Beberapa anggota jemaah haji Indonesia memasuki maktab mereka di Arafah, Senin (26/6/2023). Pergerakan jemaah haji menuju Arafah menjadi proses awal puncak ibadah haji 2023.  TIM MEDIA CENTER HAJI

Beberapa anggota jemaah haji Indonesia memasuki maktab mereka di Arafah, Senin (26/6/2023). Pergerakan jemaah haji menuju Arafah menjadi proses awal puncak ibadah haji 2023.

MEKKAH, KOMPAS — Guna mengantisipasi kepadatan di Mina, yang bisa memunculkan ekses terkait kebugaran jemaah, Kementerian Kesehatan menyiagakan 227 tenaga kesehatan dan menyiapkan 194 jenis obat. Penyiagaan nakes dan jumlah obat yang memadai itu demi kelancaran ritual melontar jumrah di Jamarat.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo menjelaskan, sebanyak 227 tenaga kesehatan (nakes) itu terdiri dari 105 petugas di Pos Kesehatan Mina, 97 tenaga Emergency Medical Team (EMT) di lima pos kesehatan, serta 25 personel promosi kesehatan yang menyebar di tenda-tenda jemaah.

”Untuk 97 tenaga EMT yang siaga di lima pos, itu di jalur atas dan bawah akan bergerak tiap jam pindah pos, untuk melakukan screening jemaah yang mengalami gangguan kesehatan,” kata Liliek, dalam penjelasan dalam pertemuan persiapan puncak ibadah haji 2023, yang dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Tim Pengawas Haji DPR, di Mekkah, Senin (26/6/2023) dini hari WIB.

Baca Juga: Tinjau Mina, Menteri Agama Cek Kesiapan Layanan Haji

Beberapa anggota jemaah haji Indonesia memasuki maktab mereka di Arafah, Senin (26/6/2023). Pergerakan jemaah haji menuju Arafah menjadi proses awal puncak ibadah haji 2023.  TIM MEDIA CENTER HAJI

Beberapa anggota jemaah haji Indonesia memasuki maktab mereka di Arafah, Senin (26/6/2023). Pergerakan jemaah haji menuju Arafah menjadi proses awal puncak ibadah haji 2023.

Baca Juga: Jemaah Lansia Tak Turun Bus di Muzdalifah

Suasana kota Mekkah, Arab Saudi, banyak diwarnai pergerakan jemaah haji menuju Arafah sebagai bagian dari pelaksanaan wukuf. Bagi jemaah Indonesia, puncak ibadah haji itu akan bermula pada Selasa (27/6/2023) waktu Zuhur di Arab Saudi, sekitar pukul 12.24, hingga terbenamnya matahari.

Pada Senin pagi hingga siang di Mekkah, puluhan ribu bus yang mengangkut jutaan anggota jemaah haji bergerak menuju Arafah terpantau sejak pagi hingga sore. Ada juga sebagian rombongan yang sudah ke Arafah pada Minggu malam, di antaranya beberapa rombongan di Sektor 1 Daerah Kerja (Daker) Mekkah.

Petugas pelayanan jemaah lansia Sektor 1, Irfa Numa, menuturkan, pada Senin siang waktu Arab Saudi dia sudah berada di Arafah dan tengah menerima kedatangan jemaah. ”Secara umum, kondisi jemaah baik-baik saja. Hanya ada beberapa yang mengalami heat stroke. Alhamdulillah, sekarang sudah ditangani,” kata Irfa.

Sementara beberapa kloter di Sektor 3 dan 4 Daker Mekkah berangkat menuju Arafah pada Senin siang. Salah satunya Hamka, anggota jemaah asal Ternate, Maluku Tenggara, yang pada Senin siang masih menunggu bus yang akan mengangkut dia dan rombongan ke Arafah. ”Paling telat, Senin sore ini rombongan kami menuju Arafah. Jadwalnya demikian,” ujar Hamka.

