Ekonom memperkirakan secara umum harga kebutuhan pokok cukup terkendali sepanjang periode Ramadan dan Lebaran.

Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi pada April 2023 diperkirakan cukup terkendali seiring dengan terjaganya harga bahan pangan, terutama saat momentum Ramadan dan Idulfitri.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2023 diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,23 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Secara tahunan, inflasi diperkirakan mencapai 4,22 persen (year-on-year/yoy), melandai dari inflasi pada Maret 2023 yang mencapai 4,97 persen yoy.

“Inflasi secara tahunan turun cukup dalam karena inflasi bulanan pada April 2022 jauh lebih tinggi, 0,95 persen mtm, dibandingkan dengan inflasi bulan April 2023 sebesar 0,23 persen mtm,” katanya kepada Bisnis, Kamis (27/4/2023). 

Damhuri menjelaskan, secara umum harga kebutuhan pokok cukup terkendali sepanjang periode Ramadan dan Lebaran. Impor yang dilakukan pemerintah untuk beberapa bahan pokok, seperti beras, daging sapi, gula, bawang putih, dan lainnya, juga dapat menahan gejolak harga untuk komponen volatile food. 

“Di samping itu, panen raya tanaman bahan makanan turut memberikan sumbangan terhadap stabilitas harga bahan pokok sepanjang bulan puasa dan lebaran,” katanya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga beras mengalami penurunan 0,8 persen mtm, melanda dari kenaikan 1,5 persen mtm pada Maret 2023. 

Komoditas lainnya, seperti harga bawang putih yang sempat naik 9,6 persen mtm pada Maret 2023, hanya mencatatkan kenaikan 1,2 persen pada April 2023. 

Selain itu, harga telur ayam, daging ayam, dan daging sapi hanya meningkat pada kisaran 1,1 hingga 1,4 persen mtm dari bulan sebelumnya. Harga kebutuhan pokok lainnya, seperti gula dan minyak goreng juga relatif stabil pada April 2023. 

Sementara itu, beberapa kebutuhan pokok mencatatkan deflasi yang cukup dalam pada April 2023, misalnya cabe merah dan cabe rawit yang masing-masing turun sebesar -10,1 persen dan -26,2 persen mtm, dari bulan sebelumnya yang naik 8,2 persen dan 10,4 persen mtm pada Maret. 

“Secara umum harga kebutuhan pokok cenderung turun pada April, yang berarti kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau berpotensi mengalami deflasi atau hanya mengalami inflasi yang rendah,” jelasnya. 

Damhuri menambahkan, perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) mendorong kenaikan harga kelompok pengeluaran transportasi dan kelompok pengeluaran sandang, karena permintaan yang meningkat.

Kelompok pengeluaran perawatan pribadi juga masih mengalami inflasi seiring dengan harga emas yang terus meningkat di pasar global.