Hampir 76 persen pemudik Lebaran 2023 diperkirakan akan menggunakan moda transportasi berbasis jalan raya. Pilihan moda transportasi ini berpotensi memicu munculnya simpul kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Oleh BUDIAWAN SIDIK A
Diperkirakan 123,8 juta orang atau hampir separuh penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan secara serempak pada masa Lebaran tahun ini. Tanpa mitigasi, mobilitas massal masyarakat ini berpotensi besar mendorong terjadinya peningkatan kerawanan kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Berdasarkan data Survei Potensi Pergerakan Nasional Masyarakat Periode Angkutan Lebaran 2023 yang dilakukan Kementerian Perhubungan, diperkirakan arus perjalanan mudik tahun ini meningkat sekitar 45 persen dibandingkan tahun 2022 . Bertambahnya pergerakan manusia hingga hampir 39 juta orang dibandingkan Lebaran 2022 mengindikasikan bahwa perjalanan pulang kampung saat ini akan lebih meriah. Besarnya mobilitas warga ini berpotensi memicu kepadatan lalu lintas yang berujung pada kemacetan di jalan raya.
Apalagi, sebagian besar para pemudik masa Lebaran tersebut hampir 76 persennya diperkirakan akan menggunakan moda transportasi berbasis jalan raya. Bagian terbesar (22 persen) diproyeksikan akan menggunakan mobil pribadi, berikutnya disusul sepeda motor (20 persen), angkutan bus umum (18 persen), dan sisanya menggunakan moda transportasi darat lainnya. Pilihan menggunakan moda transportasi ini akan berdampak signifikan pada arus lalu lintas jalan raya yang dilintasi. Jadi, hampir dapat dipastikan akan muncul sejumlah simpul-simpul kemacetan terutama di wilayah tujuan utama para pemudik Lebaran.
Laporan dari Kemenhub menunjukkan bahwa pola pergerakan masa Lebaran relatif masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Pulau Jawa merupakan pusat pergerakan secara nasional karena pulau ini merupakan sumber asal dan sekaligus tujuan utama para pemudik Lebaran. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merupakan daerah utama asal para pemudik yang akan melakukan perjalanan Lebaran. Hampir 60 persen pelaku perjalanan Lebaran di Indonesia tahun ini juga berasal dari daerah tersebut.
Selain sebagai sumber asal perjalanan, Pulau Jawa juga menjadi sentra utama tujuan mudik Lebaran itu. Jika diurutkan, Jateng menjadi tujuan terbanyak para pemudik di Indonesia karena sekitar 26 persen pelaku perjalanan menuju ke provinsi ini. Selanjutnya, disusul Jatim yang menjadi tujuan hampir 20 persen para pemudik dan Jabar yaitu 16 persen.
Baca juga: Separuh Penduduk Indonesia Akan Mudik Lebaran 2023
Tingginya konsentrasi pergerakan masyarakat di Pulau Jawa tersebut perlu diantisipasi oleh para pemangku kebijakan agar tidak menimbulkan sejumlah kerawanan terutama terkait keselamatan berlalu lintas. Sebab, tingginya arus lalu lintas di Jawa itu senantiasa memicu terjadinya rutinitas kecelakaan setiap masa Lebaran.
Pada masa Lebaran 2019 dan 2022, lebih dari 58 persen korban luka-luka atau 2.541 orang mengalami kecelakaan di ruas-ruas jalan di Pulau Jawa. Lebih dari 48 persen kasus kecelakaan itu menelan korban jiwa hingga mencapai sedikitnya 568 orang pada Lebaran 2022. Angka korban tewas tahun 2022 ini semakin mengecil dari angka kematian akibat kecelakaan masa Lebaran 2019 yang mencapai 1.123 jiwa.
Meskipun jumlah fatalitasnya menurun, jumlah intensitas kejadian masih tergolong tinggi. Pada Lebaran 2022, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas menyebabkan sekitar 4.100 orang mengalami luka-luka atau terpaut lebih sedikit sekitar 1.600 orang dari seluruh korban luka-luka pada Lebaran 2019.
Dari seluruh provinsi di Pulau Jawa, Jateng, Yogyakarta, dan Jatim merupakan daerah yang sangat rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Pada Lebaran 2019 dan 2022, sekitar 78 persen kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di ketiga provinsi tersebut. Tingginya intensitas kecelakaan di daerah ini menyebabkan ketiga provinsi itu menyumbang jumlah korban tewas masa Lebaran tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2019 dan 2022, lebih dari 62 persen kematian secara nasional berasal dari ketiga wilayah tersebut.
Langkah mitigasi
Untuk meningkatkan pelayanan mudik Lebaran 2023 dan sekaligus menekan risiko kecelakaan lalu lintas, pemerintah melakukan sejumlah langkah mitigasi yang melibatkan berbagai intansi dan stakeholder terkait. Khusus terkait transportasi berbasis jalan raya, ada sejumlah langkah antisipasi yang telah dipersiapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan publikasi e-book Mudik Aman Berkesan, Informasi Mudik Lebaran 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan pemerintah telah mengidentifikasi jalur darat yang akan dilalui oleh para pemudik di Pulau Jawa. Khusus untuk pemudik yang menggunakan sepeda motor, diperkirakan sebagian besar akan memilih jalur lintas utara Jawa (pantura), kemudian disusul memilih jalur arteri lain, dan jalur lintas Jateng. Untuk pemudik yang menggunakan mobil, mayoritas memilih melewati Jalan Tol Trans-Jawa sebagai jalur utama pulang ke kampung halaman. Diperkirakan 9 juta pemudik dengan mengendarai mobil akan melintasi tol terpanjang di Indonesia itu.