Suasana di salah satu pintu masuk menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina di kawasan Syisya, Mekkah, Arab Saudi, Senin (26/6/2023). Sejak Minggu (25/6/2023) malam hingga Senin sore, jemaah haji mengalir memasuki Arafah, Muzdalifah, dan Mina untuk penunaian puncak ibadah haji. KOMPAS/ADI PRINANTYO

Suasana di salah satu pintu masuk menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina di kawasan Syisya, Mekkah, Arab Saudi, Senin (26/6/2023). Sejak Minggu (25/6/2023) malam hingga Senin sore, jemaah haji mengalir memasuki Arafah, Muzdalifah, dan Mina untuk penunaian puncak ibadah haji.

Atasi ”heat stroke”

Terkait peralatan kesehatan, Liliek menyatakan, salah satu yang terpenting adalah oksigen konsentrator di ranjang perawatan, untuk menyuplai oksigen, dan alat-alat kesehatan lain untuk penanganan kasus-kasus heat stroke. Peralatan-peralatan tersebut sudah tersedia di Mina.

”Namun, di Mina tidak ada tenda petugas di dalam pos kesehatan dan di Mina posnya juga sudah dipenuhi alat kesehatan dan kebutuhan farmasi. Terkait hal ini, perlu diatur mekanisme istirahat petugas karena belum tersedia tenda petugas. Semoga usaha (pengadaan tenda petugas kesehatan) masih bisa terkabul dan bisa melaksanakan tugas dengan sarana yang ada,” tutur Liliek.

Baca Juga: Mobil Golf, Inovasi Puncak Haji 2023

Selain nakes dan peralatan kesehatan, juga disiapkan 194 jenis obat di Mina. ”Paket obat-obatan di Pos Kesehatan (Poskes) Mina lebih lengkap agar bisa menunjang pelayanan kesehatan dalam sekitar tiga hari, selama prosesi melontar jumrah,” kata Koordinator Obat dan Perbekalan Kesehatan (Perbekkes) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan Breni Setyoko.

Obat-obatan untuk Mina itu, lanjut Breni, menjadi bagian dari 60 koli obat yang sudah disiapkan dan telah digeser ke Arafah dan Mina pada Minggu (25/6/2023). ”Walaupun durasi operasionalnya terbatas, untuk Poskes Arafah tetap kami siapkan paket obat lengkap 171 jenis obat, terbanyak berupa cairan. Untuk Poskes Mina, kami siapkan paket obat lengkap terdiri dari 194 jenis obat untuk menunjang pelayanan kesehatan selama prosesi lontar jumrah,” ucapnya.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Madinah Thafsin Alfarizi, yang juga pelaksana Poskes Mina, menyampaikan bahwa secara bertahap obat dan perbekalan kesehatan serta alat medis mulai didorong untuk masuk Mina sejak H-3, atau Sabtu (24/6/2023). ”Kebutuhan Poskes Mina jumlahnya lebih besar karena durasi pelayanannya lebih lama,” ujar Alfarizi.

Petugas mengirim obat-obatan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan puncak ibadah haji 2023, Senin (26/6/2023). TIM MEDIA CENTER HAJI

Petugas mengirim obat-obatan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan puncak ibadah haji 2023, Senin (26/6/2023).

Sundoyo, anggota Amirul Haj, menambahkan, tempo hari ada isu kekurangan obat. Namun, yang terjadi sebetulnya bukan demikian. ”Yang terjadi, persediaan beberapa jenis obat, seingat saya tujuh jenis, menipis. Salah satunya obat yang berkaitan dengan pneumonia. Memang jemaah ini 67.000 usianya sudah sepuh-sepuh sehingga banyak permintaan obat terkait dengan pneumonia dan diabetes,” kata Sundoyo.

Masalah tersebut, kata dia, telah diketahui dan dicapai solusinya, yakni dengan pembelian obat-obatan pneumonia dan diabetes ke distributor obat di Arab Saudi. Dengan demikian, sejak Minggu lalu, problem menipisnya obat-obatan tertentu itu sudah teratasi. Sundoyo juga optimistis pada saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina ketersediaan obat mencukupi.