Cope West, latihan militer TNI AU dan AU Amerika Serikat berlangsung pada 12-23 Juni 2023. Latihan melibatkan pesawat tempur, selain juga pasukan khusus dari angkatan udara kedua negara.

Latihan Cope West menjadi ajang angkatan udara Indonesia dan Amerika Serikat mempererat persahabatan. Namun, dalam ajang tersebut, tentu masing-masing menunjukkan kemampuannya. Latihan antara TNI AU dan United States Air Force (AU AS) ini berlangsung pada 12-23 Juni 2023.

Ada enam pesawat tempur F16 yang dibawa USAF 8th Fighter Wing yang sehari-hari bermarkas di Pangkalan Udara Kunsan, Korea Selatan. Adapun Indonesia membawa tujuh pesawat tempur F16 yang sehari-hari bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau. Ada sekitar 100 prajurit AS yang hadir dalam latihan bilateral ke-23 Cope West ini. Tahun ini adalah kali ke-10 Indonesia menjadi tuan rumah dalam latihan yang dimulai pada 1989 ini.

Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsekal Madya M Tony Harjono yang meninjau latihan di Pekanbaru, Rabu (21/6/2023), mengatakan, Cope West merupakan ajang untuk mengukur profesionalisme dan melihat sejauh mana kemampuan personel TNI AU.

Latihan mencakup kemampuan tempur secara taktis. Kedua angkatan udara juga mempelajari kerja sama dalam misi-misi bilateral. ”Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk bisa tumbuh bersama, baik secara taktis maupun persahabatan,” kata Letkol Eric Bryoles, Komandan USAF 35th Fighter Squadron.

Kepentingan AS tentu menjaga keunggulannya di Asia Pasifik. Karena itu, berbagai satuan AS kerap berlatih bersama satuan-satuan militer yang ada di wilayah tersebut. Kali ini, latihan mencakup Interoperability Bomber Landing dan latihan Direct Action Ground Reconnaissance (DAGR) antara TNI AU dan US PAT Sofle yang dilaksanakan hingga 22 Juni.

Latihan interoperabilitas sangat penting karena AS melihat, pihaknya tidak bisa menguasai Asia Pasifik tanpa bekerja sama dengan militer di wilayah tersebut. Pesawat pengebom yang digunakan adalah B-52H Stratofortress USAF.

Pesawat tempur

Joint Exercise Interoperability Bomber Landing 2023 adalah latihan bilateral pertama antara TNI AU dan USAF Asia Pasifik yang melibatkan pesawat pengebom strategis. Dalam Cope West 2023, latihan yang juga penting adalah ACT (Air Combat Tactics) atau Taktik Tempur Udara. Dalam latihan ini, TNI AU dan USAF, saling berhadapan dan bergantian, mengemban misi menyerang atau bertahan.

Lettu Pnb Akbar "Bitzer" Aviantara, salah satu peserta mengatakan, ACT merupakan latihan pertempuran udara jarak dekat (dogfight), yang diskenariokan empat pesawat melawan sejumlah pesawat atau banyak pesawat (4 Vs X). Empat pesawat merupakan Blue Force yang melaksanakan patroli udara dalam rangka mengamankan area/wilayah ataupun aset dari serangan maupun ancaman pihak musuh. Keempat pesawat terlibat pertempuran udara jarak dekat dengan empat pesawat musuh, yang diskenariokan akan menghancurkan blue force dan sasaran area yang diamankan.

Latihan pertempuran udara modern semacam ini akan membantu penerbang berkoordinasi dengan sesama pesawat lain atau Combat Controller yang memantau dan memberi informasi dari radar darat atau radar terbang.

Konsep perang udara modern sepenuhnya tergantung pada kemahiran manajemen perang udara. Sebelum bisa melakukan ACT, seorang penerbang harus mampu menguasai teknik serta pengetahuan tentang BFM ( Basic Fight Manuever ) dan ACM ( Air Combat Manuever ) dan TI ( Tactical Intercept ) yang dilaksanakan di minggu pertama dalam AMX Cope West 2023.

Tak hanya di udara, pasukan khusus Satbravo 90 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU dan Korps Marinir AS juga berlatih bersama, Minggu (18/6). Mereka berlatih pertempuran jarak dekat untuk menguasai teknik dasar bergerak dan bermanuver dalam ruangan. Latihan ini sekaligus untuk mengetahui hal-hal yang dapat membahayakan dan cara berkomunikasi saat pertempuran jarak dekat.

Komandan Detasemen 902 Aksus Satbravo 90 Kopasgat Mayor Pasukan Novieary Jacky yang memimpin latihan mengatakan, tujuan latihan adalah seefektif dan seefisien mungkin melakukan pertempuran jarak dekat. Prinsipnya, harus cepat dan daya kejutnya maksimal. Ruang harus didominasi agar bisa menang.

Selain latihan tempur jarak dekat, kedua pasukan juga berlatih Tactical Combat Casualty Care (TCCC). TCCC merupakan teknik kesehatan lapangan yang dilaksanakan pasukan di medan pertempuran sebelum mendapatkan penanganan kesehatan di tingkat yang lebih tinggi di rumah sakit. Tujuannya, untuk mengurangi jumlah kematian di medan tempur karena keterlambatan penanganan.

“Kita juga lebih mengenal dan menggerti alat alat medis level Advance yang dimiliki oleh Operator Pasukan Khusus Amerika Serikat saat bertempur serta mengerti cara penggunaan alat alat tersebut," kata Novieary