INDONESIA mengkonfirmasi pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas yang sebelumnya digunakan oleh Qatar. Nilainya mencapainya US$800 juta atau setara Rp11,9 triliun.
Penambahan armada ini untuk meningkatkan kemampuan TNI Angkatan Udara dan kelengkapan alutsista Indoenesia. Namun sejumlah anggota parlemen menilai pesawat tersebut terlalu tua.
Kementerian Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Indonesia telah menandatangani kesepakatan senilai €733 juta (US$792 juta atau Rp.11,8 triliun) dengan Excalibur International, sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG) pada Januari.
Keduabelas pesawat ini akan dikirim dalam waktu 24 bulan dari tanggal kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini, untuk sembilan jet dengan kursi tunggal dan tiga dengan kursi ganda.
"Apa yang begitu mendesak sehingga kami harus membeli jet bekas dan bekas?" kata Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, Kamis, (15/6).
Menurut situs pabrikan Dassault Aviation, model ini pertama kali diluncurkan pada 1967. Kementerian pertahanan tidak menyebutkan usia jet tersebut.
"Indonesia membutuhkan jet tempur yang dapat dikirimkan dengan cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur armada TNI AU,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Edwin Adrian Sumantha dalam sebuah pernyataan.
Indonesia telah lama berusaha untuk merombak armada udara militernya yang sudah tua termasuk jet tempur F-16 buatan Amerika dan Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia. Kementerian pertahanan mengatakan rencana untuk mengganti jet F-5 Tiger dengan Su-35 telah terhambat oleh sanksi Amerika terhadap Rusia.
Indonesia mengumumkan rencana untuk membeli 11 jet Su-35 dari Rusia pada 2017, yang akan dibayar dengan uang tunai dan komoditas Indonesia. Negara itu mendapatkan kesepakatan untuk memesan 42 jet tempur Rafale senilai US$8,1 miliar atau Rp.121 triliun pada Februari. Rencana pembelian jet tempur F-15 juga dalam tahap lanjut dan menunggu persetujuan akhir dari pemerintah, kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tahun lalu. (CNA/Z-9)