FERGANATA INDRA RIATMOKO
Calon jemaah haji kategori lansia menunggu giliran menerima vaksin Covid-19 di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (6/4/2021).
Hingga Rabu (31/5/2023), jumlah anggota jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi tercatat lima orang. Yang terakhir dilaporkan meninggal yakni Aminah Ayu Sunarta asal Bekasi, Jawa Barat. Almarhumah meninggal setelah mengalami gangguan pernapasan pada Selasa (30/5/2023) malam waktu Arab Saudi saat dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Seiring meninggalnya Aminah, jemaah Indonesia yang meninggal terdata lima orang. ”Kita mendoakan mudah-mudahan khusnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan sabar. Kami juga berharap jemaah lain sehat,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Zaenal Muttaqin di Madinah, Rabu.
Selain jemaah yang meninggal, dari Madinah pada Sabtu (27/5/2023) juga dilaporkan 20 anggota calon jemaah haji Indonesia tengah dirawat di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi dengan rincian di KKHI Madinah 13 orang dan di RSAS 7 orang. ”Mereka yang dirawat umumnya menderita penyakit jantung, paru, dan demensia,” ujar Kepala Seksi Kesehatan Daker Madinah Thafsin Al Farizi.
Baca juga: Calon Jemaah Haji Lansia Bertambah, Pemerintah Beri Perhatian Khusus
KOMPAS/ADI PRINANTYO
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela Pelatihan Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023) malam. Menag meminta para anggota PPIH 2023 bersabar tanpa batas saat bertugas, khususnya saat melayani anggota jemaah haji lansia.
Baca juga: Haji Ramah Lansia, Tantangan Baru 2023
Seiring masih banyaknya rombongan jemaah haji yang akan tiba di Arab Saudi pada hari-hari mendatang, lalu lintas jemaah yang menuju dan meninggalkan lokasi-lokasi penting ibadah, seperti Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, juga bakal makin padat.
Kepadatan jemaah berkonsekuensi pada memanjangnya antrean, mulai dari saat akan keluar dari Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, hingga untuk memasuki lift di hotel sekalipun. Itu belum termasuk keharusan berjalan kaki ratusan meter bahkan bisa beberapa kilometer, dari titik beribadah di masjid hingga lokasi parkir bus.
Sudah barang tentu, beragam aktivitas ibadah itu memerlukan kondisi fisik prima. Apa daya, jemaah Indonesia yang berisiko tinggi dari sisi kesehatan tahun ini mencapai 73 persen dari total 203.320 orang. Persentase jemaah Indonesia berisiko tinggi terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.
Sesuai data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), pada 2022 terdata 68 persen, sedangkan 2021 tercatat 65 persen. Peningkatan jemaah berisiko tinggi salah satunya disebabkan pembatasan jemaah pada 2020, 2021, dan 2022 terkait situasi pandemi Covid-19.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Jemaah calon haji asal Jawa Tengah yang siap diberangkatkan dari Embarkasi Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (23/5/2023) malam. Sebanyak 30 persen dari seluruh jemaah asal Jateng dan DIY yang akan diberangkatkan selama periode haji ini merupakan warga lansia.
Antisipasi kelelahan
Terkait keterbatasan fisik jemaah lansia, Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengingatkan jemaah untuk mengantisipasi kelelahan fisik. Salah satunya dengan tidak memaksakan diri pada ibadah-ibadah sunah yang menguras tenaga. Berbagai rukhsah atau keringanan ibadah juga perlu diterapkan untuk mencegah mudarat.
Fisik prima harus disiapkan untuk menghadapi puncak haji pada 8 sampai 13 Dzulhijjah (26 Juni-1 Juli 2023). Para petugas haji agar terus mengingatkan jemaah untuk menghemat tenaga sehingga mereka bisa bugar di sepanjang ibadah haji. (Arsad Hidayat)
Salah satu yang bisa menimbulkan masalah tak lain hadis tentang keutamaan menunaikan shalat di Masjidil Haram yang mempunyai kelipatan pahala 100.000 kali dan shalat di Masjid Nabawi berkelipatan 1.000 kali dibandingkan shalat di masjid lainnya. Jemaah pun berbondong-bondong berburu pahala di dua masjid tersebut.
