Dalam upaya meningkatkan pelayanan bagi pelanggan KA ekonomi, PT KAI tengah menjalankan program renovasi gerbong ekonomi yang semula berkursi tegak diubah menjadi seperti kursi kelas ekonomi premium.

Oleh YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI

PT KAI akan mengubah gerbong kereta ekonomi nonsubsidi berkursi tegak menjadi berkursi lebih nyaman dan bernuansa kian modern. Perombakan yang meliputi peremajaan dan renovasi gerbong tersebut ditargetkan akan terlaksana sepenuhnya pada tahun ini.

Keberadaan gerbong kereta ekonomi model lama berkursi tegak sudah berulang kali dikeluhkan oleh sebagian penumpang kereta api (KA) sejak beberapa waktu silam. Salah satunya berupa keluh kesah penumpang yang disampaikan melalui kanal media sosial mengenai ketidaknyamanannya selama perjalanan menggunakan gerbong kelas ekonomi itu.

Keluhan itu salah satunya dipicu oleh kondisi kabin gerbong ekonomi yang terasa sesak. Penumpang duduk di kursi dengan sandaran bersudut 90 derajat alias tegak lurus. Selanjutnya, harus duduk berhadapan dan beradu lutut dengan penumpang lain selama perjalanan. Bagi sebagian penumpang terutama yang berbadan tinggi, hal ini akan terasa sangat tidak nyaman.

Posisi duduk yang tegak sedemikian rupa dalam tempo berjam-jam akan menimbulkan rasa pegal di sekujur badan dan kaki. Belum lagi jika mengantuk dan butuh tidur di pejalanan maka seringkali harus beradu lutut dan kaki karena penumpang berupaya meluruskan kaki guna merilekskan kaki saat istirahat. Kondisi ini membuat penumpang sulit mendapatkan kenyamanan saat perjalanan jauh.

Bahkan, untuk dapat tidur dengan nyaman, pelanggan KA yang menyebut dirinya sebagai ”PJKA”, yakni pulang Jumat kembali Ahad, mengakali dengan rebahan di kolong kursi. Biasanya hal ini dilakukan oleh penumpang kereta malam dari Jakarta dengan rute kota-kota di Jawa Tengah seperti Purwokerto, Yogyakarta, hingga Solo. Mereka secara rutin memesan tiket dengan kereta yang sama sehingga sering kali berjumpa dengan para penumpang seperjalanan yang bernasib sama.

Keluhan lainnya juga muncul dari calon penumpang yang merasa ”terkecoh” oleh keberadaan dua jenis gerbong kereta kelas ekonomi. Saat ini terdapat kereta ekonomi premium dan ekonomi model lawas. Sayangnya, saat memesan tiket, tidak ada keterangan apakah kursi yang dipesan adalah kelas ekonomi premium atau ekonomi gerbong lama. Terlebih lagi harga tiket antara dua jenis gerbong tersebut hampir sama. Bahkan, pada beberapa subkelas, harga untuk gerbong lama bisa lebih mahal.

Sebagai contohnya, pada akhir tahun 2022 harga tiket KA Bangunkarta kelas ekonomi subkelas CA dengan rute Yogyakarta ke Jakarta senilai Rp 330.000. Pada kelas ini kereta masih menggunakan gerbong ekonomi berkursi tegak. Sementara itu, dengan rute perjalanan yang sama terdapat KA Mataram kelas ekonomi subkelas P dengan rangkaian gerbong ekonomi premium seharga Rp 250.000 per kursi.

Sebagai catatan, subkelas pada sistem tiket kereta bertujuan untuk membedakan harga tiketnya, tetapi dengan fasilitas yang sama. Pada kelas ekonomi terdapat subkelas CA, C, P, Q, S dan Z. Kode tarif CA merupakan batas atas atau harga tiket termahal pada gerbong kelas ekonomi. Sementara itu, subkelas S adalah harga terendah dan kode Z merupakan harga dari program promo dari PT KAI.

Ditilik dari segi harganya, calon penumpang akan sulit mengetahui jenis gerbong ekonomi seperti apa yang akan ditumpanginya ketika membeli tiket KA ekonomi. Salah satu cara yang selama ini dilakukan oleh calon penumpang yaitu mencari informasi di internet terkait jenis gerbong ekonomi pada rangkaian kereta yang akan ditumpangi.

Berorientasi pada konsumen

Masih mengacu pada contoh kasus KA Bangunkarta, pada 2023, gerbong ekonomi pada rangkaian KA tersebut sudah dibenahi interiornya menggunakan kursi gerbong ekonomi premium. Hanya saja masih menggunakan gerbong model lama. Kursi ekonomi premium itu jauh lebih nyaman dari kursi ekonomi model lawas karena sandaran punggungnya lebih landai sehingga nyaman menopang badan. Perubahan bentuk kursi ini salah satu strategi PT. KAI untuk mengoptimalkan kenyamanan pelanggan.

