BPBD Provinsi Bali mencatat jumlah korban meninggal dalam bencana alam sejak Kamis (6/7/2023) mencapai lima orang. Kejadian bencana alam, yang dipengaruhi cuaca ekstrem, tersebar di sejumlah wilayah di Bali.

DENPASAR, KOMPAS — Bencana alam, yang melanda sejumlah wilayah di Bali, sejak Kamis (6/7/2023), mengakibatkan lima orang meninggal dan sekitar 48 bangunan rusak. Sejumlah 268 kejadian bencana, terutama tanah longsor dan banjir, terjadi sejak Kamis (6/7/2023) di Bali.

Korban meninggal dalam bencana alam di Bali itu menjadi lima orang setelah seorang korban, yang dievakuasi dalam kondisi cedera akibat bencana tanah longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, meninggal pada Minggu (9/7/2023).

Sebelumnya, jumlah korban meninggal akibat bencana tanah longsor di Karangasem pada Kamis (6/7/2023) sebanyak dua orang, termasuk seorang remaja berusia 15 tahun. Adapun dua korban meninggal lainnya adalah sepasang suami istri yang tertimbun material tanah longsor dan pohon di Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Jumat (7/7/2023).

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menyebutkan, anggota BPBD seluruh Bali masih menangani dampak bencana alam bersama masyarakat. BPBD mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Kegiatan penanganan dampak bencana alam dijalankan tim BPBD di sejumlah lokasi, di antaranya BPBD Kabupaten Jembrana di lokasi bencana banjir di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, dan penanganan bangunan roboh di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Secara keseluruhan, BPBD Provinsi Bali mencatat terjadi 268 kejadian bencana alam di Bali sejak Kamis (6/7/2023) dengan jumlah korban meninggal lima orang dan korban luka-luka enam orang. Sedikitnya 48 bangunan rusak akibat bencana alam itu.

Selain di Karangasem dengan jumlah kejadian bencana alam yang dilaporkan 58 peristiwa, Kabupaten Tabanan juga mengalami banyak kejadian bencana alam, yakni 60 peristiwa.

Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tabanan I Nyoman Srinadha Giri mengatakan, tim BPBD Kabupaten Tabanan bersama warga masih membersihkan lokasi yang terdampak banjir. Dihubungi Senin (10/7/2023), Giri menyebutkan, bencana alam banjir dan tanah longsor mengakibatkan kondisi sejumlah infrastruktur, seperti jalan dan saluran irigasi, terganggu sehingga perlu segera dibersihkan.

”Kami juga membersihkan sampah yang menumpuk akibat banjir,” kata Giri. Dampak cuaca ekstrem, yang diperkirakan masih berlangsung, berpotensi mengakibatkan bencana sehingga diperlukan kewaspadaan dan kesiagaan.

Giri menambahkan, pihaknya masih mendata dampak bencana alam. Lebih lanjut dikatakan, sampai Senin (10/7/2023), tidak terdapat korban jiwa dalam kejadian bencana di Kabupaten Tabanan.