Paris salah satu yang paling aktif mendekati Jakarta untuk pemanfaatan energi terbarukan dan energi bersih. Selain itu, perusahaan Perancis sudah puluhan tahun hadir di sektor energi Indonesia

Oleh KRIS MADA

Dari 72,5 tahun hubungan Indonesia-Perancis, 55 tahun diwarnai kerja sama sektor energi. Bentuk kerja samanya berkembang sesuai dengan zaman. Dulu di sektor fosil, kini di sektor energi terbarukan. Pada April 2023, dua BUMN Indonesia menjajaki kerja sama dengan perusahaan Perancis. PT Bukit Asam menggandeng Hydrogene de France (HDF) Energy. PT PLN menjajaki kerja sama dengan asosiasi perusahaan pengelola panas bumi Perancis, GEODEEP.

Kesepakatan kerja sama PTBA dengan HDF diteken di Kedutaan Besar RI di Paris pada 17 April 2023. Sementara pertemuan manajemen PLN dengan GEODEEP dilakukan di kantor GEODEEP di Paris pada Senin (24/4/2023).

Duta Besar RI di Paris Mohammad Oemar mengatakan, kerja sama itu selaras dengan agenda transisi energi Indonesia. Bersama HDF, PTBA menjajaki pengembangan infrastruktur hidrogen. HDF akan membantu PTBA mengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil menjadi berbahan bakar hidrogen.

Baca juga Indonesia-Perancis Berbagi Visi, Memupuk Relasi

Di sektor energi, hidrogen adalah salah satu bahan bakar yang dianggap sebagai energi bersih. HDF salah satu pelopor pengembangan listrik berbahan bakar hidrogen di Perancis. “Kerja sama ini bagian dari upaya pengurangan emisi karbon,” kata Oemar di sela penandatangan kerja sama PTBA dengan HDF.

Kejar Target

Kerja sama dengan Perancis bagian dari upaya kedua BUMN itu mencapai target emisi karbon nol persen pada 2060. “Selain menjadi sumber pendapat baru, juga mendukung komitmen pemerintah mencapai NZE, selaras dengan visi perseroan, serta rencana jangka panjang perusahaan,” kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail.

Selain mendukung dekarbonisasi, penggunaan hidrogen bisa meningkatkan efisiensi alat produksi dan operasi. Hidrogen juga dapat diolah kembali menjadi pupuk atau bahan bakar listrik. “Kami berharap kerja sama ini mewujudkan visi berkelanjutan perseroan,” kata dia.

Sementara itu Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga mengatakan, lawatan dan penjajakan kerja sam ke GEODEEP bagian dari dukungan mencapai NZE 2060. Perseroan juga membuka ruang kolaborasi seluasnya untuk pemanfaatan panas bumi.

Grafis kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia sejak 2014-2017 dan rencana pengembangan di 2018.

SUMBER: KEMENTERIAN ESDM

Grafis kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia sejak 2014-2017 dan rencana pengembangan di 2018.

PLN mendapat mandat untuk pengembangan potensi panas bumi. Sejauh ini, PLN telah mengaji setidaknya 9 wilayah pengembangan panas bumi (WKP) di Indonesia. Di seluruh WKP itu, daya mampunya diperkirakan mencapai 260 megawatt.

Hal yang menarik dari GEODEEP antara lain salah satu lokasi operasinya berada di permukiman padat. PLN ingin belajar kiat sukses mengoperasikan WKP di wilayah demikian. ”Untuk mengakselerasi potensi geothermal kita, PLN juga terus menjalin kolaborasi lebih luas," ujar Darmawan.

Sudah Lama

Hingga kini, kerja sama di sektor energi dengan Perancis terus dijajaki. Kebetulan, Paris salah satu yang paling aktif mendekati Jakarta untuk pemanfaatan energi terbarukan dan energi bersih.

Selain itu, perusahaan Perancis sudah puluhan tahun hadir di sektor energi Indonesia. Pada 1968, Total E&P mulai beroperasi di Blok Mahakam untuk penambangan minyak dan gas bumi. Total merupakan perusahaan energi yang dibentuk Perancis di awal abad 20. Pembentukan Total tidak lepas dari perkembangan industri minyak bumi di Hindia Belanda yang kini menjadi Indonesia.

Perancis menolak tawaran membentuk perusahaan patungan untuk menambang minyak di Hindia Belanda. Paris malah membentuk perusahaan sendiri yang kemudian dinamakan Total. Setelah Indonesia merdeka, Total akhirnya mendapat konsesi.

Baca juga Antara Indonesia, Teknologi Fregat Perancis, dan Teater Asia-Pasifik

Saat ini, sejak pengembangan industri bersih menjadi tren, Paris juga terus mendekati Jakarta. Dalam berbagai kesempatan, Indonesia selalu menekankan keadilan dalam proses transisi energi. Indonesia antara lain meminta negara maju tidak memaksa negara berkembang serta-merta meninggalkan sumber energi fosil. Negara berkembang diajak membantu negara berkembang mengakses teknologi energi terbarukan agar lebih terjangkau.

Isu itu ditekankan Indonesia selama menjadi Ketua G20 dan kini Ketua ASEAN. Indonesia menawarkan jalan tengah di tengah lingkaran saling menyalahkan. Negara maju menyalahkan negara berkembang karena masih menggunakan energi fosil yang melepaskan banyak karbon.

Sementara negara berkembang menyalahkan negara maju karena duluan menggunakan energi fosil secara berlebihan untuk mencapai posisi sekarang. Negara berkembang menuding negara maju berkontribusi lebih besar dalam perusakan alam karena penggunaan energi berlebihan di masa lalu.