PT PAL terus memperkuat kemitraannya dengan Naval Group. Selain mewujudkan pembangunan kapal selam Scorpene, juga menyelenggarakan ”Industry Day” selama dua hari di Jakarta sejak 10-11 Mei 2023.

JAKARTA, KOMPAS — Naval Group dan PT PAL Indonesia (Persero) kian meningkatkan kerja sama yang intensif untuk alih teknologi dan mendorong pengembangan sektor industri pertahanan. Dalam waktu delapan tahun ke depan atau selama fase II periode 2023-2031, PT PAL menargetkan dapat menyerap 100 tahun pengalaman Naval Group sebagai produsen kapal selam Scorpene.

”Kami memiliki peta jalan 2014-2050 supaya dapat membangun 100 persen kapal selam di galangan kapal PT PAL. Dari target itu sudah mencapai 25 persen atau sudah menyelesaikan fase pertama periode 2014-2022 dan sekarang ini memasuki fase kedua hingga 2031,” ujar Senior Executive Vice President (SEVP) Transformation Management PT PAL Satriyo Bintoro kepada pers sesuai acara ”Industry Day” di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Dalam acara yang digelar selama dua hari, Rabu dan Kamis (11/5/2023), PT PAL bekerja sama dengan Naval Group menyelenggarakan ”Industry Day”. Pada hari pertama, hadir sejumlah perusahaan lokal dalam industri pertahanan yang diundang. Tercatat di antaranya PT KCM Kabel Indonesia, PT Garda Persada, PT Hariff Dipa Persada, dan PT Teknik Tadakara Sumberkarya. Selain diisi dengan presentasi rencana pembangunan kapal selam Scorpene, perusahaan-perusahaan tersebut juga memaparkan berbagai teknologi yang akan dipasoknya. Misalnya Garda Persada, yang memaparkan produk teknologi baterai untuk kendaraan, pesawat, radio, dan kapal.

Menurut Satriyo, pada fase pertama kerja sama kedua perusahaan tersebut, PT PAL Indonesia (Persero) telah bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Korea Selatan, dengan mekanisme pengerjaan joint section. Hasilnya, kapal selam Alugoro berhasil dirakit di galangan kapal PT PAL dalam periode 2019-2020. Di tahun berikutnya, PT PAL juga merampungkan perbaikan total atau overhaul kapal selam KRI Cakra-401.

Adapun memasuki fase kedua ini, PT PAL terus memperkuat kemitraan dengan Naval Group dengan menggelar ”Industry Day”.

Identifikasi pemasok

Vice President Naval Group untuk Wilayah India dan Asia Pasifik Nicolas De La Villemarqué menyatakan, tujuan dari ”Industry Day” di antaranya mempresentasikan proyek kapal selam Scorpene kepada perusahaan swasta dalam industri pertahanan Indonesia. PT PAL juga diharapkan dapat mengidentifikasi pemasok atau kandungan lokal pada setiap tahapan pembangunan kapal selam Scorpene. Tujuan lainnya agar ada peningkatan konten lokal, ofset, dan imbal dagang sesuai peraturan Indonesia.

”Kerja sama ini bisa menguatkan juga perusahaan lokal Indonesia. Kami juga dapat mengidentifikasi setiap perusahaan lokal pertahanan Indonesia untuk meningkatkan konten lokal dalam proyek kapal selam Indonesia,” kata Nicolas.

Dengan kerja sama ini, kata Nicolas, Naval Group berkomitmen mendorong pengembangan keterampilan khusus di industri pertahanan Indonesia dengan alih teknologi, fabrikasi dan pemeliharaan, serta menciptakan lapangan. ”Diharapkan dapat menciptakan ratusan lowongan pekerjaan dengan berbagai keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

Solusi masa depan

Lebih jauh, Satriyo mengatakan, sejak Februari 2022, PT PAL telah menjalin kolaborasi dengan Naval Group untuk membangun teknologi kemaritiman secara bersama.

Kedua perusahaan sepakat bahwa keseluruhan pembangunan kapal selam jenis Scorpene ini dilaksanakan di galangan PAL dan mengoptimalkan kapabilitas SDM dengan bantuan profesional dari Naval Group. Karena itu, kedua perusahaan sepakat membangun penelitian dan pengembangan dengan membuat Indonesian Energy Research Lab untuk mencari solusi energi masa depan bagi kapal selam.

Pada November 2022, PT PAL kembali menguatkan kerja sama dengan Naval Group. Kedua perusahaan bekerja sama mengembangkan baterai Li-Ion. ”Ini kesempatan PT PAL menguasai teknologi pertahanan. PT PAL harus bisa menguasai berbagai teknologi kapal selam,” ujarnya.

Supaya pelaksanaan whole local production ataupembangunan kapal selam dengan muatan seluruh produk lokal terwujud, pemerintah telah menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,28 triliun kepada PT PAL dari APBN 2021. Dana tersebut bertujuan untuk melengkapi kemampuan sumber daya manusia, fasilitas di galangan PAL, dan peralatan yang dibutuhkan lainnya.

Spesifikasi kapal selam Scorpene diketahui mampu membawa 30 ranjau laut. Kapal selam ini punya senjata berupa torpedo antikapal dan antikapal selam, serta rudal jarak jauh. Kemampuannya mampu menyelam hingga 350 meter dan melaju hingga lebih dari 20 knots (37 kilometer per jam) di dalam air serta dapat melaju 12 knots (22 km/jam) di permukaan. Adapun kru yang bisa dibawa oleh kapal selam Scorpene adalah 32 kru.

Di Brasil, misalnya, telah membeli empat kapal selam Scorpene. Naval Group bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam bidang bantuan teknis, infrastruktur, dan torpedo F21. India juga membangun sendiri enam kapal selam Scorpene yang dibelinya dari Naval Group. Sementara Malaysia yang sebelumnya membeli dua Scorpene telah membeli enam korvet Gowind, termasuk fasilitas penunjangnya (Kompas.id, 10/3/2023).

Terkait spesifikasi kapal, Satriyo mengatakan, setiap negara memiliki spesifikasi kapal selam yang khusus dan pasti berbeda karena harus sesuai dengan kondisi negara tersebut. Dengan demikian, unit kapal selam yang akan dibangun di Indonesia tentu berbeda dengan kapal selam Scorpene yang dimiliki Brasil, Malaysia, dan India.

Sebab, Indonesia menginginkan kapal selam yang dilengkapi teknologi AIP. Kapal selam dengan teknologi itu bisa menyelam lebih lama karena tidak perlu sering-sering ke permukaan untuk menukar udara di kapal selam. Hal itu membuat kapal selam lebih sulit dilacak pihak lain.

”Naval telah menawarkan kapal selam terbaik yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan Angkatan Laut Indonesia. Kapal selam tersebut dilengkapi senjata berupa torpedo antikapal dan antikapal selam, serta rudal jarak jauh,” ujar Nicolas.