ADI PRINANTYO
Mohammad Adnan (kanan), pembimbing ibadah haji, menjelaskan tata cara ibadah haji dalam bimbingan manasik haji untuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023) lalu.
Baca juga: Berangkat Tanpa Pendamping, Kemandirian Jemaah Haji Lansia Diuji
”Masalah timbul ketika jemaah lansia atau berisiko tinggi memaksakan diri menunaikan Arbain (shalat fardu berjemaah selama 40 waktu) di Masjid Nabawi dan shalat rutin berjemaah di Masjidil Haram. Energi mereka sudah habis sebelum puncak haji,” kata Arsad.
Pesan senada disampaikan pembimbing ibadah haji KH Kartono, yang puluhan tahun memandu jemaah haji. Menurut Kartono, jemaah yang sedang sakit, lansia, berisiko tinggi, dan difabel dianjurkan tidak memaksakan diri, misalnya jangan mengharuskan shalat setiap waktu di Masjidil Haram demi bersiap menuju puncak ibadah haji.
”Mereka dapat menunaikan shalat di hotel (pondokan) atau masjid terdekat dengan hotel karena pahala shalat di seluruh tanah haram Mekkah sama dengan pahala shalat di Masjidil Haram,” ujar Kartono. Adapun untuk shalat di Masjid Nabawi bisa juga shalat di area pelataran (perluasan) masjid karena pahalanya juga sama dengan di dalam masjid. Dengan demikian, tidak perlu berdesak-desakan masuk masjid, terlebih di saat padat.
Bagi lansia, shalat di hotel atau pemondokan lebih utama daripada shalat di Masjidil Haram karena mempertimbangkan mudarat (kerugian) yang bakal dialami jemaah. (Miftah Faqih)
”Hotel (berlokasi) di Tanah Suci. Masjidil Haram di Tanah Suci. Maka, pelipatgandaan pahalanya ya sama,” ujar Miftah, yang juga ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.
Baca juga: Menag: Haji Mabrur Jauh dari Caci Maki dan Ujaran Kebencian
KOMPAS/RIZA FATHONI
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang akan berangkat mendampingi calon jemaah haji berfoto sebelum memasuki asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (23/5/2023). Keberangkatan calon jemaah haji kloter pertama akan dimulai pada Rabu (24/5/2023).
Pola berhemat tenaga sebelum puncak haji ini, jika dikombinasikan dengan kedisiplinan jemaah haji lansia menjaga kesehatan, salah satunya dengan rutin minum air putih untuk mencegah dehidrasi, tentu akan ideal. Terkait hal ini, peran tenaga kesehatan haji (TKH) yang ditugaskan melekat di setiap kelompok terbang sangat signifikan.
“TKH yang terdiri dari satu dokter dan dua perawat di tiap kloter adalah garda kesehatan terdepan yang akan memberikan pelayanan kesehatan pertama di kloter selama 24 jam,” kata Kepala Bidang PPIH Arab Saudi M Imran. Selain pelayanan kesehatan kuratif, TKH juga diharapkan aktif mengingatkan jemaahnya untuk memakai masker, payung, dan alas kaki saat aktivitas di luar hotel. TKH juga diminta memberikan pengertian, khususnya jemaah haji berisiko tinggi, agar tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah.
Harapannya, para lansia memahami realitas keterbatasan fisik mereka dan melaksanakan imbauan hemat tenaga sebelum puncak haji demi terwujudnya ”Haji Ramah Lansia”, tema besar ibadah haji tahun ini.
Baca juga: Berjuta Cara Layani Jemaah Lansia Berhaji