Pelabuhan Patimban dinilai menjadi salah satu magnet bagi pengembangan kawasan di utara Jawa Barat. Keberadaannya dinilai menopang konektivitas serta integrasi rantai logistik industri besar, menengah, dan kecil.

Oleh JUMARTO YULIANUS

SUBANG, KOMPAS — Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, terus dikembangkan untuk mendukung kawasan-kawasan industri yang berada di sebelah timur Jakarta. Pelabuhan yang mulai beroperasi pada 2021 ini telah melayani bongkar muat kapal domestik maupun internasional dan akan segera ditunjang dengan akses jalan tol.

Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Patimban Capt Tri Hananto menyampaikan, Pelabuhan Patimban masuk dalam kawasan yang terintegrasi dengan kawasan industri di Karawang ataupun Subang, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, dan jalan tol.

Kawasan Rebana Metropolitan yang meliputi Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon juga akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban. Dengan demikian, pelabuhan itu diharapkan dapat mengembangkan kawasan melalui integrasi rantai logistik industri besar, menengah, kecil, dan peningkatan konektivitas kawasan.

”Pelabuhan Patimban dibangun untuk meningkatkan perekonomian daerah di sekitarnya. Selain itu juga untuk mengurangi kepadatan bongkar muat, khususnya kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok,” katanya kepada wartawan yang mengikuti acara Media Gathering Suryacipta 2023 di Subang, Jawa Barat, Kamis (9/3/2023).

Pelabuhan Patimban dikembangkan dalam beberapa tahap, yakni tahap I-1 (2018-2021), tahap I-2 (2021-2023), tahap II (2024-2025), dan tahap III (2026-2027). Tahap I sudah selesai 100 persen. Sekarang ini sedang berlangsung pengembangan tahap II, kemudian tahap III akan dikembangkan dengan sistem kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Fasilitas yang sudah terbangun di Pelabuhan Patimban meliputi gedung administrasi atau perkantoran, areal reklamasi seluas 60 hektar, area dermaga peti kemas, lapangan penumpukan, dan dermaga kendaraan. Kedalaman kolam di Pelabuhan Patimban saat ini minus 10 meter low water spring (LWS) dan sedang dilakukan pengerukan lagi untuk mencapai minus 14 meter LWS.

”Akan dikembangkan juga area pendukung (back up area) Pelabuhan Patimban seluas 350 hektar. Ini dalam proses untuk finalisasi konsep, yang dibagi per zonasi untuk industri, pergudangan, kawasan pemerintahan, dan lain-lain,” ujarnya.

Berdasarkan rekapitulasi pengoperasian Pelabuhan Patimban dari 2021 sampai Februari 2023 tercatat bongkar muat kapal domestik di terminal kendaraan mencapai 122.265 unit utuh atau completely built up/CBU, sedangkan bongkar muat kapal internasional sebanyak 148.434 CBU dari kapasitas terminal kendaraan sebanyak 218.000 CBU.

”Total muatan 2021-2023 sebanyak 270.699 CBU atau 124,17 persen dari kapasitas, sedangkan total muatan sepanjang tahun 2022 sebanyak 198.457 CBU atau 91,03 persen dari kapasitas terminal,” tuturnya.

Selain bongkar muat kendaraan, menurut Tri, Pelabuhan Patimban juga sudah melayani kegiatan tol laut dari Pelabuhan Patimban menuju Pelabuhan Kijang, Kepulauan Riau; dan Pelabuhan Lhokseumawe, Aceh. Kegiatan tol laut ini dilayani dengan kapal Logistik Nusantara 4 dan Kendhaga Nusantara 14.

”Kapal-kapal domestik yang sebelumnya berlayar dari Tanjung Priok ke Belawan atau dari Tanjung Priok ke Batam sudah dialihkan rutenya dari Patimban ke Belawan atau dari Patimban ke Batam,” katanya.

Sementara itu, untuk rute pelayaran internasional, lanjut Tri, Pelabuhan Patimban saat ini baru melayani rute pelayaran Asia Tenggara, yakni dari Patimban ke Filipina, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. ”Pelayaran kapal internasional yang sebelumnya seminggu sekali sekarang sudah seminggu dua kali,” ujarnya.

Semakin lancar

Menurut Tri, adanya rencana pembangunan jalan tol akses ke Pelabuhan Patimban dipastikan akan memperlancar akses keluar dan masuk pelabuhan, yang sekarang ini masih harus melewati jalur pantura. Jalan tol Patimban akan terkoneksi dengan jalan Tol Cipali di Kilometer 89.

”Jalan tol itu nantinya akan memperlancar distribusi barang dari maupun ke pelabuhan karena jalur pantura sudah padat. Dengan adanya jalan tol, pengiriman kendaraan dari pabrik ke pelabuhan tentu akan lebih efisien waktu,” katanya.

Baca Juga: Rampung Tahap Pertama, Pelabuhan Patimban Dorong Percepatan Ekspor

Head of Sales and Tenant Relations PT Suryacipta Swadaya Binawati Dewi mengatakan, Pelabuhan Patimban menjadi salah satu magnet utama di Subang. Oleh karena itu, pihaknya mengembangkan Subang Smartpolitan seluas 2.717 hektar di Subang, yang merupakan sebuah kawasan dengan konsep smart and sustainable (cerdas dan berkelanjutan) serta terintegrasi. Di Subang Smartpolitan terdapat kawasan industri, kawasan komersial, kawasan perumahan, fasilitas publik, dan lain-lain.

”Lokasi Subang Smartpolitan sangat strategis karena dibelah oleh jalan Tol Cipali dan jalan Tol Patimban,” ujarnya.

Dewi mengatakan, pemerintah sudah mengumumkan rencana pembangunan jalan Tol Patimban pada Januari 2023. Jalan tol sepanjang 37,05 kilometer itu dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen I sepanjang 23 kilometer dibangun pemerintah dan segmen II sepanjang 14 kilometer dibangun oleh swasta. ”Pembangunan jalan Tol Patimban akan dimulai pada triwulan III-2023 dan dijadwalkan selesai pada September 2024,” katanya.