.

Pantauan Kompas, proses pembangunan terus berlangsung. Di beberapa titik masih ada pembangunan jalan berupa penimbunan sampai pengaspalan. Pembangunan rest area atau tempat istirahat juga masih berlangsung. Adapun pengerjaan pintu tol sudah selesai.

Gubernur Sumsel Herman Deru berkomitmen untuk terus memantau pembangunan tol di Sumsel karena pembangunan infrastruktur ini sangat dibutuhkan masyarakat. ”Kebutuhan masyarakat akan keberadaan jalur alternatif sangat tinggi. Karena itu, saya berharap tol ini bisa selesai tepat waktu,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga berharap agar pembangunan tol tetap diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. ”Jangan sampai banyak jalan berlubang atau bergelombang di jalan tol karena mereka yang membayar butuh kenyamanan,” ucapnya.

Adapun untuk rest area, ia berharap pengelola tol memberikan prioritas kepada pelaku usaha penduduk setempat agar keberadaan tol bisa dirasakan oleh masyarakat. Menurut dia, keberadaan tol akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, utamanya menggerakkan ekonomi.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/PuBTVun_jaftDCYQBGIbYCn2QkI=/1024x2400/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F04%2Fba5b31fe-c373-4170-8eee-0c9dc7ced165_png.png

Jika dilihat dari panjangnya ruas tol, kemungkinan waktu tempuh akan jauh lebih cepat dibanding menggunakan jalan arteri. ”Jika di jalan biasa waktu tempuh dari Palembang ke Prabumulih bisa mencapai 2 jam, dengan adanya jalan tol ini waktu tempuh bisa dipangkas menjadi 1 jam,” ucap Herman.

Tidak hanya jalur Tol Indralaya-Prabumulih, Herman juga terus memantau pembangunan jalur Tol Palembang-Betung yang sampai saat ini masih berlangsung. ”Ruas tol ini juga sangat penting untuk mengatasi bottleneck (penyumbatan arus lalu lintas) yang kerap terjadi di jalur lintas timur Sumatera,” ujarnya.

Apabila kedua tol ini bisa selesai tepat waktu, diharapkan mobilitas masyarakat Sumsel akan kian lancar dan berdampak pada perputaran ekonomi yang lebih cepat. ”Jika lalu lintas lancar, tentu akan memangkas ongkos produksi suatu komoditas. Dengan begitu, akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Herman.

Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Ari Narsa mengatakan, memang masih ada ruas jalan arteri yang kerap terhambat. Ini salah satunya di jalur Palembang-Betung dengan ruas jalan yang hanya selebar 6 meter, tapi dilintasi truk-truk bertonase besar dan kendaraan pribadi. Jika ada kejadian, sangat rentan terjadi kemacetan panjang. ”Dengan adanya tol diharapkan masyarakat juga memiliki alternatif untuk melintas,” ujarnya.

Selain itu, dengan adanya jalan tol, ucap Ari, beban kendaraan di arus arteri bisa terbagi sehingga beban jalan berkurang. Hal ini akan memperpanjang usia jalan.

Terkait masih adanya jalan tol yang bergelombang atau berlubang, pihaknya terus mengimbau kepada pengelola untuk memperbaiki jalan tol agar layak dilalui, terutama ketika arus mudik berlangsung. ”Harapannya, tol di Sumsel bisa laik dilalui pada pertengahan tahun ini,” ujar Ari.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menyatakan, di Sumsel ada dua ruas tol yang diprioritaskan pengerjaanya, yakni Indralaya-Prabumulih dan Palembang-Betung. Keduanya diharapkan selesai sebelum tahun 2024.

Adapun ruas Prabumulih-Enim dengan panjang 54 km masih dievaluasi karena progres pembebasan lahan masih 19,01 persen dengan progres konstruksi 8,69 persen. Diselesaikannya tol ini diharapkan dapat menciptakan kawasan ekonomi baru di daerah yang dilalui dan memperlancar arus lalu lintas.