Calon jemaah haji asal Sidoarjo, Jawa Timur, saat mengikuti manasik di Rahmatul Ummah, Jumat (5/5/2023).HUMAS PEMKAB SIDOARJO

Calon jemaah haji asal Sidoarjo, Jawa Timur, saat mengikuti manasik di Rahmatul Ummah, Jumat (5/5/2023).

SIDOARJO, KOMPAS — Calon jemaah haji dari Jawa Timur, terutama lansia, diminta menjaga kesehatan diri selama di Tanah Suci. Mereka juga harus pandai mengatur waktu demi kelancaran ibadah haji.

Rabu (10/5/2023), ribuan calon jemaah haji asal Sidoarjo, Jawa Timur, berkumpul di aula Gedung Rahmatul Ummah. Mereka mengikuti manasik haji yang digelar Kementerian Agama Sidoarjo.

Manasik merupakan pelatihan tentang pelaksanaan ibadah secara menyeluruh. Kegiatan ini wajib diikuti seluruh jemaah.

Kepala Kantor Kemenag Sidoarjo Mohammad Arwani mengatakan, jumlah calon jemaah haji dari daerahnya tahun ini 2.596 orang. Dari jumlah tersebut, 262 orang di antaranya menempati kuota cadangan. Namun, hingga 5 Mei, calon jemaah yang telah melunasi pembayaran baru 1.992 orang.

”Mudah-mudahan dengan perpanjangan waktu pelunasan sampai 12 Mei, kuota jemaah haji untuk Sidoarjo bisa terpenuhi. Alhamdulillah, kita juga mendapatkan tambahan cadangan 147 orang,” ujar Arwani.

Baca juga: Haji Ramah Lansia, Tantangan Baru 2023

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/3aUMxTXu-DJNxUw8hb-VfqQ84S8=/1024x567/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F10%2F9c8d901f-2d1e-4596-8ac2-314d2e465ef0_png.png

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali berharap, warga yang akan menunaikan ibadah haji agar senantiasa menjaga kondisi kesehatannya. Apalagi, cuaca di Mekkah diprediksi memasuki puncak musim kemarau dan panas ekstrem.

”Suhu udara di Mekkah diprediksi bisa mencapai 50 derajat celsius. Oleh karena itu, harus benar-benar dipersiapkan segala sesuatunya jangan sampai ibadah njenengan terganggu karena faktor kesehatan,” kata Muhdlor.

Bupati juga berpesan, jemaah asal Sidoarjo mematuhi arahan petugas pendamping selama mereka beribadah. Sementara itu, para pendamping diminta memperhatikan warganya, terutama lansia.

Baca juga: Maksimalkan Penggunaan Biaya Haji

Calon jemaah haji asal Jatim saat mengikuti manasik di Surabaya, Jatim, Jumat (5/5/2023). HUMAS PROVINSI JATIM

Calon jemaah haji asal Jatim saat mengikuti manasik di Surabaya, Jatim, Jumat (5/5/2023).

Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram mengatakan, tahun ini, daerahnya mendapat kuota haji reguler sebanyak 35.152 orang. Jumlah itu termasuk pembimbing pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) dan 237 petugas haji daerah (PHD).

Dari total jemaah, 1.758 di antaranya berusia lanjut sehingga mendapatkan fasilitas layanan prioritas. Sementara dari data Kemenag Jatim, sampai 5 Mei 2023, yang sudah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) sebanyak 31.256 orang atau 82 persen. Sisanya 18 persen jemaah belum melunasi.

Husnul berharap, jemaah memanfaatkan perpanjangan waktu pelunasan biaya haji tersebut dengan baik. Selain itu, menjaga kondisi kesehatan karena waktu keberangkatan yang semakin dekat.

Nantinya, calon jemaah haji kloter pertama dijadwalkan mulai masuk Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 23 Mei. Selanjutnya, mereka mulai terbang menuju Arab Saudi pada 24 Mei.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jatim mengajak masyarakat memanfaatkan aplikasi Haji Pintar. Hal itu untuk memudahkan jemaah dan keluarganya mengakses berbagai informasi penting seperti jadwal penerbangan, layanan transportasi darat, dan rute perjalanan.

Selain itu, informasi mengenai akomodasi selama di Mekkah dan Madinah, layanan kesehatan, hingga posisi petugas pendamping haji. Aplikasi ini terintegrasi dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/RSE4yQnYlKcJVlYDGmzcNwhSEi0=/1024x1024/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F10%2Fa2eba8bd-ff70-45c5-a43d-d9b1f4edb98c_jpg.jpg

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, selain memanfaatkan aplikasi Haji Pintar, jemaah juga harus pandai mengelola waktunya. Salah satunya saat prosesi ibadah di Mina (Armuzna).

”Rangkaian ibadah di Armuzna merupakan rukun haji dan dapat membuat hajinya tidak sah apabila tidak dilaksanakan. Inilah yang membedakan antara haji dan umrah,” ujar Khofifah.

Mantan Menteri Sosial ini pun mengingatkan agar para jemaah sering minum air tanpa menunggu haus. Mereka juga harus meminimalisasi beraktivitas di luar tenda serta selalu memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan kacamata.

”Jangan lupa membawa obat pribadi dan mengonsumsinya secara teratur sesuai anjuran dokter. Lebih peduli pada diri sendiri dan orang di sekitarnya serta saling menjaga sesama jemaah,” ujarnya.

Baca juga: Biaya Haji Tertinggi di Embarkasi Surabaya dan Terendah di Aceh