Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas  memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela Pelatihan Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023) malam. Menag meminta para anggota PPIH 2023 bersabar tanpa batas saat bertugas, khususnya saat melayani anggota jemaah haji lansia.KOMPAS/ADI PRINANTYO

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela Pelatihan Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023) malam. Menag meminta para anggota PPIH 2023 bersabar tanpa batas saat bertugas, khususnya saat melayani anggota jemaah haji lansia.

Masa tunggu ibadah haji yang bertahun-tahun, bahkan banyak yang lebih dari 10 tahun, menjadikan jumlah anggota jemaah lansia signifikan. Tahun ini, dari jumlah jemaah reguler sebanyak 203.320 orang, tercatat 66.802 orang di antaranya berusia lanjut, atau hampir sepertiganya.

Jumlah anggota jemaah lansia yang signifikan ini tak terelakkan karena dua hal. Pertama, masih dibatasinya usia jemaah pada 2022 dengan pertimbangan pandemi. Kedua, pembatasan itu berkonsekuensi pada pemberangkatan jemaah lansia yang menumpuk, salah satunya pada 2023. Seiring menuanya usia anggota jemaah, kondisi mereka terhadap penyakit menjadi makin rentan. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, sekitar 70 persen jemaah kita punya riwayat penyakit. Saat haji 2019 atau terakhir sebelum pandemi, jumlah anggota jemaah dengan riwayat penyakit mencapai 155.082 orang, sementara yang tanpa riwayat penyakit 57.650 orang. Situasi anggota jemaah tahun ini juga relatif sama.

Baca juga : Haji Ramah Lansia, Tantangan Baru 2023

Mohammad Adnan (kanan), pembimbing ibadah haji, menjelaskan tata cara ibadah haji dalam bimbingan manasik haji untuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023). Sebanyak 1.234 anggota PPIH menjalani pelatihan bimbingan teknis selama 10 hari yang berakhir pada Minggu (16/4/2023) siang. ADI PRINANTYO

Mohammad Adnan (kanan), pembimbing ibadah haji, menjelaskan tata cara ibadah haji dalam bimbingan manasik haji untuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023). Sebanyak 1.234 anggota PPIH menjalani pelatihan bimbingan teknis selama 10 hari yang berakhir pada Minggu (16/4/2023) siang.

Sesuai data Kemenkes, penyakit yang terbanyak diderita jemaah Indonesia adalah penyakit yang menjadi faktor risiko serangan jantung, stroke, dan pneumonia. Pada musim haji 2022, misalnya, tiga penyakit yang terbanyak diderita adalah dislipidemia (26.273 orang), hipertensi esensial (20.675), lalu diabetes melitus (11.352).

”Dengan riwayat penyakit yang ada, jemaah harus menyesuaikan kegiatan ibadah dengan kondisi tubuh. Sebaiknya, mereka mempertimbangkan kondisi sebelum berkegiatan. Terutama, untuk aktivitas-aktivitas ibadah di luar ibadah wajib haji,” ujar Liliek.

Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu(Siskohat) juga menunjukkan, terdata 66 anggota jemaah haji berusia 100 tahun lebih pada tahun ini. Di antara mereka yang berusia lebih dari 100 tahun tersebut, yang tertua adalah Harun, anggota jemaah asal Pasuruan, Madura, Jawa Timur, yang berumur 119 tahun.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/ZDY_2VNl5ycrvTZ0JtqdHbO_UOA=/1024x461/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F16%2F31118572-27c8-4701-95d0-eb4aa7a17d39_jpeg.jpeg

Pelatihan intensif

Fenomena anggota jemaah lansia ini membuat Kementerian Agama menetapkan tema ibadah haji 2023 adalah ”Haji Ramah Lansia”. Berkaitan dengan tema utama itu, digelar sejumlah sesi tentang lansia dalam pelatihan bimbingan teknis Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

Salah satu pembicara sesi memahami lansia tak lain Alissa Wahid, psikolog yang juga aktivis Gusdurian. ”Ketulusan dan keikhlasan dalam membantu dan melayani anggota jemaah lansia menjadi penentu kesuksesan kita. Kesediaan dan kesigapan membantu, itu kuncinya. Jadi, para petugas haji, jangan menunggu komando atasan sebelum membantu para lansia,” ujar Alissa.

Alissa yang sempat membuat survei sederhana tentang lansia mendapati banyak persepsi terkait karakter lansia dengan kesimpuan: sosok yang kurang mandiri dan penuh ketergantungan. Persepsi-persepsi tentang lansia dari peserta pelatihan di antaranya bawel, lemah, sensitif, lamban, dan semacamnya.

Salah satu calon angggota jemaah haji lansia Kelompok Terbang I dari Kepulauan Riau bersiap berangkat dari Embarkasi Batam, awal Juli  2019.KOMPAS/PANDU WIYOGA

Salah satu calon angggota jemaah haji lansia Kelompok Terbang I dari Kepulauan Riau bersiap berangkat dari Embarkasi Batam, awal Juli 2019.

Baca juga : Prioritaskan Haji Lansia

”Dalam praktiknya, ketika para petugas benar-benar di tengah medan laga, saat puncak ibadah haji nanti, kalian harus benar-benar siap menghadapi berbagai kenyataan khas lansia seperti itu. Harus rela menuntun, mendorong kursi roda, memberi petunjuk arah, bahkan menggendong bila perlu,” tutur Alissa, yang juga putri sulung Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menegaskan urgensi kesabaran para petugas haji dalam melayani jemaah lansia. ”Melayani jemaah lansia bukan tugas mudah. Bukan hanya urusan keterampilan dan kemauan, tetapi juga perlu hati. Harus ada keterlibatan perasaan. Petugas harus melayani jemaah, sebagaimana kepada orangtua sendiri, maupun orang-orang tersayang lainnya,” ujar Yaqut.

Ia menambahkan, ujung tombak pelayanan jemaah haji bukan Kementerian Agama, juga bukan Komisi VIII DPR, melainkan para petugas haji. ”Karena itu, sejak awal saya meminta perekrutan petugas ini dilakukan secara terukur sehingga bisa melahirkan petugas-petugas yang kompeten melayani jemaah, terutama lansia. Saya mengimbau rekan-rekan petugas bersabar tanpa batas. Perwujudan dari sabar tanpa batas ini, suatu saat Saudara-saudara merasa wajar untuk marah, Anda menahannya,” kata Yaqut.

Tantangan itu terasa makin berat jika mencermati Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) 2022 yang mencapai 90,45. Capaian IKJHI ini yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Memang, angka IKJHI yang fenomenal itu dicapai di tengah pembatasan jumlah jemaah tahun lalu, yang sebanyak 100.051 orang. Namun, target mempertahankan poin indeks yang disurvei rutin oleh Badan Pusat Statistik itu tetap menjadi beban tersendiri bagi para petugas.

”Tantangannya memang tidak mudah, karena jumlah jemaah tahun ini lebih banyak, dengan jumlah lansia yang signifikan. Tetapi, saya yakin ini bukan hal sulit, sepanjang kita benar-benar berniat menjalankannya,” ujar Menag lagi.