Jumlah penumpang kereta jarak jauh pada masa Lebaran tahun ini meningkat 27 persen dibandingkan Lebaran 2022. Sebesar 93 persen penumpang kereta terakumulasi di Jawa, 7 persen sisanya berasal dari penumpang di Sumatera.

Oleh YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI

Jumlah pemudik Lebaran 2023 dengan transportasi kereta mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Terdapat perbedaan pola arus penumpang kereta api pada tahun ini dengan tahun lalu yang dapat digunakan sebagai evaluasi untuk meningkatkan pelayanan pada tahun mendatang.

Merujuk pada keterangan PT Kereta Api Indonesia (Persero), jumlah penumpang kereta jarak jauh pada masa Lebaran tahun ini meningkat 27 persen dibandingkan periode Lebaran 2022. Secara akumulatif, dalam rentang H-10 hingga H+10 Lebaran 2023 terdapat 3.789.662 orang yang berpergian menggunakan moda transportasi kereta.

Jumlah penumpang sebanyak itu terbagi ke dalam dua kelompok. Terdiri dari kelompok penumpang KA jarak jauh yang jumlahnya mencapai 3.267.197 orang dan kelompok penumpang KA lokal sebanyak 522.465 orang. Pada 2022, jumlah penumpang KA masa Lebaran pada kedua kategori tersebut sebanyak 2,98 juta orang atau terpaut lebih sedikit sekitar 800.000 orang dari tahun ini.

Seluruh penumpang KA masa Lebaran itu berasal dari akumulasi penumpang di seluruh daerah operasi (DAOP) di Pulau Jawa dan penumpang di Divisi regional (Divre) Sumatera. Ada sembilan DAOP di Pulau Jawa yang terdiri dari DAOP I Jakarta, DAOP II Bandung, DAOP III Cirebon, DAOP IV Semarang, DAOP V Purwokerto, DAOP VI Yogyakarta, DAOP VII Madiun, DAOP VIII Surabaya, dan DAOP IX Jember. Untuk kawasan Sumatera terdiri dari 4 Divre, yakni Divre I Sumatera Utara, Divre II Sumatera Barat, Divre III Palembang, serta Divre IV Lampung.

Dari seluruh wilayah operasi KA tersebut, DAOP I Jakarta menjadi wilayah dengan volume penumpang tertinggi selama periode Lebaran 2023. Tercatat tidak kurang dari 700.000 penumpang masa Lebaran berangkat dari Jakarta menuju kampung halamannya. Tingginya volume penumpang ini salah satunya karena jumlah perantau di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya sangatlah besar sehingga mendorong arus mudik yang sangat masif. Jumlah penumpang KA dari area DAOP I meliputi hampir seperempat dari seluruh penumpang KA secara nasional.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/l8WkW12zRF0uedTVElDu_DWNnd4=/1024x3779/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F08%2F2fa660db-f651-4c25-9b06-5b196864a6ff_png.png

Setelah DAOP I Jakarta, daerah operasi berikutnya yang menyumbang penumpang KA terbanyak adalah DAOP VIII Surabaya, DAOP IV Semarang, DAOP VI Yogyakarta, DAOP V Purwokerto, dan DAOP II Bandung. Kelima DAOP ini rata-rata melayani penumpang hingga lebih dari 300.000 penumpang selama periode Lebaran 2023.

Secara nasional, proporsi penumpang kereta api di Pulau Jawa menyumpang sekitar 93 persen penumpang. Sisanya, 7 persen, berasal dari penumpang KA di Sumatera. Khusus wilayah Sumatera, Divre yang melayani penumpang terbanyak berada di Divre I Sumatera Utara. Jumlah penumpang yang bermobilitas di Divre ini mencapai 118.279 orang dalam kurun waktu 19 hari mulai dari masa arus mudik hingga arus balik Lebaran.

 

 

Minat penumpang

Animo penumpang KA pada masa Lebaran relatif cukup tinggi. Meskipun tidak sebesar animo masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi, keinginan menggunakan moda KA ini relatif tidak terpaut jauh dengan moda transportasi umum lainnya. Angkutan bus menjadi pilihan terbanyak moda transportasi umum yang dipilih masyarakat. Hasil survei Kementerian Perhubungan yang bertajuk ”Survei Potensi Pergerakan Masyarakat pada Lebaran 2023” menunjukkan bahwa animo publik untuk menumpang bus umum mencapai 18,39 persen. Besaran ini tidak selisih jauh dengan animo responden yang berkeinginan naiki KA yang sebesar 11,69 persen.

Meskipun dari hasil survei pilihan menggunakan moda KA itu berada di urutan keempat, moda darat berbasis rel ini memiliki keunggulan dari segi waktu. Durasi perjalanan dan estimasi kedatangannya memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dan sulit dikalahkan oleh moda transportasi lainnya. Tingkat ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan KA selama penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2023 mencapai 96 persen.

Capaian ketepatan waktu tersebut sedikit lebih rendah dari tingkat ketepatan Lebaran tahun lalu yang mencapai 99 persen. Meskipun demikian, tingkat ketepatan waktu pada masa-masa Lebaran tersebut tetap di atas target yang sudah ditetapkan oleh operator perjalanan.

