ASEAN tidak mau Asia Tenggara menjadi arena persaingan dan pertarungan dari negara-negara besar yang bisa menyeret negara-negara anggota ASEAN ke dalam situasi kompleks tersebut. ASEAN fokus menjaga pertumbuhan ekonomi.

Oleh BEGINDA PAKPAHAN

 

Pada 10-11 Mei 2023, Konferensi Tingkat Tinggi Ke-42 ASEAN diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Sebagai tuan rumah, Indonesia merangkul negara-negara ASEAN untuk menjaga interaksi keharmonisan di antara mereka dan mendorong hubungan baik antara ASEAN dan para mitra eksternalnya. Harapannya, ASEAN dapat mengantisipasi dan menjawab perubahan geopolitik dan perkembangan politik ekonomi mutakhir di Asia Tenggara dan dunia.

Apa dan sejauh mana dinamika geopolitik kawasan dan politik ekonomi dunia berkaitan erat ke ASEAN?

Pertama, rivalitas negara-negara besar di Asia Tenggara dan peningkatan ketegangan geopolitik di Asia Timur. Di tengah dinamika regional tersebut, ASEAN menjadi penting dan strategis (Pakpahan, 2022). Upaya yang sedang dilakukan negara-negara anggota ASEAN adalah memperkuat sentralitas ASEAN dengan tidak berpihak kepada pihak mana pun dan independen dalam kebijakan kolektifnya.

Dalam rangka menjaga stabilitas dan berharap memelihara perdamaian di kawasan, ASEAN mempromosikan dan mendorong The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia, The Treaty of Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone, dan Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik (The ASEAN Outlook on the Indo-Pacific/AOIP) kepada semua pihak dan beragam pihak yang berkompetisi.

Baca juga : ASEAN Melawan Perdagangan Orang secara Kolektif

Negara-negara ASEAN tidak mau Asia Tenggara menjadi arena persaingan dan pertarungan dari negara-negara besar yang bisa menyeret negara-negara anggota ASEAN ke dalam situasi kompleks tersebut.

Lebih lanjut, ASEAN dan China berupaya memulai kembali perundingan atas Panduan Tata Perilaku (The Code of Conduct/CoC) terkait Laut China Selatan. Harapannya, kedua belah pihak bisa menyepakati Panduan Tata Perilaku yang substantif sesuai hukum internasional Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), efektif, dan bisa dilaksanakan dengan baik di perairan tersebut.

ASEAN dan China sudah menyepakati The Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) terkait Laut China Selatan selama satu dekade. Lebih khusus, semua pihak diharapkan bisa menahan diri dari beragam aktivitas pada perairan tersebut yang dapat mengancam perdamaian regional. Untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional ke depan, DOC Laut China Selatan mengajak semua pihak terkait untuk membentuk CoC terkait Laut China Selatan.

Peningkatan kompetisi negara-negara besar di Asia Tenggara dan ketegangan geopolitik di Asia Timur memengaruhi pertumbuhan ekonomi ASEAN sekarang dan di masa depan. Lebih khusus, tim peneliti Dana Moneter Internasional (IMF) yang dipimpin Jae-bin Ahn menjelaskan bahwa penarikan investasi asing dan penanaman modal asing dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik terkini. Dalam satu dekade terakhir, geopolitik menjadi pertimbangan utama investor menanamkan modal (Kompas, 13/5/2023).

Ketidakpastian ekonomi

Kedua, dinamika politik ekonomi dunia yang memengaruhi ASEAN adalah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi dunia dan pelambatan ekonomi dunia, khususnya potensi resesi di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Pada 2023, IMF memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dunia turun sekitar 2,8 persen dibandingkan pada 2022 yang tumbuh 3,2 persen. Lebih khusus, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara juga melemah pada 2023, yaitu sekitar 4,5 persen dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN pada 2022 yang sebesar 5,5 persen (Kompas, 13/5/2023).

Tren pelambatan ekonomi, tingginya tingkat inflasi, dan peningkatan biaya hidup di Amerika Serikat dan Uni Eropa memberikan dampak bagi negara-negara anggota ASEAN. Mayoritas negara ASEAN mengekspor tekstil dan pakaian, furniture, sepatu dan sandal, produk-produk pertanian (gula, buah, dan sayuran yang diproses dan beras), minyak kelapa sawit, peralatan mesin dan transportasi, serta produk lain ke Amerika Serikat dan Uni Eropa (USTR dan European Commission, 2023).

Amerika Serikat dan Uni Eropa menjadi tujuan ekspor produk urutan kedua dan ketiga terbesar dari ASEAN yang mencakup 15,2 persen dengan Amerika Serikat dan 9,4 persen dengan Uni Eropa dari seluruh perdagangan negara-negara anggota ASEAN pada 2020 (ASEAN Secretariat, 2021 dan Pakpahan, 2022). Pada tahun yang sama, ASEAN mengimpor pelbagai produk dari Amerika Serikat dan Uni Eropa yang merupakan importir keempat (7,7 persen) dan keenam (7,6 persen) terbesar dari seluruh perdagangan negara-negara anggota ASEAN (ASEAN Secretariat, 2021).

 

Di tengah perkembangan dinamika dunia tersebut, Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN pada 2023 terus berusaha memulihkan aktivitas ekonomi dan menggerakkan pembangunan di Asia Tenggara. Tujuannya adalah merealisasikan kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional yang menyejahterahkan seluruh rakyat ASEAN dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

Singkatnya, Indonesia dan ASEAN fokus menjaga pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Asia Tenggara. ASEAN menyelenggarakan The ASEAN Indo-Pacific Forum (Forum Ekonomi ASEAN dan Indo-Pasifik) pada tahun 2023. Forum tersebut sebagai titik kolaborasi dan upaya bersama bagi negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara Indo-Pasifik di wilayah bisnis dan investasi, infrastruktur, maritim, ekonomi digital bagi pelbagai tujuan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi kreatif (Antara, 2023 dan Kompas TV, 2023).

Memperkuat institusi

Ketiga, ASEAN juga fokus memperkuat keadaan internalnya dalam rangka kohesivitas dan sentralitas ASEAN. Untuk krisis Myanmar, ASEAN mendorong implementasi Lima Poin Konsensus ASEAN terkait krisis Myanmar dengan efektif dalam rangka perubahan positif dan terciptanya perdamaian di Myanmar. Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 melakukan diplomasi senyap dengan menjembatani pelbagai pihak yang saling berseberangan di Myanmar dalam rangka pelaksanaan Lima Poin Konsensus ASEAN di lapangan (Kompas, 3/2/ 2023).

Untuk mengantisipasi dan menjawab dinamika geopolitik regional dan politik ekonomi dunia sekarang dan ke depan, ASEAN memperkuat institusi dan kelembagaannya agar berdaya tahan dan adaptif dengan baik. Pada KTT Ke-42 ASEAN dan ke depan, Indonesia mendorong pembahasan bersama negara-negara anggota ASEAN tentang The ASEAN Community Vision 2045 (Visi ASEAN 2045). Draf Visi ASEAN 2045 dipersiapkan oleh The High-Level Task Force on ASEAN Community Post 2025.

Beginda Pakpahan,Analis Politik dan Ekonomi Global, PhD dari The University of Edinburgh