KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Ratusan jemaah haji embarkasi Surabaya Kelompok Terbang 1 berjalan menuju pesawat Saudi Arabia, Rabu (24/5/2023). Mereka berasal dari Bangkalan, Jatim
SURABAYA, KOMPAS — Jumlah jemaah haji asal Jawa Timur yang wafat dalam pelaksanaan ibadah haji 2023 di Tanah Suci terus bertambah menjadi empat orang. Selain itu, jemaah haji yang gagal berangkat karena sakit juga meningkat. Masalah kesehatan jemaah menjadi tantangan signifikan.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya kembali menyampaikan kabar duka karena kehilangan seorang jemaah haji. Jemaah tersebut bernama Suryati (91) asal Bangkalan yang tergabung dalam Kelompok Terbang 2. Dia meninggal pada 31 Mei 2023 di Madinah karena sakit.
”Kami kembali menyatakan dukacita yang mendalam karena wafatnya seorang jemaah haji dari Embarkasi Surabaya,” ujar Ketua PPIH Embarkasi Surabaya Husnul Maram, Jumat (2/6/2023).
Seiring meninggalnya Suryati, total jemaah haji asal Jatim yang meninggal terdata menjadi empat orang. Sebelumnya, terdata tiga jemaah haji meninggal. Ibnu Syahid (65) asal Kota Madiun, dari Kloter II meninggal di Madinah pada 28 Mei 2023.
Baca juga : Matangkan Persiapan Penyelenggaraan Haji 2023 di Jatim
Selain itu, Ahmad Suhadak Riduwan (53), jemaah haji asal Kecamatan Kebomas, Gresik yang tergabung dalam Kloter 9 dan Langen Dalem Dussalam (90) asal Bangkalan, Madura, yang tergabung dalam Kloter 1.
Berdasarkan informasi yang diterima PPIH, Ahmad Suhadak Riduwan meninggal pada Sabtu (27/5/2023) pukul 09.00 waktu Madinah. Adapun Langen Delem Dussalam meninggal pada pukul 22.30 waktu Madinah di rumah sakit setempat.
Husnul menambahkan selain kabar duka, pihaknya mendata satu jemaah haji asal Bojonegoro yang tergabung dalam Kloter 21 tidak dapat berangkat menunaikan ibadah bersama rombongannya.
Pria berusia 64 tahun ini harus menunda keberangkatannya karena sakit dan dirawat di Asrama Haji Surabaya. Jemaah tersebut saat ini ditemani oleh pendampingnya yang juga memutuskan menunda keberangkatan.
Seiring meningkatnya jumlah jemaah haji yang meninggal karena sakit dan jemaah yang tidak bisa berangkat karena sakit, Husnul mengingatkan kembali pentingnya menjaga kesehatan. Seluruh jemaah, baik yang akan berangkat maupun yang sudah berada di Tanah Suci, menurut dia, harus menjaga betul kondisi kesehatannya.
Baca juga : Dua Jemaah Jaji Jatim Meninggal di Madinah, Penyelenggara Ingatkan Cuaca Panas
”Bagi calon jemaah haji yang sedang sakit di Tanah Air, semoga segera diberikan kesembuhan dan segera bergabung dengan jemaah lainnya yang telah berada di Tanah Suci,” kata Husnul.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Jemaah haji berusia lanjut menggunakan fasilitas kursi roda. Jemaah haji embarkasi Surabaya Kelompok Terbang 1 berjalan menuju ke pesawat Saudi Arabia, Rabu (24/5/2023). Mereka berasal dari Bangkalan, Jatim
Husnul mengatakan, penyelenggaraan ibadah haji tahun ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya cuaca panas di Arab Saudi yang menyebabkan jemaah haji rawan mengalami dehidrasi dan sakit. Menyikapi hal itu, pihaknya terus mengingatkan jemaah untuk memperbanyak minum air dan tidak beraktivitas secara berlebihan.
Tantangan lainnya adalah banyak jemaah berusia lanjut atau lansia. Jemaah lansia ini termasuk kelompok rentan sehingga memerlukan pendampingan dan perawatan kesehatan yang memadai.
Hingga saat ini, PPIH Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 9.846 orang terdiri dari 9.736 jemaah haji dan 110 orang petugas. Terkini, pada Jumat (2/6/2023), terdapat tiga kloter, yakni Kloter 20, 21, dan 22 yang dijadwalkan bertolak ke Madinah dari Bandara Juanda Surabaya.
Kloter 20 membawa rombongan jemaah haji asal Bojonegoro sebanyak 445 orang, Kloter 21 membawa rombongan 443 jemaah asal Surabaya. Adapun Kloter 22 membawa rombongan 445 jemaah haji asal Kota Probolinggo.
Salah satu calon jemaah haji asal Bojonegoro merupakan penyandang disabilitas. Pria bernama Imam Syafi’i (58) itu memiliki satu kaki setelah menjalani operasi amputasi pada tahun 2019. Meski kondisi fisiknya tidak sempurna, semangat Imam untuk melaksanakan ibadah haji tidak surut.
”Semoga dimudahkan dalam menjalankan ibadah nantinya,” ucap Imam yang mengaku mendaftar haji pada tahun 2011 tersebut.
Imam sejatinya bukan satu-satunya jemaah haji difabel yang berhaji tahun ini. Sebelumnya, ada Agus Yusuf, jemaah haji asal Kabupaten Madiun yang tergabung dalam Kloter 15. Agus yang berprofesi sebagai pelukis tersebut tidak memiliki tangan sehingga menggunakan kaki dan mulutnya ketika melukis.
Baca juga ; Jemaah Cadangan Embarkasi Surabaya Diminta Selalu Siap