Dengan jumlah perjalanan KA yang kian bertambah sekalipun, PT KAI tetap mampu memberikan pelayanan secara profesional sehingga mampu memuaskan seluruh konsumennya. Pada Lebaran tahun ini, PT KAI mempersiapkan 7.458 perjalanan KA jarak jauh maupun KA lokal jarak dekat. Angka tersebut meningkat dari Lebaran tahun lalu yang berkisar 6.175 perjalanan. Artinya, pada Lebaran tahun ini terdapat peningkatan lebih dari 1.000 perjalanan. Apabila dihitung rata-rata perjalanan harian, tahun ini tingkat frekuensi per hari mencapai 339 perjalanan. Penambahan perjalanan KA itu sejalan dengan upaya memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat.

Pola perjalanan

Terdapat pola yang unik seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang KA masa Lebaran 2023. Pola yang mirip serupa ini juga terjadi pada lebaran tahun lalu. Tren penumpang harian sejak H-8 hingga H-1 Lebaran biasanya memiliki satu titik arus puncak sebelum tiba hari raya. Pada tahun 2023, puncak perjalanan terjadi pada H-3, sedangkan pada Lebaran 2022 puncak arus mudik terjadi pada H-2. Hal ini mengindikasikan bahwa waktu perjalanan yang dipilih konsumen untuk mudik Lebaran ialah mendekati hari raya Idul Fitri.

Apabila dicermati lebih detail lagi, pada arus mudik 2022 jumlah penumpang kereta api secara bertahap mengalami peningkatan sejak H-7 dan mencapai puncaknya pada H-2. Situasinya sedikit agak berbeda pada Lebaran tahun ini. Pemudik pada H-8 hingga H-5 terbilang cukup tinggi sebab pada periode tersebut muncul satu titik arus mudik yang cukup tinggi dan berpuncak di H-7. Selanjutnya, penumpang sedikit menurun pada hari berikutnya dan kembali merangkak naik sangat signifikan dan mencapai puncaknya pada H-3 dan H-2. Posisi hari puncak arus mudik tahun 2023 ini hanya terpaut sehari dengan titik puncak mudik Lebaran 2022 yang berada pada H-2.

Fenomena puncak arus mudik yang seakan-akan terjadi dua gelombang pada Lebaran tahun ini kemungkinan besar berkaitan dengan perubahan surat keputusan dari pemerintah untuk mengubah jadwal cuti bersama. Merujuk pada Surat Keputusan Bersama tiga menteri, yaitu Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri PAN dan RB, yang semula cuti bersama ditetapkan selama empat hari, yaitu tanggal 21, 24, 25, dan 26 April 2023 diubah dan ditambah menjadi lima hari, yaitu mulai 19, 20, 21, 24, 25 April 2023.

Perubahan tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk pulang ke kampung halaman lebih awal. Bisa jadi para calon penumpang KA mengubah jadwal keberangkatan yang semula dekat dengan hari-H Lebaran menjadi maju dari jadwal semula. Salah satu dampak positif dari perubahan jadwal ini adalah membagi konsentrasi penumpang menjadi terdistribusi lebih merata sehingga mengurangi penumpukan penumpang.

Pemerataan jumlah penumpang itu juga terjadi ketika arus balik Lebaran tahun ini. Arus balik terjadi pada H+2 dengan jumlah penumpang yang dilayani mencapai 239.954 orang. Namun, seusai puncak arus balik ini, terjadi distribusi arus penumpang yang cukup merata pada H+4 hingga H+8. Kondisi ini didorong oleh adanya hari libur nasional pada 1 Mei 2023 sehingga masyarakat yang ingin memaksimalkan masa libur Lebarannya dapat memilih kembali ke tempat asal setelah melewati masa puncak arus balik.

Situasi tersebut berbeda dengan Lebaran 2022, di mana sebagian besar masyarakat memilih waktu perjalanannya pada rentang waktu H+1 hingga H+5. Faktor penentunya kala itu adalah pada H+6 yang jatuh di hari Senin, masyarakat sudah harus kembali beraktivitas seperti semula. Oleh sebab itu, durasi arus arus balik Lebaran 2022 terbilang lebih pendek dari pada Lebaran tahun ini.

Keputusan pemerintah untuk menggeser dan menambah cuti bersama 2023 dapat dikatakan merupakan strategi kebijakan yang tepat. Dengan adanya perubahan tersebut, kesempatan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik dan balik relatif sama panjang jendela waktunya. Namun, tantangan yang berbeda tentu saja akan dihadapi oleh pemerintah untuk mengatur penyelenggaraan angkutan Lebaran pada 2024.

Lebaran 2024 diprediksi akan jatuh pada Rabu, 10 April. Artinya, hari libur Lebaran akan berada di tengah pekan. Sangat berbeda dengan posisi Lebaran 2022 yang berada di hari Senin dan Selasa serta Lebaran 2023 yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Minggu.

Apabila disimulasikan, jika pemerintah menetapkan cuti bersama pada tanggal 8, 9, dan 12 April 2024, masyarakat memiliki kesempatan libur sebanyak sembilan hari mulai 6 April hingga 14 April 2024. Jadi, kesempatan bagi masyarakat untuk mudik jauh-jauh hari sebelum Lebaran tiba semakin besar kemungkinannya.

Hal tersebut tentu saja dapat berpeluang positif bagi moda transportasi KA Lebaran agar dapat mendistribusikan penumpang secara merata dan tidak menimbulkan penumpukan pemudik pada satu puncak arus mudik. Meratanya penumpang KA Lebaran tahun ini bisa menjadi bekal berharga bagi PT KAI untuk menyiapkan angkutan Lebaran tahun mendatang secara lebih prima. (LITBANG KOMPAS)