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Pemudik sepeda motor melintas di Jalan Raya Kalimalang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (16/4/2023). Mudik menggunakan sepeda motor masih menjadi pilihan sebagian masyarakat. Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menunjukkan, potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2023 mencapai 123,8 juta orang. Dari angka tersebut, 25,13 juta orang diperkirakan mudik menggunakan sepeda motor.
Dari mengidentifikasi pergerakan moda transpotasi tersebut, pemerintah melakukan sejumlah kebijakan demi mengatur kelancaran arus lalu lintas, di antaranya dengan membatasi operasioanl sejumlah kendaraan pengangkut barang saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2023. Pembatasan ini diberlakukan di sejumlah ruas jalan tol dan jalan umum yang menjadi perlintasan para pemudik.
Selain mengatur kendaraan barang, pemerintah juga memberlakukan rekayasa lalu lintas di sejumlah ruas jalan. Untuk jalan tol, pemerintah akan memberlakukan contra flow dan one way pada saat arus mudik dan arus balik. Aturan ganjil genap juga diterapkan untuk mengatur tingkat kepadatan kendaraan yang akan melintas. Untuk jalan umum non-tol, pemerintah juga mengatur sejumlah rekayasa untuk melancarakan arus lalu lintas, di antaranya membatasi lokasi putaran arah (u-turn), mengatur hambatan samping seperti angkutan umum yang ngetem, mengatur pasar tumpah, dan juga pengalihan arus seperti contra flow dan one way di kawasan-kawasan khusus.
Langkah mitigasi berikutnya guna menekan angka kecelakaan kian kecil lagi, pemerintah juga memberlakukan program mudik gratis. Mudik gratis ini meliputi mudik bagi masyarakat secara umum dan juga mudik kendaraan gratis dari Kemenhub. Mudik gratis dari Kemenhub ini menggunakan jalur darat dan jalur laut dengan tujuan Jawa dan Sumatera. Untuk mudik gratis ini juga mengakomodasi sepeda motor para pemudik agar dapat digunakan di kampung halaman. Pemerintah menyediakan 30 truk yang mampu menampung 900 sepeda motor.
Selain jalur jalan raya, pemerintah juga menyediakan mudik motor gratis (motis) dengan mengunakan kereta api. Ada tiga lintasan yang disediakan untuk motis itu, yakni lintas utara dari Cilegon menuju Semarang Tawang; lintas tengah dari Jakarta Gudang menuju Purwosari Solo; dan lintas selatan dari Kiaracondong, Bandung, menuju Purwosari Solo. Program motis ini diselenggarakan pada 11-20 April 2023 saat arus balik dan 25 April hingga 4 Mei 2023 untuk arus balik. Program motis ini mampu menampung 522 sepeda motor per hari atau sekitar 10.400 sepeda motor dalam kurun 20 hari.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Petugas memasukkan sepeda motor ke dalam gerbong kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Jakarta Utara, Rabu (12/4/2023). Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyediakan mudik motor gratis untuk 10.440 sepeda motor.
Untuk kian mengoptimalkan program mudik mudik gratis beserta kendaraanya tersebut, pemerintah juga memanfaatkan jalur laut dari Tanjung Priok, Jakarta, menuju Tanjung Mas, Semarang. Setiap pelabuhan ini akan diselenggarakan dua kali pemberangkatan arus mudik dari Tanjung Priok dan dua kali pemberangkatan arus balik dari Tanjung Mas.
Harapannya, program ini mampu mengangkut penumpang Lebaran hingga 10.000 orang beserta sepeda motor hingga 5.000 unit saat arus mudik dan arus balik. Bahkan, TNI pun juga turut menyediakan satu kapal militer untuk membantu kelancaran masa Lebaran 2023 yang terbuka gratis bagi masyarakat luas.
Dengan berbagai skenario tersebut, pemerintah dapat terus menekan risiko kecelakaan yang sering kali terjadi saat masa Lebaran. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dan juga menciptakan keamanan dalam berlalu lintas selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran. Aparat pemerintah saling bekerja sama lintas instansi mulai dari Polri, TNI, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Badan Usaha Jalan TOL, Badan Pengelola Transportasi Darat, dan dinas perhubungan setiap daerah.
Dengan persiapan manajemen yang matang dari pemerintah disertai dengan kepatuhan dan kedisiplinan dari masyarakat, maka Lebaran 2023 ini akan menjadi perjalanan yang aman dan mengesankan. Persiapkan kesehatan fisik, kelola finansial secara baik, cek kesiapan mesin kendaraan, serta patuhi rambu-rambu lalu lintas demi menciptakan keselamatan menuju kampung halaman sehingga membawa keceriaan saat balik menuju tanah rantauan. (LITBANG KOMPAS)