Tol Cisumdawu sudah diresmikan Presiden Jokowi. Giliran Bandara Kertajati dibangkitkan potensinya mendukung transportasi udara di Indonesia.
Pengoperasian penuh Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan atau Cisumdawu bakal membangkitkan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati dan mengembangkan Rebana. Namun, masih ada pekerjaan rumah, dari pengalihan penerbangan hingga kesiapan daerah.
Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Cisumdawu secara keseluruhan pada Selasa (11/7/2023) pagi di depan ikon terowongan kembar, Kabupaten Sumedang, Jabar. Kini, pengendara dapat melintasi seksi 1 hingga 6 pada tol sepanjang 61,6 kilometer tersebut.
Kusyana (56), pengemudi shuttle, pun tak sabar mencoba jalur bebas hambatan itu. Namun, ketika sampai di seksi 3 Cimalaka sekitar pukul 12.23, jalur menuju seksi 4 masih tertutup. Tulisan Cirebon dan Kertajati di papan pengumuman juga ditutup.
“Mungkin masih acara makan-makan,” ucapnya tersenyum.
Kusyana pun harus keluar GT Cimalaka lalu melewati jalan arteri hingga kembali lagi masuk ke tol via Kertajati. Di jalur itu, banyak sepeda motor hingga rombongan truk. Kecepatannya pun berkurang.
Meski demikian, Kus, sapaannya, tetap senang melintasi sebagian Tol Cisumdawu. Jalur itu menyuguhkan pemandangan bukit dengan jalan meliuk-liuk. “Kalau Cipali, lancar. Tapi terasa capek, suntuk. Mungkin karena lurus,” ucapnya.
Lebih dari itu, ia memilih Cisumdawu karena cepat. Waktu tempuhnya dari Pasteur, Bandung ke Cirebon bisa hanya 2,5 jam. Ini lebih cepat dibandingkan lewat Tol Cipali, yakni 3 jam perjalanan. Jika Tol Cisumdawu beroperasi penuh, katanya, hanya butuh 2 jam ke Cirebon.
“Anggap saja dari rumah ke mal naik angkot. Itu sama dengan dua jam,” ucap warga Baleendah, Bandung, ini mengibaratkan singkatnya waktu dari Bandung ke Cirebon.
Hal itu menambah waktunya mengantar penumpang dari tiga rit jadi empat rit per hari. Pendapatannya bisa naik.
Kehadiran tol, seperti Cisumdawu telah membuka pintu rezekinya. Sempat jadi sopir bus sejak 1980-an di Sumatera, ia kembali ke Bandung pada 2016 sebagai pengemudi Bhinneka Sangkuriang. Ia pun lebih dekat dengan empat anak dan dua cucunya.
“Memang ada yang bilang, kita enggak bisa makan aspal jalan tol. Tapi, kalau enggak ada jalan tol, enggak bergerak nih mobil, macet,” ucapnya.
Kus pun mengapresiasi, rencana pembangunan Tol Cisumdawu yang ia dengar sejak 2011 akhirnya tuntas di masa Presiden Jokowi dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. “Semoga penumpang lebih banyak. Dari kerjaan ini, saya bisa biayai kuliah anak,” ucap lulusan SMP ini.
Solehudin, Project Manager Officer Bhinneka Sangkuriang, mengatakan, kehadiran Tol Cisumdawu akan mengurangi biaya operasional dan menguntungkan konsumen. Saat ini, tarif dari Pasteur ke Cirebon via Cisumdawu lebih murah Rp 20.000 dibandingkan via Cipali.
Bandara Kertajati
Tidak hanya angkutan darat, tol senilai Rp 18,3 triliun itu juga bakal membangkitkan angkutan udara di Bandara Internasional Jabar Kertajati. Saat ini, hanya ada penerbangan reguler dari Kertajati menuju Malaysia dan sebaliknya oleh maskapai AirAsia dalam dua kali sepekan.
Selebihnya, penerbangan haji yang menerbangkan 9.268 orang serta penerbangan umrah. Bahkan, saat Pandemi Covid-19, nyaris tak ada pesawat. Padahal, ketika awal beroperasi tahun 2018, Kertajati sempat melayani 13 rute penerbangan.
Kini, seiring pengoperasian Tol Cisumdawu, Kementerian Perhubungan kembali berencana mengalihkan sejumlah rute ke Kertajati. “Saya setuju kalau pindah. Yang penting, Cisumdawu sudah beres. Bandara Husein juga sudah padat,” ucap Leli Erika (54), warga Bandung.
Ketika Cisumdawu masih beroperasi sebagian, ia harus menempuh perjalanan dua jam dari rumah ke Kertajati. Padahal, kediamannya hanya belasan menit ke Bandara Husein. Namun, ia sepakat untuk meramaikan Kertajati sebagai alternatif tempat penerbangan.
Vice President of Commercial and Technical PT BIJB Kertajati Ari Widodo mengatakan, selain aksesibilitas, pengembangan bandara juga membutuhkan kebijakan pemerintah, seperti pengalihan rute. Harga avtur, yang menelan 60 persen biaya operasional, pun perlu penyesuaian.
Optimalisasi bandara akan mengembangkan daerah sekitarnya. Sebab, Kertajati punya aerocity atau kota bandara seluas 3.480 hektar. Kawasan ekonomi khusus juga dirancang di sana.
“Tapi, ada syarat yang belum terpenuhi, yakni kepemilikan lahan 50 persen,” ucapnya.
Presiden Jokowi memastikan, sejumlah penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati, terutama pesawat jet, pada bulan Oktober. Presiden juga mengatakan, investor dari berbagai negara juga berminat dengan Kertajati.
“Setelah selesai (Tol Cisumdawu) ini, saya meyakini Bandara (Kertajati) ini akan menjadi bandara masa depan dengan traffic (lalu lintas) yang sangat padat,” ucap presiden.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahagia proses 12 tahun pembangunan Cisumdawu akhirnya rampung. Salah satu proses terberat penyelesaian Cisumdawu, kata dia, adalah urusan pembebasan lahan.
"Sekarang diresmikan Pak Presiden ini luar biasa. Dari Bandung ke Cirebon biasanya 6 jam sekarang bisa 70-75 menit. Tadi saya tes ngebut 45 menit ke Bandara Kertajati," tutur Kang Emil, sapaan akrabnya.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Bandung Koordinator Jabar Prof Martha Fani menilai, kehadiran Bandara Kertajati, Tol Cisumdawu, dan Pelabuhan Patimban akan mengembangkan Rebana. Kawasan industri itu meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang, dan Subang.
Kawasan itu diproyeksikan menjadi motor penggerak masa depan industri manufaktur di Jabar. Namun, Martha menyebut, jangan lupa menyiapkan sumber daya manusia. Butuh kolaborasi banyak pihak Jangan sampai, warga hanya jadi penonton di daerahnya sendiri.