KA Bangunkarta kelas ekonomi itu menjadi salah satu rangkaian KA yang mendapatkan gerbong hasil renovasi demi peningkatan pelayanan pada konsumen. Pada periode 2020-2022, PT KAI mengklaim telah mengganti kursi tegak menjadi kursi ekonomi premium pada 96 KA. Pada tahap awal tahun 2020 telah dirampungkan renovasi pada 4 kereta dan pada tahun berikutnya 14 kereta. Pada 2022, sejumlah 78 kereta telah selesai diremajakan.

Kabar terkini, dalam rangka terus meningkatkan pelayanan bagi pelanggan KA ekonomi, pihak PT. KAI tengah menjalankan program renovasi gerbong ekonomi yang semula berkursi tegak diubah menjadi mirip seperti kursi kelas ekonomi premium. Bahkan, pada beberapa detailnya tampak lebih nyaman dan modern dibanding dengan gerbong ekonomi premium.

Gerbong ekonomi pada program renovasi periode 2023 akan dilengkapi dengan kursi bernuansa warna biru dengan sandaran yang dapat diatur kemiringannya. Kursi juga dapat diputar dan diubah posisinya menghadap ke depan atau ke belakang dari arah jalannya KA. Fitur ini mengadopsi dari gerbong kelas eksekutif.

Jumlah formasi kursinya pun dikurangi dari 80 penumpang pada versi gerbong kursi tegak menjadi 72 penumpang pada versi gerbong hasil renovasi. Tujuannya untuk menyediakan ruang yang lebih luas bagi penumpang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan.

Sejarah gerbong ekonomi

Program renovasi gerbong ekonomi pada tahun 2023 menjadi tonggak sejarah baru bagi perkeretaapian Indonesia, terutama pada kelas paling ekonomis ini. Pada era PT KAI, gerbong ekonomi mengalami perbaikan fasilitas secara bertahap. Dimulai dengan memasang pendingin ruangan dengan unit pengondisi udara (AC) yang biasa dipasang di rumah-rumah dan diadopsi ke gerbong kereta. Metode serupa diterapkan juga pada KA kelas bisnis yang belum dilengkapi dengan AC.

Selanjutnya, modifikasi dilakukan secara lebih serius, yaitu memasangkan unit AC sentral pada setiap gerbong. Hal ini dilakukan demi efisiensi energi KA serta faktor kenyamanan dan kemananan penumpang. Sebab, pada gerbong ber-AC model rumahan seringkali pengaturan suhu diubah sendiri oleh penumpang menggunakan ponsel pintar. Hal ini menyebabkan konsumsi daya berlebihan dan membebani kelistrikan seluruh rangkaian KA yang tengah beroperasi.

Pada fase selanjutnya PT Inka sebagai produsen gerbong di Indonesia meluncurkan produk gerbong penumpang ekonomi baru atau ekonomi new image serta gerbong ekonomi premium. Dari sisi interior, kedua jenis kereta tersebut dapat dikatakan serupa.

Pembaruan gerbong dan peningkatan pelayanan KA pada kelas ekonomi memang sepatutnya dilakukan secara lebih intensif oleh PT KAI selaku satu-satunya operator KA di Indonesia. Berkaca dari laporan angkutan Lebaran 2023, sebanyak 68 persen dari pelanggan KA merupakan penumpang kelas ekonomi. Artinya, dari 10 pelanggan KA, 7 pelanggan di antaranya konsumen setia KA kelas ekonomi.

Komposisi penumpang yang mayoritas merupakan pelanggan kelas ekonomi itu sudah terjadi sejak puluhan tahun silam. Menyadur dari arsip Kompas edisi 19 November 1984 diberitakan bahwa pada periode 1982-1983 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) melakukan pengadaan gerbong secara masif dan bertahap. Disebutkan bahwa dari 85 gerbong yang diimpor, terbanyak adalah gerbong ekonomi sebanyak 55 unit, lalu disusul kelas bisnis atau kelas dua sebanyak 15 gerbong, dan 15 gerbong kereta makan atau restorasi.

Sementara itu, pada periode yang sama kala itu, PT Inka juga merakit 126 gerbong baru. Gerbong yang dipesan PJKA terdiri dari 126 gerbong kelas tiga atau ekonomi, 40 unit kelas bisnis, dan 10 unit kereta makan. Ditilik dari komposisi tiap kelasnya, kelas ekonomi selalu disediakan paling banyak jumlah gerbong keretanya. Sebab, pangsa pasar kelas ekonomi memang yang paling besar diminati para penumpang KA di Indonesia. (LITBANG KOMPAS)